Bos InJourney Blak-blakan soal Nasib Sirkuit Mandalika Usai MotoGP

Wawancara Khusus Dirut InJourney

Bos InJourney Blak-blakan soal Nasib Sirkuit Mandalika Usai MotoGP

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 17:16 WIB
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria
Foto: 20detik: Direktur Utama InJourney Dony Oskaria

Mengantisipasi dampak-dampak di masa depan gitu ya?

Betul. Nah karena itu makanya kita lakukan perbaikan. Transformasi yang kita lakukan di bandara kita adalah memperbaiki kualitas service-nya, mengubah mindset-nya bahwa bandara itu adalah service. Kedua memperbaiki ritelnya karena kita punya company ritel seperti Sarinah nanti operatornya Sarinah akan mengoperate supaya ritel dimension-nya dapat, menghitung siapa tenant mix-nya, traffic flow-nya ini kan akan dilakukan secara profesional, ini transformasi yang kita lakukan sebagai contoh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang sedang berlangsung kita lakukan dulu untuk tahap pertama itu di dua tempat, di bandara utama kita di Jakarta dan di Ngurah Rai. Kemudian kita lihat lagi di sisi hotel antisipasi pasca COVID-19, sebetulnya pemerintah itu memiliki 120 hotel yang masing-masing perusahaan memiliki operator yang berbeda-beda sehingga kita tidak bisa menonjolkan keunikan dari hotelnya. Ini InJourney kemudian menyatukan 120 hotel ini di bawah satu manajemen yang sama yaitu di bawah hotel Indonesia Group sehingga dia ke depannya ini akan menjadi one of the biggest chain hotel di Indonesia. Sekarang tahapannya sudah kita lakukan hotel-hotel dari Pegadaian sudah bergabung, Angkasa Pura bergabung, next-nya dari Pertamina akan bergabung. Total tahun ini kita targetkan sekitar 70 hotel akan menjadi satu, tahun depan seluruhnya akan selesai 120.

Saat ini yang sudah terkonsolidasi ada berapa?

ADVERTISEMENT

70 hotel. Masih sisa 50 (hotel) lagi. Kita belum melakukan pengambilan ini semua karena saya harus mempersiapkan juga kemampuan dan kapabilitas orang dan manajemennya. Jadi dengan 70 ini kita perbaiki dulu kapabilitasnya, operation standard-nya.

Itu apakah ada kemungkinan diperkecil atau ada yang ditutup kemudian dikonsolidasikan atau jumlahnya akan tetap sama?

Jumlahnya sama dan kita harapkan justru bertambah dengan kita mengoperate. Kalau operatornya sudah bagus tentu yang swasta-swasta ingin bergabung juga dengan kita. Ini yang kita lakukan, kita mengubah manajemennya, meng-hire hotel-hotel yang bagus dengan manajemen ini kemudian kita menyusun operation standard-nya, service standard-nya, nah kemudian brand standard-nya sehingga kita sudah punya tiga hotel sekarang secara brand, kita ada khas untuk yang bintang 3, ada Truntum bintang 4 dan kita punya Meru untuk bintang 5. Ini nanti akan jadi standar dan kita harapkan begitu kita sudah cukup baik baru kita konversi lagi yang 50 berikutnya sehingga total tahun depan akan jadi 120 hotel.

Target di 2022 kalau nggak salah 330 jutaan wisatawan domestik ya? Kan supaya BUMN bisa bergerak dia harus sehat, apa yang dilakukan dan apa persiapan sejauh ini untuk masing-masing anggota holding?

Nomor satu memang secara fundamental kita perbaiki, kita mereview setiap bisnis prosesnya, kemudian juga tentu saja cost menjadi perhatian utama kita karena paling mudah itu tentu memperhatikan cost supaya fundamental bagus, yang kedua tadi bisnis model. Seperti Sarinah kalau dilihat bahwa ke depan bisnis modelnya akan jadi operator ritel seluruh BUMN. Dengan demikian secara fundamental itu jauh lebih baik karena tidak hanya mengoperasionalkan ini tapi juga ritel bandara, mal-mal milik perusahaan konstruksi kita itu semua akan disatukan di operator. Kedua juga di dimensi lain kita melakukan perubahan di perusahaan lain, di bandara kita melakukan banyak perubahan dan kita harapkan tahun ini secara ebitda sudah positif, AP I dan AP II tahun 2022 ini sudah akan positif karena trafik sudah mulai membaik terutama domestik ini sudah mencapai hampir 80-85% dari normal. Jadi yang masih terpukul itu di Internasional, tapi dengan dibukanya Bali dari hari ke hari juga meningkat, kami melakukan banyak aktivitas di bandara memberikan diskon untuk take off landing bagi asing dan lain-lain dengan waktu sementara, ini menyebabkan traffic juga membaik sehingga ini juga menjadi jauh lebih baik.

Tapi kalau kita lihat lagi anak perusahaan kita yang TWC, TWC ini juga sekarang dengan dibukanya domestic tourism secara finansial membaik. TWC ini juga kita ketahui bahwa sekarang TWC mengoperasionalkan Taman Mini Indonesia Indah, sedang kita perbaiki ini juga akan memberikan kontribusi sehingga 2022 kita harapkan dibanding 2021 setidaknya hampir semua perusahaan kita ebitda-nya positif walaupun secara bottom line masih ada negatif, tetapi kita harapkan seluruhnya ebitda-nya sudah positif, secara cash flow juga positif sehingga kita tidak memerlukan lagi tambahan-tambahan pembiayaan.

Berarti 2023 nggak ada PMN lagi?

2023 masih ada tetapi lebih kepada untuk growth. Ada beberapa yang kita butuhkan untuk menambah kapasitas. Kalau terkait bagaimana target kita mendatangkan turis domestik, sebetulnya di InJourney kita memiliki ada 10 kurang lebih project yang berkaitan dengan pariwisata yang sedang kita lakukan.

Satu yang di Mandalika kemarin MotoGP kita sudah selesai melakukan dan kita review terus. Ini event regular akan terjadi dan next November kita akan mulai lagi dengan World Superbike. Kedua Taman Mini kita sedang renovasi ini kita harapkan September selesai sehingga akan jadi traffic puller juga nantinya, kita harapkan ini jadi kombinasi yang menarik dari Taman Mini dan Sarinah untuk turis-turis nanti yang akan datang ke Jakarta. Berikutnya kita sedang ada proyek di Bakauheni Lampung Harbour City akan ada theme park di situ.

Sudah mulai?

Kita harapkan bulan depan sudah mulai groundbreaking dan lain-lain ini akan dikerjakan oleh Jatim Park. Kemudian masih di Sumatera kita ada di Siak, Riau kita sedang mengembangkan satu destinasi jadi semacam theme park di pinggir sungai Siak. Ini juga kita harapkan memberikan dampak terhadap perekonomian di lokalnya, ini oleh TWC. Kemudian ada di Sawahlunto itu karena ini adalah kawasan heritage Unesco, kita sedang membuat itu dan kita harapkan tahun depan selesai semua. Kemudian di Bali ini juga yang sangat besar, total orang Indonesia yang berobat keluar negeri itu dalam satu tahun 2 juta orang dan Rp 200 triliun devisa kita yang out flow. Untuk itu kita melihat wisata kesehatan jadi salah satu yang harus kita buat dan kita perkuat karena itu di Bali kita sedang membangun Internasional kawasan ekonomi khusus kesehatan, di dalamnya nanti akan ada 6 central excellent yang kita kerjasamakan dengan klinik-klinik asing contohnya ada Mayo Clinic. Ini terintegrasi nanti antara klinik kemudian botanical garden, resource hotel, convention, sekolah perawat, kemudian rumah untuk yang elderly. Ini terintegrasi dalam satu komplek seluas 43 hektar di Sanur, beachfront ini akan menjadi salah satu kawasan rumah sakit terbaik tentunya kita harapkan paling tidak di Asia yang memang ada pantai putih, hotel, resort, rumah sakit dan lain-lain.

Itu siapa yang mengerjakan nanti?

Sekarang yang mengerjakan kami dari Hotel Indonesia Natour bekerja sama dengan rumah sakit. Kemudian kita mengundang juga investor untuk beberapa rumah sakit lain yang kita harapkan nanti ini akan menjadi satu kompleks tapi ini milik BUMN, pemerintah. Ini juga sedang kita lakukan Tanjung Benoa akan menjadi pelabuhan khusus pariwisata akan ada yacht club di situ, pelabuhan cruise dan lain-lain ini juga sedang kita lakukan, di Bajo juga sama kami sedang mengembangkan. Di Borobudur sedang kami lakukan perubahan masterplan Borobudur, di Toba dan lain-lain.

Jadi memang ada satu perubahan fundamental yang dilakukan pemerintah di jaman sekarang yaitu kalau saya sebagai penggiat pariwisata melihat ini satu kemajuan yang luar biasa dan saya ketemu juga dengan teman-teman dari ASITA, PHRI dan lain-lain bahwa selama ini kita fokus kepada marketing based, kita lupa bahwa sebetulnya tourism itu adalah destination based. Sekarang lah kita melakukan tadi destination based development-nya. Jadi yang kita kembangkan destinasinya kemudian buat marketing yang kreatif, contoh Mandalika kita develop destination-nya, kita bikin MotoGP, kemudian marketingnya melalui siaran TV. Jadi ini contoh-contoh yang kita lakukan.

Pawang hujan kemarin juga termasuk bagian dari itu?

Haha iya. Jadi artinya bahwa kita lihat ini kita cukup optimis. Kalau destinasi ini kita kelola dengan baik, di samping itu juga saat ini semakin solidnya bahwa pembentukan TWC sebagai destination management organization, artinya pengelola destinasi profesional. Sekarang 12 dari destinasi Perhutani juga sudah dikerjasamakan dengan TWC. Kita harapkan kalau destinasi ini makin bagus, tentu turisnya makin banyak akan datang dengan sendirinya.

Perubahan pariwisata ini tentu akan ada efeknya ke masyarakat yang terdampak dengan adanya berbagai macam pembangunan itu. Gimana cara InJourney bisa mengkonsolidasikan ini semua?

Kebetulan pesan yang kami dapat dan juga saya berprinsip yang sama seperti misalkan di Sanur saya bertemu dengan perangkat desa adat, saya selalu menyampaikan pesan dari Bapak Presiden bahwa pembangunan itu harus dinikmati oleh masyarakat yang ada di situ. Jadi itu fundamental yang harus kita jadikan dasar. Kan ini negara, BUMN ini bukan hanya mencari keuntungan, sama seperti Sarinah tidak hanya bottom line yang dilihat tetapi dengan show case seperti ini berapa banyak nanti akan terjadi transaksi yang justru diterima manfaatnya oleh masyarakat.

Sama seperti saya di Bali kita ketemu selalu bertanya apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kalau pun masyarakat harus berkorban, dia juga tidak boleh berkorban tetapi dia harus menanggung dan menikmati juga. Jadi kalau berkorban kan prinsipnya kalah, (tapi) ini harus menang, ini yang kita lakukan juga di tempat-tempat itu. Termasuk di Mandalika marshal-nya orang lokal karang taruna yang kita invite. Kalau kita wawancara orang Mandalika kemarin saya tanya semua bersyukur, mereka merasakan yang tidak pernah mereka dapatkan selama ini secara finansial mereka mendapatkan. Bahkan waktu kita datang ke terminal kapal di sana itu mereka bilang 'Pak nggak pernah kami mendapatkan rezeki sebanyak ini'. Sopir Grab jam 6 pagi saya habis inspeksi saya tanya dapat berapa, 'saya sudah Rp 1,8 Pak hari ini'. Jadi artinya kehadiran kita, parameter yang dibebankan kepada saya adalah termasuk itu.

Bahkan secara spesifik seperti Taman Mini kita percantik tapi pesan yang disampaikan ke saya harganya nggak boleh naik karena ini untuk masyarakat harus mampu diakses oleh masyarakat. Jadi ini yang memang kita harapkan kehadiran kita ini pada dasarnya harus parameternya memberikan manfaat terhadap masyarakat di sekitar.

Halaman selanjutnya tentang kawasan Mandalika hingga nasib sirkuit usai ajang MotoGP. Langsung klik


Hide Ads