Nama Dony Oskaria sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang karena beberapa kali menduduki jabatan penting di suatu perusahaan. Kini dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Sudah dua bulan Dony Oskaria dipercaya menjadi bos holding BUMN pariwisata dan pendukung sejak diluncurkan 13 Januari 2022. Salah satu yang sedang dikerjakan adalah memperbaiki fundamental dari setiap anggotanya pasca terkena dampak COVID-19.
"Tentu ini adalah financial aspek yang kita lihat, kita perbaiki fundamentalnya supaya perusahaan ini siap menghadapi pasca COVID-19. Periode ini kami manfaatkan untuk mereview bisnis modelnya, positioning-nya," katanya dalam wawancara khusus bersama detikcom di Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2022).
Dony Oskaria menjelaskan dalam jangka pendek prioritasnya adalah penataan bisnis bandara anggota holding dari operation based company menjadi service based company sehingga diharapkan ke depan komposisi pendapatan dari aero dan non aero jadi berimbang. Lalu juga konsolidasi 120 hotel milik BUMN, hingga mengembangkan kawasan di destinasi pariwisata super prioritas.
Dony Oskaria juga berbicara mengenai nasib Sirkuit Mandalika pasca gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia, proyek-proyek yang sedang digarap, perkembangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang sedang direnovasi, hingga persiapan pariwisata menuju era transisi menjadi endemi.
Tentu saja menurut hitungan kami, secara parameter kita waktu kita melaksanakan event ini tentu ada parameter yang ingin kita achieve, paling tidak ada tiga aspek yang harus terpenuhi. Satu adalah karena ini dijalankan oleh sebuah perusahaan tentu secara bottom line dia harus positif, paling tidak nggak rugi. Kedua karena ini dijalankan oleh BUMN tentu dampak ekonomi kepada masyarakatnya harus terasa, jadi tidak hanya kita menikmati tapi impact kepada masyarakat harus dirasakan oleh mereka. Ketiga ini juga terobosan baru yaitu exposure terhadap Indonesia-nya juga jadi parameter yang kita harapkan.
Dengan event kemarin itu tiga aspek ini dapat terpenuhi. Memang kami menyadari masih banyak tentu kekurangannya karena memang ini event pertama, banyak tentu ketidaksempurnaan karena itu atas nama InJourney dan seluruh anak usaha yang menjalankan event ini kami memohon maaf kepada para penonton tentunya yang belum maksimal kami layani. Mudah-mudahan tahun depan karena ini event 10 tahun kontrak dengan Dorna, jadi kita harapkan dan tentu improvement.
Itu disadari dari awal sebetulnya kita mencoba memitigasi ini tetapi karena antusiasmenya luar biasa. Kita bayangkan jumlah tiket sold out ditambah total penonton hari itu dengan penduduk sekitar kurang lebih 100 ribuan (orang). Jadi kita bayangkan daya tampungnya ini yang membuat (membludak). Tadi kami Kementerian BUMN, saya dipanggil Pak Menteri (Erick Thohir) bersama komandan lapangan mereview apa yang harus kita perbaiki untuk ke depan supaya acara ini menjadi lebih baik lagi. Artinya kita upgrade tingkat kepuasan kepada penontonnya jauh lebih baik lagi.
Secara kacamata pemerintah melihat kemarin itu di atas ekspektasi atau di luar ekspektasi atau memang sudah terbayang akan sebanyak itu?
Kita membayangkan di atas ekspektasi. Kita tentunya berharap karena di Mandalika orang masih berpikir jauh tetapi kita syukuri bahwa orang Indonesia dari sabang sampai merauke hadir. Saya ketemu orang ada yang dari Kalimantan, Medan, Surabaya, mereka hadir dan semuanya feel-nya happy. Semua senang karena bangga MotoGP ada di Indonesia. Kita juga melihat di luar ekspektasi juga, semua dampak ekonominya luar biasa dan kita berharap dengan event ini karena media promosi yang luar biasa disiarkan di 200 negara jadi kita harapkan ini orang mengenal Mandalika jadi lebih hebat lagi dan mengenal Indonesia.
Enggak. Itu bagian dari local wisdom dan gimik lah. Artinya memang kita melihat parameternya cukup berhasil untuk membuat pembicaraannya melirik Indonesia dan Mandalika.
Sukses ya mencuri show-nya? Mudah-mudahan positif ya dampaknya ke yang melihatnya.
Iyaa... Iyaa... Iyaa.
Nomor satu adalah bahwa keseluruhan dari perusahaan yang ada di bawah InJourney tentu mengalami dampak yang signifikan dari COVID-19. Kedua adalah, kita mengantisipasi ke depannya harus seperti apa pasca COVID-19. Ketiga adalah, perubahan fundamental dari setiap anak perusahaan dan visi kita menjalankan pariwisata di Indonesia secara umum. Jadi kalau kita lihat karena mereka terdampak secara signifikan dari COVID-19, prioritas utama kami adalah memperbaiki secara fundamental. Tentu ini adalah financial aspek yang kita lihat, kita perbaiki fundamentalnya supaya perusahaan ini siap menghadapi pasca COVID-19. Periode ini kami manfaatkan untuk mereview bisnis modelnya, seperti hari ini kita bicara dengan Bu Fetty (Direktur Utama Sarinah) bertepatan COVID-19 hampir kita anggap penghujung tadi Sarinah sudah berbeda. Kedua, kita harapkan bahwa setelah fundamentalnya kita lihat, kita mereview bisnis modelnya, positioning-nya, sebagai contoh bandara kita. Bandara ini kan secara operasional kita sudah sangat baik, artinya kita dikenal sebagai operator bandara secara operation sangat baik even kita termasuk top 10 bandara terbaik secara operation. Tapi kami ingin mentransformasi ini bahwa tadinya operation based company menjadi service based company sehingga kita harapkan ke depan komposisi revenue dari aero dan non aero-nya itu jadi berimbang bahkan kalau di airport lain itu non aero-nya sudah lebih dominan.
Mengantisipasi dampak-dampak di masa depan gitu ya?
Betul. Nah karena itu makanya kita lakukan perbaikan. Transformasi yang kita lakukan di bandara kita adalah memperbaiki kualitas service-nya, mengubah mindset-nya bahwa bandara itu adalah service. Kedua memperbaiki ritelnya karena kita punya company ritel seperti Sarinah nanti operatornya Sarinah akan mengoperate supaya ritel dimension-nya dapat, menghitung siapa tenant mix-nya, traffic flow-nya ini kan akan dilakukan secara profesional, ini transformasi yang kita lakukan sebagai contoh.
Sekarang sedang berlangsung kita lakukan dulu untuk tahap pertama itu di dua tempat, di bandara utama kita di Jakarta dan di Ngurah Rai. Kemudian kita lihat lagi di sisi hotel antisipasi pasca COVID-19, sebetulnya pemerintah itu memiliki 120 hotel yang masing-masing perusahaan memiliki operator yang berbeda-beda sehingga kita tidak bisa menonjolkan keunikan dari hotelnya. Ini InJourney kemudian menyatukan 120 hotel ini di bawah satu manajemen yang sama yaitu di bawah hotel Indonesia Group sehingga dia ke depannya ini akan menjadi one of the biggest chain hotel di Indonesia. Sekarang tahapannya sudah kita lakukan hotel-hotel dari Pegadaian sudah bergabung, Angkasa Pura bergabung, next-nya dari Pertamina akan bergabung. Total tahun ini kita targetkan sekitar 70 hotel akan menjadi satu, tahun depan seluruhnya akan selesai 120.
Saat ini yang sudah terkonsolidasi ada berapa?
70 hotel. Masih sisa 50 (hotel) lagi. Kita belum melakukan pengambilan ini semua karena saya harus mempersiapkan juga kemampuan dan kapabilitas orang dan manajemennya. Jadi dengan 70 ini kita perbaiki dulu kapabilitasnya, operation standard-nya.
Itu apakah ada kemungkinan diperkecil atau ada yang ditutup kemudian dikonsolidasikan atau jumlahnya akan tetap sama?
Jumlahnya sama dan kita harapkan justru bertambah dengan kita mengoperate. Kalau operatornya sudah bagus tentu yang swasta-swasta ingin bergabung juga dengan kita. Ini yang kita lakukan, kita mengubah manajemennya, meng-hire hotel-hotel yang bagus dengan manajemen ini kemudian kita menyusun operation standard-nya, service standard-nya, nah kemudian brand standard-nya sehingga kita sudah punya tiga hotel sekarang secara brand, kita ada khas untuk yang bintang 3, ada Truntum bintang 4 dan kita punya Meru untuk bintang 5. Ini nanti akan jadi standar dan kita harapkan begitu kita sudah cukup baik baru kita konversi lagi yang 50 berikutnya sehingga total tahun depan akan jadi 120 hotel.
Target di 2022 kalau nggak salah 330 jutaan wisatawan domestik ya? Kan supaya BUMN bisa bergerak dia harus sehat, apa yang dilakukan dan apa persiapan sejauh ini untuk masing-masing anggota holding?
Nomor satu memang secara fundamental kita perbaiki, kita mereview setiap bisnis prosesnya, kemudian juga tentu saja cost menjadi perhatian utama kita karena paling mudah itu tentu memperhatikan cost supaya fundamental bagus, yang kedua tadi bisnis model. Seperti Sarinah kalau dilihat bahwa ke depan bisnis modelnya akan jadi operator ritel seluruh BUMN. Dengan demikian secara fundamental itu jauh lebih baik karena tidak hanya mengoperasionalkan ini tapi juga ritel bandara, mal-mal milik perusahaan konstruksi kita itu semua akan disatukan di operator. Kedua juga di dimensi lain kita melakukan perubahan di perusahaan lain, di bandara kita melakukan banyak perubahan dan kita harapkan tahun ini secara ebitda sudah positif, AP I dan AP II tahun 2022 ini sudah akan positif karena trafik sudah mulai membaik terutama domestik ini sudah mencapai hampir 80-85% dari normal. Jadi yang masih terpukul itu di Internasional, tapi dengan dibukanya Bali dari hari ke hari juga meningkat, kami melakukan banyak aktivitas di bandara memberikan diskon untuk take off landing bagi asing dan lain-lain dengan waktu sementara, ini menyebabkan traffic juga membaik sehingga ini juga menjadi jauh lebih baik.
Tapi kalau kita lihat lagi anak perusahaan kita yang TWC, TWC ini juga sekarang dengan dibukanya domestic tourism secara finansial membaik. TWC ini juga kita ketahui bahwa sekarang TWC mengoperasionalkan Taman Mini Indonesia Indah, sedang kita perbaiki ini juga akan memberikan kontribusi sehingga 2022 kita harapkan dibanding 2021 setidaknya hampir semua perusahaan kita ebitda-nya positif walaupun secara bottom line masih ada negatif, tetapi kita harapkan seluruhnya ebitda-nya sudah positif, secara cash flow juga positif sehingga kita tidak memerlukan lagi tambahan-tambahan pembiayaan.
Berarti 2023 nggak ada PMN lagi?
2023 masih ada tetapi lebih kepada untuk growth. Ada beberapa yang kita butuhkan untuk menambah kapasitas. Kalau terkait bagaimana target kita mendatangkan turis domestik, sebetulnya di InJourney kita memiliki ada 10 kurang lebih project yang berkaitan dengan pariwisata yang sedang kita lakukan.
Satu yang di Mandalika kemarin MotoGP kita sudah selesai melakukan dan kita review terus. Ini event regular akan terjadi dan next November kita akan mulai lagi dengan World Superbike. Kedua Taman Mini kita sedang renovasi ini kita harapkan September selesai sehingga akan jadi traffic puller juga nantinya, kita harapkan ini jadi kombinasi yang menarik dari Taman Mini dan Sarinah untuk turis-turis nanti yang akan datang ke Jakarta. Berikutnya kita sedang ada proyek di Bakauheni Lampung Harbour City akan ada theme park di situ.
Sudah mulai?
Kita harapkan bulan depan sudah mulai groundbreaking dan lain-lain ini akan dikerjakan oleh Jatim Park. Kemudian masih di Sumatera kita ada di Siak, Riau kita sedang mengembangkan satu destinasi jadi semacam theme park di pinggir sungai Siak. Ini juga kita harapkan memberikan dampak terhadap perekonomian di lokalnya, ini oleh TWC. Kemudian ada di Sawahlunto itu karena ini adalah kawasan heritage Unesco, kita sedang membuat itu dan kita harapkan tahun depan selesai semua. Kemudian di Bali ini juga yang sangat besar, total orang Indonesia yang berobat keluar negeri itu dalam satu tahun 2 juta orang dan Rp 200 triliun devisa kita yang out flow. Untuk itu kita melihat wisata kesehatan jadi salah satu yang harus kita buat dan kita perkuat karena itu di Bali kita sedang membangun Internasional kawasan ekonomi khusus kesehatan, di dalamnya nanti akan ada 6 central excellent yang kita kerjasamakan dengan klinik-klinik asing contohnya ada Mayo Clinic. Ini terintegrasi nanti antara klinik kemudian botanical garden, resource hotel, convention, sekolah perawat, kemudian rumah untuk yang elderly. Ini terintegrasi dalam satu komplek seluas 43 hektar di Sanur, beachfront ini akan menjadi salah satu kawasan rumah sakit terbaik tentunya kita harapkan paling tidak di Asia yang memang ada pantai putih, hotel, resort, rumah sakit dan lain-lain.
Itu siapa yang mengerjakan nanti?
Sekarang yang mengerjakan kami dari Hotel Indonesia Natour bekerja sama dengan rumah sakit. Kemudian kita mengundang juga investor untuk beberapa rumah sakit lain yang kita harapkan nanti ini akan menjadi satu kompleks tapi ini milik BUMN, pemerintah. Ini juga sedang kita lakukan Tanjung Benoa akan menjadi pelabuhan khusus pariwisata akan ada yacht club di situ, pelabuhan cruise dan lain-lain ini juga sedang kita lakukan, di Bajo juga sama kami sedang mengembangkan. Di Borobudur sedang kami lakukan perubahan masterplan Borobudur, di Toba dan lain-lain.
Jadi memang ada satu perubahan fundamental yang dilakukan pemerintah di jaman sekarang yaitu kalau saya sebagai penggiat pariwisata melihat ini satu kemajuan yang luar biasa dan saya ketemu juga dengan teman-teman dari ASITA, PHRI dan lain-lain bahwa selama ini kita fokus kepada marketing based, kita lupa bahwa sebetulnya tourism itu adalah destination based. Sekarang lah kita melakukan tadi destination based development-nya. Jadi yang kita kembangkan destinasinya kemudian buat marketing yang kreatif, contoh Mandalika kita develop destination-nya, kita bikin MotoGP, kemudian marketingnya melalui siaran TV. Jadi ini contoh-contoh yang kita lakukan.
Pawang hujan kemarin juga termasuk bagian dari itu?
Haha iya. Jadi artinya bahwa kita lihat ini kita cukup optimis. Kalau destinasi ini kita kelola dengan baik, di samping itu juga saat ini semakin solidnya bahwa pembentukan TWC sebagai destination management organization, artinya pengelola destinasi profesional. Sekarang 12 dari destinasi Perhutani juga sudah dikerjasamakan dengan TWC. Kita harapkan kalau destinasi ini makin bagus, tentu turisnya makin banyak akan datang dengan sendirinya.
Perubahan pariwisata ini tentu akan ada efeknya ke masyarakat yang terdampak dengan adanya berbagai macam pembangunan itu. Gimana cara InJourney bisa mengkonsolidasikan ini semua?
Kebetulan pesan yang kami dapat dan juga saya berprinsip yang sama seperti misalkan di Sanur saya bertemu dengan perangkat desa adat, saya selalu menyampaikan pesan dari Bapak Presiden bahwa pembangunan itu harus dinikmati oleh masyarakat yang ada di situ. Jadi itu fundamental yang harus kita jadikan dasar. Kan ini negara, BUMN ini bukan hanya mencari keuntungan, sama seperti Sarinah tidak hanya bottom line yang dilihat tetapi dengan show case seperti ini berapa banyak nanti akan terjadi transaksi yang justru diterima manfaatnya oleh masyarakat.
Sama seperti saya di Bali kita ketemu selalu bertanya apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kalau pun masyarakat harus berkorban, dia juga tidak boleh berkorban tetapi dia harus menanggung dan menikmati juga. Jadi kalau berkorban kan prinsipnya kalah, (tapi) ini harus menang, ini yang kita lakukan juga di tempat-tempat itu. Termasuk di Mandalika marshal-nya orang lokal karang taruna yang kita invite. Kalau kita wawancara orang Mandalika kemarin saya tanya semua bersyukur, mereka merasakan yang tidak pernah mereka dapatkan selama ini secara finansial mereka mendapatkan. Bahkan waktu kita datang ke terminal kapal di sana itu mereka bilang 'Pak nggak pernah kami mendapatkan rezeki sebanyak ini'. Sopir Grab jam 6 pagi saya habis inspeksi saya tanya dapat berapa, 'saya sudah Rp 1,8 Pak hari ini'. Jadi artinya kehadiran kita, parameter yang dibebankan kepada saya adalah termasuk itu.
Bahkan secara spesifik seperti Taman Mini kita percantik tapi pesan yang disampaikan ke saya harganya nggak boleh naik karena ini untuk masyarakat harus mampu diakses oleh masyarakat. Jadi ini yang memang kita harapkan kehadiran kita ini pada dasarnya harus parameternya memberikan manfaat terhadap masyarakat di sekitar.
Halaman selanjutnya tentang kawasan Mandalika hingga nasib sirkuit usai ajang MotoGP. Langsung klik
Sudah berapa banyak investor yang masuk untuk bisa joint ke dalam dan boleh mungkin cerita progres pembangunannya?
Kalau kita tentu kalau di tempat kami yang memang kita mengundang investor itu ada di ITDC karena kita punya kawasan diinvite. Saat ini kita sedang mengembangkan fokusnya memang di Mandalika, dengan event ini banyak sekali kita mendapatkan penawaran kerja sama makanya dalam minggu-minggu ini kita akan ketemu dengan para calon investor. Kita harapkan dengan demikian akan cepat berkembang kawasan Mandalika. (Investor) lokal dan Internasional, untuk Internasional di antaranya ada 3 penyelenggara event Internasional yang datang ke kita karena mereka melihat antuasiasme yang luar biasa pada masyarakat. Mungkin menurut saya kita salah satu penonton terbanyak di MotoGP dari apa yang terjadi kemarin. Jadi ini mengundang banyak investor, penyelenggara event ingin sekali melakukan itu di Mandalika. Ini positif yang kita dapat.
Boleh dibocorkan investornya siapa saja?
Hahaha nanti karena kan kita masih proses dengan mereka pasti akan kita kasih tahu juga beberapa investor yang akan kita umumkan.
Event seperti apa yang mereka tawarkan?
Event otomotif tentunya jadi ada event otomotif, event sportline-nya karena ini kan Mandalika akan continue terus dalam setiap bulan itu kita harus ada event baik itu otomotif maupun juga event yang sifatnya commmunity based. Ada sepeda kita buat, kemudian triathlon, jadi macam-macam event yang kita buat untuk menghidupkan Mandalika.
Artinya dijanjikan setiap tahun nanti akan ada event Internasional di Mandalika?
Oh pasti, paling tidak tiga event (selain) yang MotoGP yang akan kita lakukan di Mandalika, International event. Ini kita harapkan makanya ini saya melihat bahwa Mandalika ini kan sebetulnya sudah lama sekali, kawasan ini kalau saya tidak salah dari tahun 97, jadi sudah cukup lama tetapi baru sekarang kita bisa menemukan formula yang pas sehingga kalau ditanya ke saya berapa lama kita optimis Mandalika akan paling tidak seperti Bali sektor Seminyak dan Canggu, ini menurut saya tiga tahun Mandalika akan seperti itu. Sudah bisa setara Bali karena ekosistemnya sudah tercipta jadi kalau teman-teman ke Mandalika memang tourism ini kan ekosistem, jadi ekosistemnya terbentuk ada trafficular-nya, main attraction-nya tadi adalah MotoGP dan sirkuit, tapi kalau kita jalan-jalan sekarang ke Mandalika itu kan banyak sekali tempat-tempat yang luar biasa. Kalau kita jalan di Kuta Mandalika yang hari ini sudah sangat happening semua ada di situ sehingga saya optimis dalam tiga tahun Mandalika akan menjadi luar biasa, satu sektor dari Bali, tapi mungkin akan mengalahkan Senggigi.
Tapi kemarin ada kekhawatiran bahwa Sirkuit Mandalika akan terbengkalai karena sulit untuk bisa melakukannya secara continue. Gimana?
Sebetulnya tidak karena tadi kita punya manajemen tersendiri ada MGPA, anak perusahaan dari ITDC yang tugasnya memang saya sudah minta tadi dirapatkan Pak Menteri juga bahwa ini dedicated untuk operator sirkuit, kita bikin kalender event, kita juga hitung for costing maintenance-nya berapa, kemudian berapa event yang harus dibuat sehingga itu mampu untuk mengcover itu semua bahkan kita sedang memikirkan pengembangan kawasan ini tidak hanya untuk sirkuit, ini kan kawasan yang luas kita punya 1.200 hektar makanya di dalamnya mungkin kita akan menjadikan ini sebagai moto village, kita lagi akan melakukan studi banding juga untuk mengembangkan ini menjadi satu kawasan yang memang tidak cukup hanya dengan sirkuit saja tetapi insyaAllah ini akan berkembang dengan sangat cepat.
Rencana ke depan untuk kawasan Mandalika dan TMII di halaman berikutnya. Langsung klik
Ada lagi yang mau dibangun di Mandalika dalam waktu dekat?
Tentu ya karena ini kan kawasannya 1.200 hektar punya kita. Tanjung Aan itu pantai yang sangat indah, Selong Belanak di sana. Jadi Mandalika ini luar biasa indahnya ada cliff, pantai yang indah, macam-macam. Kemudian ekosistemnya sudah terbentuk restoran enak-enak ada di sana, jadi kalau yang belum ke Mandalika menurut saya sudah saatnya liburan ke Mandalika jadi merasakan suasana yang berbeda.
Tentunya mengharapkan banyak dari investor yang datang nanti ya untuk bisa membangun. Boleh dibocorkan angka investasi yang kira-kira akan masuk ke Mandalika sendiri?
Saya belum bisa menyebutkan kurang lebih berapa tapi dari beberapa investor yang sudah mulai tertarik kalau kita bisa menghitung let say dengan kita punya parameter perhitungan kalau yang tertarik itu akan membangun 4 hotel bintang 5 dengan misalkan rata-rata, kita menargetkan paling tidak ada 2 ribu roomkey baru yang kita harapkan. Kalau 2 ribu saja dikali rata-rata bintang 5 itu kurang lebih Rp 1,8 miliar per kamar itu berarti total investasi yang kita harapkan mungkin sekitar Rp 3,5 triliun sampai Rp 4,5 triliun untuk pembangunan hotel saja. Tetapi kan memang kita akan mengembangkan juga yang lain di situ, artinya tidak hanya hotel tetapi destination kita kembangkan, kemudian kita harapkan kalau ini jadi otomotif kompleks kan kita harapkan juga ada industrial yang related kepada otomotif di dalamnya. Jadi ini yang sedang kita lakukan pengkajian tapi paling tidak sekarang ini sudah mulai investor kaget begitu tahu bahwa ternyata Mandalika itu aksesnya mudah dari bandara cuma 12 menit dengan jalan by pass yang sangat bagus, kemudian mau makan restorannya bagus-bagus. Banyak orang dulu takut pemikiran orang kalau mau ke sana dulu pasti nggak bisa ini nggak bisa itu, ternyata ini buat teman-teman yang non muslim juga semua tersedia. Artinya Mandalika sudah siap.
Challenge-nya apa? Darit adi kan kayaknya optimis banget bisa meraup A, B, C, D, tantangannya apa untuk menuju itu semua?
Pengalaman saya kalau di dunia pariwisata itu hanya butuh trigger. Kalau saat ini tantangannya tinggal di kesiapan masyarakat, jadi kita sumber daya manusianya yang kita develop terus supaya paling tidak 80-90% Bali. Tetapi kalau dari aspek lainnya feeling saya tidak ada yang akan lebih cepat dari Mandalika karena ini biasanya seperti snowballs industri tourism itu, kita tidak bisa paksakan tetapi begitu jadi ekosistemnya dia akan bergulir.
Berarti Mandalika bisa dibilang jadi pemantik ya?
Iya dia akan bergulir. Saya tidak bicara Mataram ya tapi ini kita bicara khususnya Mandalika, harus dibedakan antara Nusa Tenggara Barat dan Mandalika.
Ngomong soal InJourney saat ini berapa modal kerja yang dibutuhkan dan sudah dapat dari PMN?
Masing-masing perusahaan tentu punya aksi tersendiri baik itu pinjaman dan lain-lain. Untuk kebutuhan yang kita perlukan tahun ini kurang lebih tidak banyak ya kita hanya perlu untuk beberapa penambahan modal dan pinjaman terutama sekali yang berkaitan dengan AP I, AP II, ITDC, Sarinah. Ini yang kita harapkan tentunya dengan beberapa action yang kita buat, kita siapkan bisa memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.
Khusus untuk Sarinah kita ingin mengundang seluruh masyarakat untuk coba datang ke Sarinah. Jadi kita lihat sesuatu yang berbeda, kita mengagumi hasil karya anak bangsa kita, barang-barangnya bagus-bagus, kita tidak kalah dengan buatan luar negeri bahkan kita jauh lebih bagus dan ini saatnya juga kita untuk bangga memakai buatan Indonesia. Untuk itu kita undang seluruh anak muda Indonesia mampir ke Sarinah, kita pasti akan terkagum-kagum melihat betapa indahnya karya anak bangsa.
Beli merek luar sudah nggak keren, yang keren itu lokal. Jaman sekarang yang terlalu merek itu kan sudah nggak keren. Kita kembali yang lokal, kalau merek-merek asing kan lihat sendiri beritanya sekarang. Justru lokal ini jauh lebih bagus, lebih keren.
TMII juga berarti tahun ini akan dibuka ya?
Tahun ini dan TMII ini secara konsep sebetulnya kita mengembalikan esensi kepada TMII itu sebagai face of Indonesia makanya kita bilangnya opera of Indonesia. Jadi kita akan kembalikan mulai dari Sasono Langen Budoyo yang akan jadi ikonik yang di dalamnya sudah sangat bagus, kemudian kepulauan kita ini sedang kita perbaiki kita ubah jadi lebih bagus, keong mas juga dibagusin, anjungan-anjungan dulu begitu bagusnya sekarang dipagari bikin bangunan dan lain-lain kita ingin kembalikan lagi. Kemudian ada 19 museum di dalamnya yang kita harapkan menjadi cerita mengenai pengembangan kemajuan Indonesia itu juga akan kita kembalikan. Tentu saja kita harus environmentally friendly kita harapkan di dalamnya nanti tidak ada mobil masuk lagi, kita membangun parkir, di dalamnya nanti kita akan.. ada LRT juga, shuttle-shuttle listrik, diharapkan ini memberi manfaat kepada masyarakat ada proses edukasinya dan kita ingin bangga lagi punya TMII itu. Jadi kalau mau lihat Indonesia datang ke TMII kita ketemu rumah-rumah adat, ini juga kita mengimbau setelah dibuka di September kita imbau masyarakat Indonesia datang lagi ke TMII belajar lagi melihat sejarah, anjungan-anjungan, rumah adat kita yang begitu kaya dan beragam.
Sekarang apa yang dikerjakan?
Sekarang kita sedang mengerjakan semuanya infrastruktur, kemudian juga bangun tempat parkir, kepulauan kita perbaiki, panggung garuda itu kita perbaiki lagi, kemudian yang pasti nanti kita harapkan nanti sebelum G20 itu sudah selesai. Kita akan ada juga tamu sebagian dari event yang akan kita bawa ke TMII, makanya kita mengejar untuk segera selesai.
Tiket masuk bisa lebih murah?
InsyaAllah lebih murah karena ini pesan dari Pak Pratik (Mensesneg Pratikno) pesan khusus sama saya 'Pak Dony saya nggak mau harganya naik ya, kalau bisa lebih murah sehingga masyarakat bisa menikmati'.
Jadi optimis ya 2022 kita bisa menuju era transisi pandemi, pariwisata bangkit lagi?
Iya saya sangat optimis melihat orang kemarin dengan berbagai event yang kita buat nanti juga tanggal 25 ini ada event kita di Nusa Dua. Ini kita harapkan juga cukup antusias.