Uniqlo telah menjadi brand yang mendunia. Brand tersebut dikenal di banyak negara, termasuk Indonesia. Besarnya Uniqlo tak bisa dilepaskan dari sosok Tadashi Yanai yang merupakan pendiri perusahaan.
Pria kelahiran 7 Februari 1949 tersebut membuka toko Uniqlo pertamanya pada 1984 dengan nama Unique Clothing Warehouse dan kemudian menyebar ke berbagai negara.
Namun siapa sangka, Tadashi Yanai yang kini menjadi orang terkaya di Jepang dulunya hidup pas-pasan. Bahkan, ia pernah tinggal di sebuah ruko sebelum membesarkan bisnisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tadashi Yanai lulus dari Universitas Waseda Tokyo pada 1971. Pria yang mengambil jurusan ilmu politik ini memulai kariernya dengan menjual pakaian pria dan peralatan dapur di Supermarket Jusco.
Setelah menghabiskan satu tahun di Jusco, ia keluar dari pekerjaan itu. Kemudian Tadashi Yanai memilih membantu usaha ayahnya di sebuah toko pakaian pria bernama Ogori Shoji yang saat ini bernama Fast Retailing.
Toko tersebut menjadi tempat berjualan ayahnya sekaligus sebagai tempat tinggal Tadashi Yanai dan keluarga. Di lantai pertama menjadi toko, sedangkan di lantai kedua menjadi rumah.
Tahun 1984 Tadashi Yanai memberanikan diri pindah ke Hiroshima. Di situ lah perjalanan Uniqlo dimulai. Dari awalnya cuma toko di pinggiran kota kecil, kemudian membuka puluhan toko lain. Tadashi memimpin proses go public perusahaannya pada tahun 1994. Kini, perusahaannya memiliki lebih dari 2 ribu toko.
Dikutip dari Forbes, Rabu (6/7/2023), Tadashi Yanai dan keluarga memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 37,1 miliar atau sekitar Rp 571,34 triliun (kurs Rp 15.400). Kekayaan tersebut menempatkannya di posisi pertama atau orang terkaya di Jepang. Di dunia, Tadashi Yanai dan keluarga berada di urutan ke-39.
Disebutkan juga, Tadashi membangun kerajaan ritel pakaian di bawah payung Fast Retailing yang merupakan induk Uniqlo. Selain Uniqlo, Fast Retailing juga memiliki merek lain yakni Theory, Helmut Lang, J Brand dan GU.
Uniqlo sendiri telah memiliki 2.400 toko yang tersebar di 25 negara. Tadashi ingin perusahaannya menjadi terbesar di dunia yang berarti harus melampaui H&M dan Inditex (induk Zara).
(acd/fdl)