Nama Dony Oskaria sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang karena beberapa kali menduduki jabatan penting di suatu perusahaan. Kini dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Sudah dua bulan Dony Oskaria dipercaya menjadi bos holding BUMN pariwisata dan pendukung sejak diluncurkan 13 Januari 2022. Salah satu yang sedang dikerjakan adalah memperbaiki fundamental dari setiap anggotanya pasca terkena dampak COVID-19.
"Tentu ini adalah financial aspek yang kita lihat, kita perbaiki fundamentalnya supaya perusahaan ini siap menghadapi pasca COVID-19. Periode ini kami manfaatkan untuk mereview bisnis modelnya, positioning-nya," katanya dalam wawancara khusus bersama detikcom di Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2022).
Dony Oskaria menjelaskan dalam jangka pendek prioritasnya adalah penataan bisnis bandara anggota holding dari operation based company menjadi service based company sehingga diharapkan ke depan komposisi pendapatan dari aero dan non aero jadi berimbang. Lalu juga konsolidasi 120 hotel milik BUMN, hingga mengembangkan kawasan di destinasi pariwisata super prioritas.
Dony Oskaria juga berbicara mengenai nasib Sirkuit Mandalika pasca gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia, proyek-proyek yang sedang digarap, perkembangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang sedang direnovasi, hingga persiapan pariwisata menuju era transisi menjadi endemi.
Mau tahu jawabannya? Simak wawancara lengkapnya di bawah ini:
Kemarin baru dari Mandalika, MotoGP, berhasil nggak kita mengadakan gelaran MotoGP?
Tentu saja menurut hitungan kami, secara parameter kita waktu kita melaksanakan event ini tentu ada parameter yang ingin kita achieve, paling tidak ada tiga aspek yang harus terpenuhi. Satu adalah karena ini dijalankan oleh sebuah perusahaan tentu secara bottom line dia harus positif, paling tidak nggak rugi. Kedua karena ini dijalankan oleh BUMN tentu dampak ekonomi kepada masyarakatnya harus terasa, jadi tidak hanya kita menikmati tapi impact kepada masyarakat harus dirasakan oleh mereka. Ketiga ini juga terobosan baru yaitu exposure terhadap Indonesia-nya juga jadi parameter yang kita harapkan.
Dengan event kemarin itu tiga aspek ini dapat terpenuhi. Memang kami menyadari masih banyak tentu kekurangannya karena memang ini event pertama, banyak tentu ketidaksempurnaan karena itu atas nama InJourney dan seluruh anak usaha yang menjalankan event ini kami memohon maaf kepada para penonton tentunya yang belum maksimal kami layani. Mudah-mudahan tahun depan karena ini event 10 tahun kontrak dengan Dorna, jadi kita harapkan dan tentu improvement.
Banyak orang berbondong-bondong jalan karena akses menuju dan keluar itu dari awal lomba sampai akhir masih rombongan jalan menuju keluar arena sirkuit. Itu disadari ya?
Itu disadari dari awal sebetulnya kita mencoba memitigasi ini tetapi karena antusiasmenya luar biasa. Kita bayangkan jumlah tiket sold out ditambah total penonton hari itu dengan penduduk sekitar kurang lebih 100 ribuan (orang). Jadi kita bayangkan daya tampungnya ini yang membuat (membludak). Tadi kami Kementerian BUMN, saya dipanggil Pak Menteri (Erick Thohir) bersama komandan lapangan mereview apa yang harus kita perbaiki untuk ke depan supaya acara ini menjadi lebih baik lagi. Artinya kita upgrade tingkat kepuasan kepada penontonnya jauh lebih baik lagi.
Secara kacamata pemerintah melihat kemarin itu di atas ekspektasi atau di luar ekspektasi atau memang sudah terbayang akan sebanyak itu?
Kita membayangkan di atas ekspektasi. Kita tentunya berharap karena di Mandalika orang masih berpikir jauh tetapi kita syukuri bahwa orang Indonesia dari sabang sampai merauke hadir. Saya ketemu orang ada yang dari Kalimantan, Medan, Surabaya, mereka hadir dan semuanya feel-nya happy. Semua senang karena bangga MotoGP ada di Indonesia. Kita juga melihat di luar ekspektasi juga, semua dampak ekonominya luar biasa dan kita berharap dengan event ini karena media promosi yang luar biasa disiarkan di 200 negara jadi kita harapkan ini orang mengenal Mandalika jadi lebih hebat lagi dan mengenal Indonesia.
Terutama dengan hadirnya pawang hujan ya? Itu dibahas nggak di rapat dengan Pak Menteri?
Enggak. Itu bagian dari local wisdom dan gimik lah. Artinya memang kita melihat parameternya cukup berhasil untuk membuat pembicaraannya melirik Indonesia dan Mandalika.
Sukses ya mencuri show-nya? Mudah-mudahan positif ya dampaknya ke yang melihatnya.
Iyaa... Iyaa... Iyaa.
Berbicara InJourney, 2 bulan ya usianya sejak diresmikan. Pendiriannya sudah 6 bulan dari Oktober. Apa saja yang sudah dikerjakan selama ini?
Nomor satu adalah bahwa keseluruhan dari perusahaan yang ada di bawah InJourney tentu mengalami dampak yang signifikan dari COVID-19. Kedua adalah, kita mengantisipasi ke depannya harus seperti apa pasca COVID-19. Ketiga adalah, perubahan fundamental dari setiap anak perusahaan dan visi kita menjalankan pariwisata di Indonesia secara umum. Jadi kalau kita lihat karena mereka terdampak secara signifikan dari COVID-19, prioritas utama kami adalah memperbaiki secara fundamental. Tentu ini adalah financial aspek yang kita lihat, kita perbaiki fundamentalnya supaya perusahaan ini siap menghadapi pasca COVID-19. Periode ini kami manfaatkan untuk mereview bisnis modelnya, seperti hari ini kita bicara dengan Bu Fetty (Direktur Utama Sarinah) bertepatan COVID-19 hampir kita anggap penghujung tadi Sarinah sudah berbeda. Kedua, kita harapkan bahwa setelah fundamentalnya kita lihat, kita mereview bisnis modelnya, positioning-nya, sebagai contoh bandara kita. Bandara ini kan secara operasional kita sudah sangat baik, artinya kita dikenal sebagai operator bandara secara operation sangat baik even kita termasuk top 10 bandara terbaik secara operation. Tapi kami ingin mentransformasi ini bahwa tadinya operation based company menjadi service based company sehingga kita harapkan ke depan komposisi revenue dari aero dan non aero-nya itu jadi berimbang bahkan kalau di airport lain itu non aero-nya sudah lebih dominan.
Halaman berikutnya konsolidasi hotel, bisnis Sarinah, hingga pawang hujan. Langsung klik