Seringkali rencana karier yang dibuat tidak sesuai dengan rencana. Misalnya, para fresh graduate menginginkan pekerjaan tertentu, tapi justru yang didapatkan berbeda.
Apabila hal tersebut terjadi, jangan buru-buru resign atau mencari pekerjaan baru. Pasalnya kita bisa mengambil pelajaran dari pekerjaan tersebut yang nantinya bisa berguna di pekerjaan selanjutnya.
Hal ini diungkapkan oleh Praktisi dan Konsultan Sumber Daya Manusia (SDM) Audi Lumbantoruan. "Nikmati pekerjaan itu, pelajari dari apa yang didapat dari pekerjaan itu," kata Audi kepada detikcom, Senin (9/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kita harus bisa menggunakan kesempatan bekerja untuk mempelajari dan memahami tujuan dari pekerjaan tersebut. Biasanya dari hal tersebut akan terbentuk minat dan keinginan yang mendorong supaya kita bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
"Ujungnya akan membangun sense of belonging. Sense of belonging itu belum tentu menyukai (pekerjaan) tapi dia merasa itu tanggung jawab saya, saya lakukan," tambahnya.
Walau demikian, apabila orang tersebut masih ingin mencari pekerjaan yang diinginkan, ada baiknya memikirkan secara matang sebelum melepas pekerjaan yang sudah didapat. "Saran saya, pertimbangkan matang-matang, bijaksana, dan hati-hati mengambil keputusan," tuturnya.
Audi juga mengatakan, dalam membuat perencanaan karier sebaiknya sudah dilakukan sejak di bangku SMA.
"Idealnya itu sebenarnya di awal dia SMA dan itu harusnya tanggung jawab orang tua. Karena di awal SMA dia sudah mulai mengerti dan sudah ada minat," tuturnya.
Ia juga menyebutkan pentingnya keberadaan orang tua untuk membimbing anaknya dalam membuat perencanaan karier. "Keberadaan orang tua di sini penting banget. Untuk mengarahkan, untuk mencari tahu minatnya sehingga anak itu tidak salah kaprah," tuturnya.
Ia menambahkan, orang tua juga tidak boleh memaksakan kehendaknya untuk karier anaknya. Namun, orang tua bisa mengarahkan, memberikan kesempatan atau tanggung jawab kepada anaknya dalam menentukan minatnya.
(ara/ara)