Srikandi BUMN Pilihan Erick Thohir, dari Bankir Kini Ngurusin Tol Laut

Wawancara Khusus Dirut PELNI Tri Andayani

Srikandi BUMN Pilihan Erick Thohir, dari Bankir Kini Ngurusin Tol Laut

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 08 Mar 2022 07:45 WIB
Direktur Utama PELNI Tri Andayani
Foto: Dok. PELNI

Sekarang ada kalangan yang beranggapan jika perempuan tak bisa jadi pemimpin, bagaimana tanggapan Ibu?

Menteri BUMN dalam beberapa kesempatan selalu menunjukkan dukungannya pada kepemimpinan perempuan dan itu dijadikan sebagai bagian dari transformasi SDM BUMN untuk mewujudkan kesetaraan kepemimpinan di BUMN. Bahkan beberapa waktu lalu juga beliau membuat event bagi para perempuan untuk menggantikan posisi Beliau sebagai Menteri dan menggantikan posisi 5 Direktur Utama BUMN dalam 1 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Regenerasi dan komposisi kepemimpinan perempuan saat ini benar-benar dimonitor dan dijadikan Key Performance Indicator Direksi oleh Kementerian BUMN.

Kita melihat bahwa di level Direksi BUMN jumlah kepemimpinan perempuan terus bertambah dan kinerjanya juga tidak kalah dibandingkan dengan pria. Jadi saya tidak setuju dengan anggapan bahwa perempuan tidak bisa jadi pemimpin. Dengan kelembutan kami kaum perempuan justru dapat menjadi motivator dan kolaborator dalam perusahaan. Kepemimpinan perempuan juga biasanya akan lebih soft dalam penyelesaian permasalahan, sekalipun tidak menghilangkan ketegasan kami dalam mengambil keputusan.

ADVERTISEMENT

Satu hal yang penting untuk kepemimpinan perempuan, bahwa sudah diberikan tanggung jawab di dunia kerja, maka harus bekerja dengan professional dan jangan baper-an (bawa perasaan). Kepemimpinan harus punya komitmen: kuat pikir, kuat mental, dan kuat fisik.

Di PELNI, dengan komposisi pegawai sebanyak Âą4.500 orang laki-laki dan 500 orang perempuan, yang berada di laut sebanyak Âą3.500 orang dan di darat sebanyak 2.000 orang tentu menjadi tantangan. Harapan saya, dengan bergabungnya kembali saya di PELNI menjadikan teman-teman dapat semakin guyub dan semangat untuk memajukan PELNI menjadi lebih besar dan kuat.

Apa prinsip yang Ibu pegang hingga saat ini?

Prinsip hidup saya adalah dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Kalau istilah Bahasa jawanya itu "Urip iku Urup".

Nah, Ketika saya sudah diberikan tanggungjawab untuk menyelesaikan satu pekerjaan, maka saya akan menyelesaikan pekerjaan itu hingga tuntas. Karena Ketika pekerjaan itu tuntas, hasilnya baru dapat dirasakan oleh banyak orang.

Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja mawas dan kerja ikhlas, itu adalah pedoman saya dalam bekerja. Kerja keras itu kita harus tahu bagaimana penyelesaiannya. Kerja cerdas itu mencari dan mengeksekusi solusi dari masalah yang sudah dipetakan tersebut. Kerja tuntas ya kalau kerja harus dituntaskan sampai tercapai tujuannya. Kerja mawas maksudnya selain bekerja juga jangan lupa melakukan pengawasan. Dan terakhir adalah kerja ikhlas, dimana kita tidak hitung-hitungan dengan waktu kerja kantor. Biasakanlah selesaikan semua pekerjaan kita yang bisa kita selesaikan semua di hari itu, karena kalau ditunda besoknya pasti akan semakin banyak atau terakumulasi.

Selain itu dalam bekerja juga harus achievement oriented. Hal ini supaya fleksibel dan tidak kaku. Kadang-kadang kita itu diikat oleh aturan yang kita buat sendiri. Misalnya saya mau lari ke sana mesti cepat, tapi sepatu yang dipakai masih sepatu balet, ya akibatnya bisa kepeleset karena tidak pas penggunaannya. Kan aturan bisa diubah, beli sepatu lari sehingga benar-benar bisa berlari dan tidak kepeleset. Istilahnya harus cepat beradaptasi. Selama itu kepentingan untuk mencapai tujuan korporasi ya lakukan.

Sebagai wanita karir, bagaimana cara Ibu membagi waktu dengan keluarga?

Membahagiakan keluarga pasti menjadi kebahagiaan kita juga. Karenanya saya selalu sempatkan untuk membagi waktu dengan keluarga walaupun sebentar. Yang penting kualitasnya. Nonton film, makan bersama atau hanya sekedar bercengkerama di ruang keluarga sambil nonton TV juga menjadi hal yang menyenangkan. Kalau ada cukup waktu, keluar kota tentu juga menyenangkan.

Bagaimana cara Ibu agar tetap fresh ketika menjalani pekerjaan?

Terkadang saya ingin keramaian, tapi terkadang saya ingin sendiri. Kalau ingin keramaian, biasanya saya kumpul-kumpul dengan teman-teman kuliah, teman-teman BNI, teman-teman Len Industri, teman-teman PELNI, teman-teman Phapros.

Entah hanya sekadar ngopi, makan atau berolahraga. Tapi kalau saya ingin sendiri biasanya saya main piano atau baca buku. Saya main piano sejak 10 tahun dan saya suka baca buku sastra Indonesia, antara lain karya Remy Silado, Ahmad Tohari dan Pramoedya Ananta Toer.


(kil/eds)

Hide Ads