Jakarta -
Seorang pengusaha muda, William Sunito masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia terbaru. Siapa William dan kenapa dia bisa masuk daftar Forbes?
Melalui perusahaan toko bahan kue onlinenya, William berhasil membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan pasokan dan harga yang murah.
Masa pandemi COVID-19 justru membuat usahanya mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai membuat kue untuk dikonsumsi maupun dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom berkesempatan mewawancarai William dan membahas terkait Tokowahab.com sampai prospek usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang kuliner saat ini. Berikut hasil wawancaranya:
Bisa diceritakan sejarah awal berdirinya Tokowahab.com ini?
Toko Wahab sendiri merupakan turun temurun dari keluarga saya yang menjual bahan-bahan pembuatan kue. Pada 2015 saya kembali dari Amerika Serikat (AS), waktu itu saya melihat banyak sekali toko-toko bahan kue yang hanya fokus ke eceran dan distributor yang fokus ke pemain besar atau pabrik. Tapi tidak ada yang fokus di UMKM kecil tapi mau beli grosir. Jadi mereka membeli di toko eceran dengan harga 15-20% lebih mahal.
Karena itu saya terpikirkan untuk membangun Tokowahab.com. Saya ingin beda dari yang lain karena fokusnya memang di bahan-bahan bakery dan pastry untuk memenuhi kebutuhan UMKM. Selain itu saya juga dulu melihat penjualan bahan kue benar-benar tidak transparan.
Dulu, orang kalau mau beli, semuanya datang ke toko atau lewat telepon. Kalau di toko ini tidak ada dia cari ke toko lain, kalau tidak tahu ada toko lain ya mereka pulang tanpa bawa apa-apa. Dengan Tokowahab.com ini, semua harga transparan karena dicantumkan di webiste. Sekarang kita jadi patokan harga, karena sebelumnya tidak ada yang begini.
Orang tua saya sempat komplain jangan mencantumkan harga, karena takut ketahuan kompetitor. Tapi saya sampaikan ke mereka jika ini masa depan dan harus dilakukan 'ya masa depan harus kayak gini'. Jadi satu untuk mendapatkan produk yang paling affordable dan harga yang paling terjangkau.
Kasihan kan UMKM kita, kalau bisnis besar atau pabrikan mereka sepertinya tidak perlu dikasihani karena punya power untuk negosiasi. Kasihan itu konsumen kecil UMKM yang harus biasa beli di pasar atau toko kelontong yang harganya 15% lebih mahal.
Apa lagi yang ditawarkan Tokowahab.com?
Kemudahan, karena konsumen tinggal membuka website. Mereka tinggal pilih, kalau mau tanya bisa live chat yang ada dari Senin sampai Sabtu 8 jam sehari. Pasti kita balas kalau ada pertanyaan, kalau tidak dalam waktu 1 x 24 jam pasti kami jawab.
Tokowahab.com ini juga selalu memiliki sertifikat halal di produk yang dijual. Kemudian produk harus lulus uji BPOM. Karena saya tidak ingin membahayakan konsumen. Kalau ada pembeli yang tanya, mana sertifikat halalnya? Pasti akan kita kirimkan.
lanjut ke halaman berikutnya
Bagaimana penjualan Tokowahab.com selama pandemi?Kita bersyukur ada kenaikan. Kalau dirata-ratakan ada 50% per tahun. Tapi memang waktu awal pandemi di bulan Maret 2020 itu kita terpukul karena masih awal PSBB kan. Itu kita tetap adaptasi. Kemudian di bulan berikutnya drop tapi beberapa bulan kemudian langsung naik.
Jadi secara online pun masih bisa naik 20% lebih. Kita bersyukur tahun ini di kuartal I makin membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Permintaan sampai sekarang juga masih tinggi. Tapi yang jadi masalah adalah produknya yang berkurang karena 70-80% masih produk impor.
Seperti mentega, keju itukan masih impor. Kendalanya dari importir di Indonesia tidak stok terlalu banyak. Karena pandemi tahun lalu mereka sempat over stock dan sekarang belum kembali normal. Lalu masalah shipping container yang memang sedang bermasalah di seluruh dunia. Lalu shipping cost yang tinggi membuat pasokan jadi tidak konsisten.
Bagaimana strategi Tokowahab.com menghadapi masalah tersebut?
Sebenarnya kita kan Tokowahab.com ini lebih ke B2B, jadi kita berupaya untuk menjaga stok dan memastikan ke customer jika barang tersedia. Untuk customer reguler yang sudah biasa belanja di kita akan kita dahulukan. Sebisa mungkin kita tidak menaikkan harga secara tiba-tiba. Itu strategi kami. Tapi kalau ada customer baru biasanya mereka akan masuk ke tier kedua. Kalau produk tidak begitu banyak ya sorry to say mereka tier kedua dan mereka pesan tidak ada.
Karena itulah Tokowahab.com tetap bisa berkembang, karena kita itu lebih ke perusahaan service dan menurut kita relationship terhadap customer itu sangat penting banget. Lalu customer kita itu pasti beli lagi, beli lagi karena kita ada kebijakan itu
Menurut Anda seberapa penting UMKM kuliner untuk perekonomian Indonesia?
Sangat penting karena saya lihatnya begini, sekarang UMKM Indonesia itu mayoritas di kuliner. Kalau dari pengamatan misalnya pergi ke PIK atau Kepala Gading, pasti di kiri kanan banyak tempat kuliner. Mayoritas itu kuliner itu yang membuat perekonomian Indonesia itu berkembang. Karena menurut saya sangat penting karena di Indonesia ini UMKM nya itu masih paling banyak di makanan.
Anda masuk ke Forbes Under 30 Indonesia, tahun ini masuk ke Under 30 Asia. Bagaimana perasaan Anda?
Bangga sekali, di satu sisi kan ini bukan hanya membawa nama harus perusahaan. Tapi membawa harum nama Indonesia juga gitu. Karena yang masuk di e-commerce di Indonesia kalau dicek kalau gak salah sih saya saja dari Indonesia e-commerce B2B ecommerce dan hanya fokus di bakery dan pasty.
Kalau yang lain-lain kan bukan di bidang seperti ini gitu. Nah itu yang membuat saya bangga dan mendapatkan banyak apresiasi juga dari perusahaan-perusahaan nasional dan internasional buat bahan-bahan pangan. Ini artinya orang-orang bisa melihat oh di Indonesia ada perusahaan e-commerce yang fokus pada bahan pangan yang perusahaan-perusahaan luar pun makin berani masuk ke Indonesia.
Berapa target UMKM yang akan diajak menjadi mitra Tokowahab.com?
Kita sih menargetkan kapan sampai bisa achieve lebih 100 ribu UMKM bahkan kalau 1 juta UMKM yang di bidang kuliner belinya dari kita. Itu yang bener-bener kita fokuskan. Sekarang kita masih kecil banget 3.200 sedangkan di Indonesia itu ada berapa juta UMKM jutaan itu gede banget.
Tapi saya tidak mau melihat UMKM buka satu tahun tutup satu tahun tutup. Itu kan sedih banget ya. Saya dengan tim lagi berfikir banget bukan hanya mensuplai secara produk tapi mensuplai secara edukasi juga biar mereka menjadi satu perusahaan yang sustainable yang bener-bener besar gitu sih.
Besar di keluarga penjual bahan kue, apakah Anda hobi membuat kue?
Saya sebenarnya hobinya itu adalah di bidang keuangan, finance. Awal mulanya itu saya finance dan hobi sampingan saya itu mengetahui soal ekonomi dan teknologi.
Jadi cari tahu aja di Indonesia ekonominya gimana, teknologinya gimana. Pas saya balik dari Amerika wah ini ada potensi yang gede banget nih di bahan kue di e-commerce jadi dari situlah dan disisi ini menjadi hobi saya.Hobi membuat kue lebih ke kakak saya, kakak saya kan chef jadi saya kerjanya cuman supply saja.
Kerjanya nyobain produk baru ada apa coba coba saja. Nah dari situ menjadi hobi di sisi tersebut adalah hobi bisnisnya dan hobi utama saya buat Toko Wahab ini bukan karena saya hobi mikir tapi karena saya karena saya merasa ini ada masalah yang perlu saya solve deh di UMKM ini gitu.
Makanya saya selalu berharap banget pemerintah bisa melihat hal tersebut gitu biar bisa disupport. Kan saya juga manusia biasa, perusahaan biasa ya gak bisa lah sendirian untuk mendongkrak pasar tersebut yang besar banget. Ratusan jiwa di Indonesia dan UMKM makin membesar setiap kali anak lulus sekolah bikin apa? Cafe, bakery. Dan hal-hal tersebut kan yang harus bisa kita bantu lah gitu.
Sempat ada kendala penolakan dari orang tua, bagaimana akhirnya meyakinkan mereka?
Awal mulanya saya bikin e-commerce TokoWahab.com ini. Orang tua saya itu cuman kasih saya budget saya untuk gaji satu kali saja. Karena saya backgroundnya bukan coding. Saya sudah minta ya udah saya nggak usah digaji. Saya 2 tahun pertama tidak menerima gaji apapun. Saya tidak mengambil untuk seperti perusahaan start up yang lain meraup funding.
Saya nggak akan seperti itu karena menurut saya tes dulu lah ada marketnya nggak. Udah dikasih gaji 1 engineer saya kerja sama dia aja berdua. Setelah itu bikin website nya selama 2 bulan akhirnya launching. Saat itu bener-bener nggak ada kompetitor sama sekali dan masalahnya beneran ada. Akhirnya ada orang yang beli tanpa ada orang marketing sama sekali. Tanpa ada budget marketing. Dia ketik produk di Google dan yang muncul kita. Dia beli dari situ kita lihat bulan ke bulan kok naiknya 2 kali lipat, 3 kali lipat. Waktu itu cepet. Saya beruntung banget sih, saya boleh dibilang salah satu yang paling beruntung di Indonesia untuk bikin perusahaan seperti ini
Saya itu hoki banget. Kalau sekarang belum tentu saya bisa seperti itu. Saya selalu cerita bukan hanya pinter menurut saya hal seperti itu 50% pinter dan kerja keras itu 50% itu hoki gitu beruntung. Karena timingnya tepat, kalau sekarang contohnya kita masukin di Google itu nggak muncul di page 1.
Kalau dulu saya masukin keluar saya di page 1 di rank 1 bahkan. Nah itu yang membuat saya bener-bener beruntung dan akhirnya berkembang. Orang tua saya melihat ini dia lagi ngelakuin apa ini kok penjualannya naik. Dia orang bikin perusahaan harus punya sales harus punya apakan. Nah dari situ orang tua saya percaya tapi orang tua saya juga sama keluarin budgetnya kecil-kecil beda dengan yang lain jadi awalnya dia keluarin budget wah ada untung, keluarin dari keuntungannya lalu masukin lagi. Nah dari situ kita berkembang. Nanti hire Customer Support yang buat live chat. Lama-lama berkembang sekarang sudah full team dan saya sekarang yang urusin strategi dan kebanyakan manusianya sih.
lanjut ke halaman berikutnya
Pesan-pesan buat anak muda gitu yang ingin mulai usaha?
Untuk membuat perusahaan itu harus bekerja keras. Semua yang dilihat di media sosial dan berita sepertinya enak sekali nih orang. Yakin, awalnya mereka tidak seperti itu. Saya 2015 - 2018 masih memikirkan konsep.
Selama menyiapkan usaha itu saya jarang keluar dengan teman, jarang berkumpul, tidak ada hari libur. Boro-boro orang kerjanya setiap hari mikirin ini (Tokowahab.com. Jadi menurut saya awal-awal jangan berfikir ini gampang yang penting ada modal gede. Terus berfikir lagi kalau gak ada modal gimana mau berbisnis gak seperti itu. Menurut saya sekarang itu bisnis apapun bisa asalkan bener-bener kerja keras, bener-bener ada marketnya gak. Jadi nyari market dulu.
Jadi harus ada marketnya yang utama?
Betul, bukan nyari produk dulu itu konsep saya. Saya cari market dulu baru cari produk. Ada orang bilang wah saya punya ide nih bikin hand sanitizer pasti bisa booming, ada marketnya nggak? Kalau saya sebaliknya oh ini ada problem ini, market ini gimana ya cara solusinya itu caranya saya. Makanya kenapa saya TokoWahab.com lebih, ibarat kata tidak melakukan funding-funding yang lain ya karena pada awalnya harus ada marketnya. Banyak yang butuh founding besar karena mereka itu kan berfikir develop produknya baru cari market. Itu butuh duit yang banyak, butuh banget duit yang banyak.
Persaingan sekarang makin ketat, bagaimana strategi Anda untuk Tokowahab.com?
Strategi kita tetap sama sih kita tetap fokus. Kita ada prinsip di perusahaan kita itu tidak melihat kompetitor punya strategi. Jadi menurut saya ada 3 macem strategi bisnis ya kita sebagai atasan ya.
Ada yang fokus terhadap kompetitor, ya kompetitor itu mau seperti apa sih. Kalau si A melakukan apa langsung aduh nih kita harus pastiin nih kita harus melakukan itu. Kedua ada yang product oriented yang fokusnya ke product aja.
Kita nggak mikirin kompetitor, kita nggak mikirin siapapun, customer yang penting saya buat bahan kue seperti ini pasti nanti ada yang beli. Ada yang fokusnya ke Product gitu. Ketiga ada yang fokusnya ke customer. Apa sih problemnya customer, customer maunya seperti apa.
Nah TokoWahab.com kita mempunyai cool down yang memakai strategi ketiga itu. sebenarnya customer maunya apa sih? kita mau keluarin produk seperti apa, kita mau solve problem seperti apa. Nah itu lah TokoWahab.com. Kita bener-bener hanya menggunakan strategi kita lihat ada marketnya nggak, ada problem demand market nggak, customer kita itu ada kemauan untuk ini nggak. Kalau nggak ada ya udah kita nggak jalanin. So far kita pun sangat fokus sih kita tidak menjalani bisnis-bisnis yang kita tuh nggak mampu punya. Kita tuh lebih menghabiskan waktu itu untuk berfikir apa yang kita harusnya nggak jalanin ketimbang apa yang kita jalanin.
Simak Video "Isyana, NIKI hingga TWICE Masuk 30 Under 30 Asia Forbes"
[Gambas:Video 20detik]