Jakarta -
PT Sarinah (Persero) salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih mencatatkan kinerja negatif. Hal itu dikarenakan efek pandemi COVID-19 dan renovasi gedung yang membuatnya sempat tutup.
Kepada detikcom, Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati buka-bukaan rencananya membawa BUMN ritel dan perdagangan tersebut untung lagi. Hal itu ditargetkan bisa terjadi pada 2023.
"Di 2023 dan onward kita sudah cadangkan untuk positif," kata Fetty dalam podcast Tolak Miskin di Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Target itu diyakini bisa tercapai karena Gedung Sarinah sudah beroperasi lagi sejak 21 Maret 2022 setelah dipugar. Fetty juga bicara mengenai bisnis modelnya ke depan akan jadi operator ritel seluruh BUMN.
Mau tahu obrolan selengkapnya? Simak wawancara di bawah ini:
Sarinah sudah dibuka 21 Maret. Kagum melihat Sarinah yang baru sekarang lebih terang, lebih bersih, lebih bangga bisa masuk dalam Sarinah. Bisa share apa saja yang sudah dilakukan perubahan dalam Sarinah dan apa yang bisa dinanti oleh masyarakat ketika masuk ke sini?
Memang Sarinah ini merupakan department store pertama di Indonesia dari tahun 60-an dan sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, jadi sayang sekali kalau tidak dibuat relevan dengan jaman sekarang. Oleh karena itu dilakukanlah transformasi sejak 2 tahun lalu dan transformasinya sudah hampir rampung dalam hal fisik bangunan dan juga konsep bisnis. Makanya 21 Maret kita buat semacam trial atau road to ke grand launching di mana kita buka kembali kepada masyarakat konsep bisnis Sarinah yang baru, kemudian gedungnya yang sudah direnovasi, branding-nya juga kita refresh, lalu produk-produknya kita kurasi ulang benar-benar yang memang unggulan Indonesia, represent seluruh Indonesia.
Kemudian juga dari sisi pelayanan sangat penting di mana kita sebagai wajib kunjung tempat atau sebagai destination harus mempertontonkan kekayaan Indonesia melalui produk dan culture. Jadi yang baru di Sarinah sekarang kita bisa punya tiga kegiatan yaitu shop, eat dan learn. Ini semua adalah untuk produk-produk unggulan Indonesia. Tempat ini bisa menjadi nation brand, wajib kunjung, bisa menjadi tempat di mana komunitas melakukan karya-karyanya di sini dari lantai basement sampai lantai 6 itu adalah karya-karya unggulan. Ini juga sesuai dengan tagline Sarinah yang baru sekarang adalah panggung karya Indonesia. Ini adalah panggung, tempat pentasnya makers, creators, producers, dan karya-karya unggulan di seluruh Indonesia ada di sini.
Berarti isi dari Sarinah 100% saat ini lokal?
Iya 100% lokal dari kuliner, tekstil, ritel.
Berarti yang sebelumnya ada, yang sempat viral juga perpisahan di depan (McD) nggak ada lagi ya?
Nggak ada lagi, nggak ada. (Akan diisi dengan versi lokalnya) iya.
Soal kinerja Sarinah di 2019 atau 2020 sempat untung ya, 2021 gimana dan 2022 proyeksinya gimana?
Jadi memang karena pandemi juga menimpa semua jenis usaha, tidak terkecuali Sarinah plus toko Sarinah Thamrin yang menjadi backbone-nya juga tutup untuk renovasi. Jadi performance di 2 tahun itu (2020-2021) tentu menurun drastis, tapi kami berharap dengan telah dibukanya kembali Sarinah Thamrin menjadi wajib kunjung destinasi para masyarakat, kita berharap ini bisa terus ditingkatkan. Tadi juga ada tambahan dari Pak Dony (Direktur Utama InJourney) bahwa ritel-ritel di bawah BUMN yang bergerak di bidang UMKM dan local brand nanti rencananya akan dikelola oleh Sarinah. Dengan demikian dari sisi bisnis pun akan tumbuh signifikan karena selain di-enrich tugasnya, juga di-enlarged dengan tambahan-tambahan lokasi tadi.
Kira-kira proyeksi di 2022 sudah bisa untung belum?
2022 karena memang masih masa pemulihan, belum positif. Di 2023 dan onward kita sudah canangkan untuk positif.
Ini baru akan dibuka secara resmi nanti di Juni? Sekarang baru soft launching tapi sudah bisa mampir buat belanja ya?
Jadi kurang lebih sudah 95% terisi oleh para mitra dan tenant, yang sudah buka bersama-sama di soft launching ini kira-kira 75%. Bertahap akan buka terus dan diharapkan Juni bisa diresmikan oleh Bapak Presiden dengan semua tenant sudah buka.
Apa yang menarik buat tenant untuk jualan di sini?
Ini sangat menarik sekali jadi ini adalah satu-satunya mal yang sangat strongly menggerakkan local product seperti di mal-mal lain biasanya local product itu akan sangat challenging untuk mendapat tempat-tempat yang strategis. Di sini sepanjang dia punya produk bagus, dia bisa menempati lokasi yang sangat strategis, di ground floor, di first floor. Kedua, kita akan banyak sekali event yang menggerakkan lokalitas dan memberikan ekosistem kepada UMKM dan produk lokal. Ini bedanya jadi mereka bergabung di Sarinah bisa mendapat akses to market of course, dia juga bisa dapat akses to finance karena kita kerja sama dengan LPEI, Himbara, lalu mereka juga mendapat capacity building melalui program Sarinah pandu jadi mereka bisa dapat all in sehingga bisa langsung naik kelas bersama-sama.
Tapi harga bersaing dengan yang lain ya?
Malah harga di sini lebih murah.
Ada banyak program yang dilakukan pemerintah, membangun berbagai macam destinasi di seluruh Indonesia. Sarinah gebrakan apa yang akan dilakukan untuk bisa mengambil kesempatan di momen ini?
Karena Sarinah adalah part of InJourney di mana sangat erat sekali untuk mendukung bisnis pariwisata, yang pasti karena Indonesia sangat kaya kita mau tunjukkan kekayaan Indonesia dengan produk-produk dan kreasi-kreasi masyarakat Indonesia. Namun produk-produk Indonesia ini perlu ada touch tambahan, produknya sudah bagus tapi harus dibungkus dengan sesuatu yang lain misalnya marketing-nya, branding-nya, komunikasinya, capacity building bagaimana dia display juga bisa punya hak paten terhadap produknya. Di situ lah Sarinah hadir selain membantu menjual produk-produknya, kita melakukan capacity building sehingga dia benar-benar siap seiring dengan berkembangnya pariwisata di Indonesia.
Contoh di destinasi itu susah sekali mencari yang bisa memenuhi standar kita, akhirnya kita harus training dulu bahwa Sarinah punya standar seperti ini dari sisi selling skill, customer service, handling complaint, dan lain-lain itu kan sesuatu yang harus kita build secara soft skill itu juga diterapkan. Belum lagi nanti para UMKM yang ekosistemnya jalan dengan adanya Sarinah men-display produk-produknya, sistem mereka juga jalan. Jadi sesuai dengan visi Sarinah menumbuhkembangkan UMKM nasional artinya nanti mereka bisa jadi besar dan global.
Sarinah kan jadi sebagai ritel BUMN, apa perbedaan yang bisa dilihat sama masyarakat sebelumnya seperti apa akan jadi seperti apa? Ada nggak investasi, ini kan sudah rampung, ke depan apalagi investasi yang akan dilakukan Sarinah?
Perbedaannya sekarang Sarinah adalah sebagai motor penggerak lokalitas. Selain itu juga Sarinah membuat satu gerakan community mall jadi tempat berkumpulnya para makers, creators dan menampilkan produk Indonesia karena ini banyak sekali yang sudah bagus tapi tinggal di ujung nggak ada yang take care. Di sini lah fungsi Sarinah menjahit ekosistem ritel UMKM jadi satu tempat yang bisa membanggakan Indonesia. Ke depannya tentu banyak sekali support dari sisi pendanaan, human capital, akses kepada sinergi karena Sarinah akan membuat Sarinah-Sarinah lain seperti ini dan akan benar-benar memposisikan nation brand yang kuat mewakili Indonesia sebagai local pride.
Jadi memang ada satu langkah besar yang dilakukan oleh Sarinah makanya tadi kita bilang BUMN tidak bisa hanya dilihat bottom line, itu penting tapi impact kepada negara tentu masyarakat harus menjadi prioritas. Seperti yang baru saja dilakukan oleh Sarinah membuat joint venture company dengan Dufry yaitu operator duty free terbesar mungkin ya di dunia. Nah dalam salah satu perjanjian kita adalah bahwa Sarinah akan punya gerai produk Indonesia di seluruh duty free, di seluruh airport di dunia, ini kan menjadi showcase produk-produk kita di luar negeri. Jadi memang ini di luar tadi yang disampaikan bottom line tetapi kita memang visinya itu bagaimana kemudian Sarinah menjadi representasi dari produk-produk unggulan Indonesia.
Berarti kalau kita ke London misalnya di duty free-nya sudah ketemu ada produk yang dijual di Sarinah gitu ya?
Iya, ada pojok Sarinah di dalam duty free Dufry. Sekarang sudah jalan, kita sudah sign joint venture agreement dengan Dufry pertama kali nanti duty free shop-nya ada di sini lantai 4 di Sarinah Thamrin, kemudian ada di Denpasar International Airport, berikutnya ada di Malaysia, Singapura, Hong Kong, baru nanti merambah ke Europe, Middle East, sama US.
Ngomong soal pemantik, Sarinah juga pemantiknya adalah relief yang dibangun sama Bung Karno itu salah satu daya tarik yang paling besar lah bisa dibilang untuk orang-orang mengunjungi Sarinah. Apa yang akan dilakukan sejauh ini untuk bisa menarik lagi banyak orang datang ke Sarinah dari relief? Atau mungkin relief ini ada rencana lain mau diapakan?
Jadi memang Sarinah ini karena dari awal sudah sangat heritage dan memang sudah mendapat rekomendasi sebagai cagar budaya. Salah satu ikon dari cagar budayanya adalah relief, kemudian ada eskalator pertama di Indonesia, lalu ada kolam pantul. Ini ikon-ikon heritage yang akan kita monetize ke berbagai kegiatan di Sarinah mulai dari event sampai nanti ke merchandise dan juga nanti tema-tema karena tadi tema Sarinah adalah shop, eat and learn, nah learn-nya itu sebuah narasi edukasi, story telling yang kita bisa angkat dari empat ikon cagar budaya.
Tentu sebagai community mall kita digerakkan oleh komunitas, nah komunitas itu kan banyak sekali dan mereka sangat cepat respons-nya. Kayak kemarin belum kita grand launching tapi publikasinya sudah sangat banyak jadi top trending topic itu kan karena komunitas juga yang menggerakkan mereka datang ke sini, foto-foto langsung viralin video. Nah dengan event yang kita create untuk komunitas itu yang akan jadi daya tarik. Artinya community mall atau creative hub di mana semua ide-ide itu dilahirkan di sini sebagai ide-ide yang sangat membangunkan Indonesia.
Tapi benar bahwa relief ini jadi pemantik?
Relief sudah pasti karena ini memang saksi sejarah saat dibuka dan sangat relevan sekali dengan Sarinah. Kita lihat relief itu sebagai lambang modernitas pada tahun 62 Bung Karno membuat relief dengan seniman-seniman yang sampai sekarang belum diketahui siapa dan dengan teknologi yang sangat canggih at that time itu mencerminkan ekonomi kerakyatan. Jadi di situ ada petani, nelayan, penjual, hasil bumi, itu adalah lambang kemakmuran dan kekuatan Indonesia sebagai bangsa yang mengedepankan ekonomi kerakyatan. Di sini Sarinah juga mengambil persepsi itu dengan mempresentasikannya sebagai UMKM Indonesia.
Jadi kemarin habis berapa buat pugar itu semua?
Total investasi dari sisi fisik bangunan dan fitting out interior design sekitar Rp 700 miliar.