Pak, setelah ini diresmikan konon mau ada tol elevated lainnya yang akan dibangun yang akan tembus ke Purwakarta ya?
Jadi itu bukan elevated, namanya Japek Selatan, Jakarta-Cikampek Selatan. Itu rute baru, jadi dari Jatiasih sampai Purwakarta. Jadi itu sebagai jalur alternatif bagi mereka yang ingin ke Bandung atau Jawa Barat bisa melewati tol yang nanti akan kita, ini sebenarnya kami Waskita yang mengerjakan, mungkin akan selesai di 18 bulan kemudian. Dan ini nanti bisa alternatif bagi masyarakat yang mau ke Bandung lewat jalan lain.
Jadi nanti ke depan pemerintah itu punya 4 alternatif kalau mau ke Jawa Barat. Pertama itu lewat Tol Japek yang di bawah, kedua lewat jalan tol layang yang di atas, yang disebut Japek II Elevated. Ketiga yaitu lewat Japek Selatan, yaitu ruas dari Jatiasih sampai Sadang, Purwakarta. Yang keempat itu dari Sukabumi, itu nanti sampai Padalarang. Namanya Sukabumi-Ciranjang-Padalarang.
Itu sudah dibangun juga?
Belum, jadi saat ini trasenya sudah dalam, inisiasinya sudah ada di kami di Waskita, dan mungkin akan kami mulai konstruksi di tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia Jatiasih, kalau yang sekarang ini kan baru paket pertama itu dari Sadang sampai namanya Tanah Mekar. Dari situ nanti dari Tanah Mekar langsung sampai Jatiasih.
Jadi sebetulnya total proyek tol yang lagi digarap Waskita ada berapa ruas dan km?
Saat ini kami sebagai BUJT, dalam hal ini sebagai investor maupun kontraktor, kami mengerjakan 1.050 km. Dari 1.050 km ini, yang sudah didivestasi itu saya lupa, tapi sekarang jadi tinggal 820km. Jadi sekarang ini kami punya 820 km. Di mana dalam 820 km tol Waskita ini, 300 kmnya sudah beroperasi. Jadi yang sekarang sedang dalam pekerjaan kami ada 500 km.
Itu bukan hanya di Jawa?
Bukan hanya di Jawa. Kami memang kemarin yang paling banyak di Trans Jawa, kemudian yang kedua kami juga mengerjakan Trans Sumatera, di sana ada yang sebagai kontraktor, ada juga yang sebagai BUJT.
Kalimantan, ibu kota baru ada?
Berikutnya kami akan menyasar ke sana. Ini menjadi sesuatu yang sangat seksi karena kita ingin segera menjadi agen pembangunan pemerintah saat ini karena Pak Presiden sangat fokus pembangunan ibu kota baru di sana. Di mana kita tahu bahwa di situ akan ada kira-kira 400 km jalan, kemudian perumahan untuk ASN pun sekitar 300 ribu unit lebih atau sekitar 1,5 juta jiwa yang akan pindah ke sana.
Jadi kalau kita melihat kebutuhan ini saja sudah sangat besar peran yang harus kita berikan di ibu kota baru nanti. Dan kami saat ini sedang dalam masa menyiapkan, sudah ada tim yang kami siapkan untuk melakukan riset, dan kami sudah melakukan, membuka pabrik beton di sana.
Pak Jokowi bilang BUMN ini jangan cuma jadi jago kandang, tapi juga ekspansi ke luar. Kalau Waskita sendiri rencana ke luar?
Saat ini currently projectnya itu ada di Arab Saudi, kita sudah ada lama di sana. Kemudian kita juga pernah mengerjakan kantor di Arab Saudi. Berikutnya saat ini kami sedang menyasar ke Filipina dan juga ada beberapa yang akan kita kerja sama ke Malaysia.
Jadi kalau untuk go internasional ini sebenarnya kami sudah memulai cukup lama. Dan mungkin saat ini, tahun-tahun ini adalah masa-masa kami lebih meng-increase program untuk ekspansi ke luar negeri. Karena ini dalam rangka meningkatkan pasar eksternal untuk menjadi makanan bagi produksi kami.
Ada satu isu yang cukup kontroversial terkait penjualan jalan tol. Presepsi, narasi yang berkembang di masyarakat bilang ini BUMN malah jual aset negara?
Jadi saya mau klarifikasi ya. Ini pemahaman yang keliru, melepaskan aset ini pemahaman yang sangat keliru.
Jadi yang namanya jalan tol itu ada dua, ada jalan tol solicited dan unsolicited. Nah kami BUJT itu itu mendapat konsesi, jadi konsesi atas jalan tol. Yang memiliki tanahnya, asetnya tetap pemerintah. Tapi kami memiliki hak konsesi selama, macam-macam, ada yang 40 tahun dan lebih, atau mungkin ada yang kurang dari itu.
Kami sebagai development agen, untuk membangun Indonesia, memiliki komitmen untuk mampu me-roll over. Jadi apa yang kami deliver di tahap pertama harus mampu mengungkit kemampuan kami di tahap kedua, dan ini yang dibutuhkan masyarakat. Jadi problemnya adalah kami melakukan moving segera, jadi kalau saya, akhirnya bisnis Waskita mengalami perubahan. Jadi mulai dari pertama kami men-create investasi proyek infrastruktur, kemudian kita kerjakan, kemudian kita operasikan yang memang pada saat kita operasikan belum ter-divest, atau memang ini adalah potensi recurring income untuk Waskita. Kemudian berikutnya kita divest.
Nah di sinilah yang kita divest, yang kita lakukan pelepasan konsesinya. Jadi sekali lagi ini melepas konsesinya ya, bukan menjual aset. Jadi melepas konsesinya bukan aset. Di dalam konsesi itu ada yang namanya recurring income, ada revenue, itulah yang kita lepas. Jadi kepemilikan kami itu lebih kepada bagaimana konsesi kami yang kami lepas. Dan saat ini yang kami lepas adalah yang minoritas.
Rencana ada berapa ruas tol lagi yang akan dilepas?
Kami masih memiliki 16 ruas jalan tol. Harapan kami dari divestasi 2 ruas jalan tol yang baru saja terjadi, maka kemampuan kami bertambah untuk segera mendeliver program infrastruktur kami bagi pemerintah.
Jadi dari 16 ruas tol tersisa, mana lagi yang akan dilepas?
Jadi kami memang punya 16 ruas tol ya. Bagi kami adalah, ini kalau kami menawarkan sesuatu, seberapa jauh minatnya, kan begitu. Tentu ini akan kami compare dengan seberapa jauh kebutuhan kita. Pokoknya dari 16 itu kami akan berusaha mendivest sesegera mungkin yang mana. Jadi kami tidak membatasi. Dari bundling yang kami punya, yang kemudian match dengan apa yang dimaui oleh investor, ini yang akan kami lepas.
Targetnya berapa triliun yang ingin dikantongi Waskita?
Ya insyaallah si kalau semuanya ini banyak sekali. Kalau bisa laku segera semua akan lebih baik bagi Waskita.
(fdl/fdl)