Sosok Aldi Haryopratomo menarik untuk dikulik. Usai menyelesaikan tugas sebagai CEO GoPay, kini Aldi berlabuh ke sebuah startup yang bergerak di sektor perikanan atau akuakultur, eFishery.
Tentu saja, akuakultur merupakan bidang yang jauh berbeda dengan bidang yang Aldi geluti sebelumnya yakni di bidang dompet digital.
Ia juga bercerita mengenai gagasan dari perusahaan rintisan ini serta produk yang dikembangkan. Serta, manfaat yang dirasakan para pembudidaya ikan.
"Terus terang waktu Gibran cerita seru banget sih 'Mas aku bikin robot yang bisa tahu kapan ikan itu laper sehingga kasih makannya lebih pas'. Kan aneh banget kan, ada startup bikin robot yang tahu ikan itu laper, siapa yang mikirin ikan itu laper, kapan. Itu menurut saya bagus banget idenya," kata Aldi Jumat lalu.
Aldi punya misi besar terhadap startup ini. Apa saja rencana Aldi? Simak petikan wawancara detikcom dengan Komisaris eFishery Aldi Haryopratomo berikut ini:
Sebenarnya saya sama Gibran (CEO eFishery) itu sudah kenal sudah lama ya, 5 tahun lebih kayaknya. Jadi kita pertama kali bertemu di World Economic Forum di Manila. Setelah itu kita juga bertemu di Endeavor, Endeavor itu sebuah organisasi entrepreneur.
Waktu di Endeavor Gibran minta tolong 'Mas boleh nggak aku ketemu lah sebulan sekali, atau apa minta bantu kalau ada pertanyaan'. Dari situ ya aku sih, niat Gibran semangatnya sama, sama saya, dia bener-bener mau membantu orang di desa terutama. Waktu itu saya masih di Mapan dan nggak banyak lah yang bener-bener fokus ke sektor yang pedesan dan juga produktif sehingga akhrinya saya setuju.
Sejak itu kita ketemu sih setiap bulan, kadang-kadang telpon, kadang-kadang ketemu, dan akhirnya setelah 5 tahun dia makin gede juga, saya juga pindah ke Gopay, dan dia dapat investment dari Go Ventures sebagian Gojek Group yang saya juga bagian di situ.
Gibran minta kalau misalnya kalau dia dapat investment dari sana saya jadi komisarisnya boleh nggak, dformalkanlah sesuatu yang sejak lama.
Kalau mau ditanya singkatnya ya intinya saling bantulah, saya bantu Gibran bagaimana tentang caranya membesarkan usaha, Gibran juga mengenalkan industri perikanan dan akhrinya saat dia membutuhkan komisaris formal ya saya menjadi mentor yang formal sebagai komisaris. Kan peran komsirasis sebagai mentor ya.
-Apa yang bikin Anda tertarik masuk ke eFishery?
Pertama dari sisi industrinya, saya melihat bahwa eFishery dan Gibran bener-bener membantu pembudidaya ikan, yang artinya fokus ke masyarakat di pendesaan yang mungkin jarang dijangkau oleh teknologi.
Yang kedua mereka sangat grassroots, artinya membumi jadi masalah yang dipecahkan masalah sehari-hari adalah bagaimana caranya supaya pembudidaya ikan itu kalau memberi makan ikan itu lebih baik dan lebih efisien.
Terus terang waktu Gibran cerita seru banget sih 'Mas aku bikin robot yang bisa tahu kapan ikan itu laper sehingga kasih makannya lebih pas'. Kan aneh banget kan, ada startup bikin robot yang tahu ikan itu laper, siapa yang mikirin ikan itu laper, kapan. Itu menurut saya bagus banget idenya. Dan kedua bener-bener merakyat banget mirip sama misi saya waktu di Mapan.
Berikutnya kalau dari sisi saya sendiri, saya alhamdulilah sudah punya banyak pengalaman lah bangun startup, dan ini yang ketiga startup yang saya gabung, terus saya bangun juga. Mulai Kiva, Mapan sampai Gopay. Dan saya ingin membantu orang-orang kaya gitu berani gimana caranya Indonesia banyak entrepreneur-entreprenuer yang punya misi mengangkat orang-orang yang sulit terjangkau. Intinya bagi-bagi ilmu bagi-bagi pengalaman.
-Banyak orang belum familiar eFishery dan sistem kerjanya seperti apa? Ada gambaran bukti nyata itu membantu orang-orang?
Jadi Indonesia itu sebenarnya negara kedua terbesar di dunia dari sisi budidaya ikan, pertama itu China. Kebanyakan budidaya adalah individual atau budidaya kecil. 70% atau mayoritas dari biaya untuk membudidaya ikan adalah biaya pakan, kan ikan dikasih makan. Selama ini mayoritas pemberi pakan adalah manual, kalau ikan disebarin. Nanti beberapa jam disiram lagi. Kalau udang sama 4 jam sekali.
Si eFishery melihat kalau pakan itu diberikan saat yang tepat dengan menggunakan data, dengan menggunakan gerakan ikan dan sensornya bisa melihat kapan ikan itu butuh makan, kaya manusialah. Tapi ikan nggak bisa ngomong, siapa yang mau nanya 'sudah lapar belum?'.
Kalau di sini robot ini mendeteksi dengan data, data itu diolah sehingga feeder ini ada alat tabung, bisa diisi pakan, dia akan mengeluarkan makanan tersebar di kolam tersebut.
Let's say luasnya yang saya lihat di Subang itu 3x7 kolamnya, ada feedernya nanti dia kasih pakan ikan. Manfaatnya apa, pertama, jumlah pakan pasti lebih hemat, jadi pembudidaya biayanya berkurang kedua kemarin kata Pak William saya kunjungi juga, makanannya lebih merata tersebarnya daripada kalau manual, nggak ada yang mengendap. Airnya lebih sehat, yang mati lebih sedikit. Kemarin di tempat itu adalah 15% berkurang ikan yang mati karena berebut makanan.
Terakhir besaran beratnya ikan itu lebih merata, sehingga pas menjual lebih mudah karena orang maunya ikan itu ya bentuknya kira-kira sama.
Dengan manfaat ini, dengan makanan lebih hemat, ikan lebih sehat, dan lebih merata insyaallah pendapatannya meningkat dari sisi pembudiaya ikannya.
-Selain itu apa saja yang ditawarkan eFishery?
Ada lagi, berikutnya kita juga punya program masalah pembiayaan. Jadi kebanyakan pembudidaya ini sulit mendapatkan pembiayaan karena kan tidak punya data. Kalau saya di Gopay suka bilang 'Kita harus membuka tabir dari usaha mikro ini'. Dengan eFishery itu dengan data kita memberikan akses pinjaman, jadi kita connect-kan ke bank, perusahaan pembiayaan, sehingga mereka bisa mendapatkan pinjaman untuk membeli pakan.
Karena banyak sekali, pembudidaya ikan kadang-kadang terpaksa menjual ikan padahal belum gede. Kadang-kadang tak punya uang untuk membeli pakan. Kan kasian, kasian pembudidayanya, kasian ikannya masih kecil ko sudah dijual.
Terakhir knowledge, eFishery sebagai perusahaan teknologi punya tim sangat merangkul si pembudidaya ini. Jadi bener-bener saya lihat ke lapangan mereka kenal, kaya keluarga, sementara orang-orang ini jarang disentuh, belum terjangkau, dan itu membuat apa ya harga diri mereka juga naik, pengetahuan meningkat, setiap kali ke sana saya lihat pakai baju eFishery.
-Ada kesulitan ketika eFishery terjun ke pembudidaya?
Ini menceritakan apa yang Gibran diceritakan. Pertama edukasi pembudidaya ikan supaya mereka melihat manfaat ini karena bagaimana pun suatu hal baru pasti menakutkan karena kan ada risikonya. Mencoba sesuatu ada risikonya, ada biayanya. Tapi caranya eFishery ke bawah itu dengan pertama, mencari tokoh tani, penjual pakan atau pembudidaya ikannya untuk mencoba dulu. Kalau sudah percaya ya nanti dia kasih tahu temen-temennya.
-Mudah nggak bagi pembudidaya yang ingin masuk eFishery?
Mudah, kalau masuknya sih mudah, mungkin mendapat kepercayaanya nggak gampang. Kalau sudah masuk mudah, kita sih sudah cukup lancar dari sisi rekrutmennya, trainingnya, tim kita sudah sangat manageable, kita juga punya eFishery Point tempat mereka bisa datang belajar sudah adalah. Makanya kita punya target ambisius nih 1 juta pembudidaya ikan dalam waktu 3 tahun ke depan.
-Dengan masuknya Anda, bagaimana rencana ke depan?
Yang pasti eFishery akan sangat fokus ke pembudidaya, akan menjadi apa, saat ini eFishery sudah menjadi perusahaan akuakultur terbesar di Asia kalau nggak salah. Jadi saya bilang terbesar di dunia bagaimana kita membuat ekosistem di mana pembudidaya ini punya akses teknologi, teknologi itu menghasilkan data yang bisa kita bantu mereka lagi, dan memberikan mereka akses pasar.
Kalau dari sisi inovasi kita, sekarang saja sudah meningkatkan kapasitas produksinya pembudidaya sebesar 26%. Kalau kita bisa lebih besar lagi, kita inginnya sih Indonesia bisa ekspor. Secara ekspor ikan dan udang itu jauh lebih tinggi, gimana caranya 2024 misalnya eFishery membantu ekspor dari sisi udang maupun ikan minimal meningkat hampir 2,5 kalilipat lah.
-Soal peta persaingan,banyak nggak yang mengembangkan aplikasi yang mirip dan bagaimana menghadapinya?
Kalau pengalaman saya, kalau misalnya kita menargetkan sebuah pasar atau membantu sebuah pasar yang sulit dijangkau biasanya persaingan terbesar bukan perusahaan lain, tapi dari apa yang mereka sudah lakukan.
Kalau udang ya saingannya gimana caranya getek-nya dia, gimana cara berubah getek ngasih makan di kolam diganti robot keliling di kolam. Itu saingannya penjual getek atau misalnya dari sisi mesin juga ada sih mesin pemberi makan ikan tapi kebanyakan masih manual masukinnya, diisi nanti dinyalain terus dreet (jalan).
Yang membuat komprehensif yang dibuat eFishery masih belum ada, karena pasarnya sangat besar, nggak apa-apa sih kalaupun ada lagi yang masuk membantu edukasi pasar, karena potensinya untuk akuakultur Indonesia masih besar sekali sebagai negara dengan pulau terbanyak otomatis mempunyai lahan yang besar sekali untuk akuakultur.
-e-Fishery menjangkau wilayah mana dan berapa pembudidaya yang terlibat?
Kalau menjangkaunya cukup banyak ya, saya nggak apal di mana saja, cuma kemarin saya sendiri ke Lampung, Jawa Barat, seluruh Jawa juga ada lah, Cirebon juga ada, Subang, Bogor intinya tempat-tempat ada budidaya ikan. Puluhan ribu sudah, puluhan ribu ke satu juta tiga tahun itu target.
Semua dari kecil kok, saya waktu di Mapan saya jualan panci satu-satu ke desa, tapi 1 juta keluarga nggak nyampai tiga tahun.
-Valuasi dan menggaet target investor?
Alhamdulillah sejauh ini banyak banget yang berminat, karena memang secara bisnis solid, beberapa artikel menjelaskan bahwa memang fundamentalnya kuat karena memang sektor produktif dan potensinya besar di Indonesia.
Kalau valuasi saya belum bisa share, cuma tahun lalu aja pendapatan bisa meningkat hingga 4 kalilipat dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi setahun 4 kalilipat lumayan buat startup. Kita berharap dari puluhan dari ribu pembudidaya jadi 1 juta itu dalam tiga tahun meningkat juga secara pendapatan maupun secara valuasi.
Saat ini fokusnya saya bilang Gibran juga sih fokusnya eFishery adalah bagaimana kita menumbuhkan jumlah pembudidaya. Yang namanya valuasi hanya nilai karena membuat sebuah nilai tambah atau membantu customer, semakin banyak orang merasa terbantu, maka pendapatan akan semakin banyak karena mereka akan menggunakan kita, dari situ valuasi juga akan naik.