Kabarnya kan eFishery akan segera menjadi Unicorn. Untuk status Unicorn ini, apalagi target eFishery ke depan yang akan lebih besar yang bisa di-share ke kita?
Jadi kalau status unicornnya sendiri sih, dari kami nggak terlalu concern lah. Dari fokus kami, justru ya value yang bisa kita berikan. Jadi value yang bisa kita gabung di bisnisnya sih. Jadi regardless, mau unicornnya kapan, yang kita targetin tetap sama. Ya itu tadi, kita mau punya 1 juta kolam, kita bisa mau regional expansion juga. Karena Indonesia kan negara maritim, negara perikanan terbesar di dunia, jadi kayaknya akan menjadi suatu pencapaian besar kalau ada perusahaan yang baru dari Indonesia yang bisa jadi global company, tapi ini konteks perikanan. Dan itu yang kita cukup bangga, cukup bahagia.
eFishery kan sekarang jadi perusahaan teknologi perikanan terbesar di dunia. Karena kita memang startnya duluan. Dan jarang-jarang kan di Indonesia di konteks startup punya startup yang terbesar di dunia, entah itu di marketplace. Nah di perikanan ada. Jadi kita nggak cuma pengin besar di Indonesia aja, tapi ekspansi ke regional, bisa jadi global. Jadi kita pengin gitu sih, milestones yang ingin kita capai juga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berarti eFishery saat ini sudah bisa dikasih gelar startup teknologi budi daya perikanan terbesar di dunia?
Betul, by any metric, by funding size, by valuation juga sama. Kita largest aquaculture technology company di dunia.
Total pendanaan yang sudah dikumpulkan berapa sampai saat ini?
Total sudah melebihi US$ 120 juta.
Tadi kan eFishery juga memberikan modal. Tadi juga mau regional expansion, berarti keluar dari Indonesia? Regional ini apakah di luar Asia?
Betul, tapi fokus kita masih di Asia sih. Karena kebetulan produsen perikanan terbesar ini mayoritas di Asia. India, Indonesia, Vietnam, Thailand, jadi mayoritas ada di Asia semua. Jadi memang kalau kita megang Asia saja sudah sekian persennya dari total produksi perikanan di luar Salmon. Jadi itu yang kita targetkan duluan.
Ke negara mana saja?
Kan kita sedang pilot di Thailand, commercial pilot di Thailand dalam bentuk ekspansi teknologi kami. Jadi sama dari beberapa aplikasi itu, tapi udah dalam tahap commercial pilot. Terus kita lagi mau pilot lagi di India.
Kenapa akhirnya memilih ekspansi ke regional duluan dari pada menyentuh seluruh wilayah di Indonesia?
Kalau menyentuh wilayah Indonesia ada dua alasan. Pertama kita kan sudah ada di 25 provinsi, yang ada di Indonesia. Jadi sebenarnya untuk menyentuh 34 provinsi yaitu bisa dalam waktu 6-12 bulan kita udah bisa menyentuh wilayah Indonesia. Tapi kenapa nggak 100% mengajak pembudi daya bergabung, jadi itu memang butuh waktu sih karena memang ya tahapannya sangat tradisional. Memang butuh edukasi, sementara ya potensi di luar masih lebih besar.
Yang kedua, kita yakin hampir semua inisiatif yang kita lakukan butuh 3 tahun lah. Jadi apapun yang sekarang ada di eFishery, kita ada eFishery Fresh, kita ada eFishery Mall, kita mulai ekspor juga, itu karena kita memang mulai dari 3 tahun lalu. Dan kita melihat 3 tahun dari sekarang, kita akan lihat eFishery seperti apa. Jadi kalau memang 3 tahun dari sekarang kita pengin eFishery ini skala regional, ya kita perlu masuk dari sekarang, buat membangun market yang ada di situ.
Berarti Thailand dan India dalam waktu dekat. Untuk merealisasikan target ekspansi regional tadi, butuh pendanaan dalam waktu dekat? Sumber pendanaan dari mana yang dicari?
Kalau dari pendanaan sebenarnya eFishery ini kebalik. Karena secara bisnis, secara keuangan kita butuh pendanaan hanya untuk buat petani. Jadi sebenarnya dari skala pertumbuhan yang kita punya di market Indonesia, itu udah cukup dengan pendanaan yang kita punya sekarang.
Kalau pilotnya sukses ke Thailand sama India, dan itu kita punya tren yang jelas, di mana caranya kita ekspansi ke sana, baru kita cari pendanaannya. Jadi itu dulu yang kita bangun, bukan kembali kita dapat duit dulu baru kita lakukan itu, gitu.
Pembiayaan apa yang akhirnya dicari, ya yang bisa bantuin kita ngelakuin ekspansi ke situ, karena yang penting sih bukan uangnya, karena banyak investor bisa kasih uang. Tapi siapa investor yang bisa bantu kita ngelakuin ekspansi di negara-negara tersebut. Itu yang lebih kita butuhkan.
Sudah ada yang dilirik sejauh ini, investornya siapa aja?
Sejauh ini sih kita, kita udah terhubung hampir ke semua investor tadi, jadi banyak lah. Dari yang mulai skala global, skala regional, korporat investor, itu kita udah connect. Tapi di titik ini kita masih lebih ke eksplor aja ya, ngelihat siapa yang kira-kira paling bisa kasih suport kalau kita mau ekspansi regional tadi.
Soal kemarin terjadi PHK di banyak startup di Indonesia. Untuk eFishery sendiri melihat situasi ini, apakah juga termasuk yang terdampak selama pandemi? Kan katanya saat ini ekonomi dunia sedang lesu, akhirnya membuat para pemodal sulit untuk mengeluarkan dananya untuk para startup. Untuk eFishery sendiri gimana?
Sebenarnya betul, kalau pemodal ini sebenarnya bukan sulit tapi lebih memilih-milih, karena duit ini lebih mahal karena suku bunga naik dan lain-lain. Jadi mereka lebih memilih startup mana yang mereka kasih uang. Karena uang ini nggak gratis. Kalau dulu kan suku bunganya nol rupiah, jadinya gratis. Jadi itu yang bikin mereka milih-milih.
Nah di waktu yang sama, nggak semua startup punya business model yang sustainable, jadi masih membutuhkan pembiayaan. Jadi kalau nggak ada pemodal, karena mereka masih butuh insentif, masih butuh mengembangkan produk, unit ekonomi masih belum kebangun, akhirnya setelah dananya makin sulit dan investor makin milih-milih, mereka harus ngelakuin downsize, karena bisnis modalnya nggak sesuai.
Nah untuk eFishery, ada dua hal sih. Yang pertama, kita di tengah pandemi dari awal 2020 kita pendanaan seri B, awal tahun ini, awal tahun lalu kita pendanaan seri C. Jadi memang pemiliknya masih mau percaya sama eFishery.
Dan ini didukung sama poin keduanya, di mana poin keduanya eFishery secara bisnis nggak banyak kompetitornya. Jadi kita nggak butuh bakar-bakar uang. Unit ekonomi kita juga udah positif lah dari awal. Jadi dari awal kita nggak jor-joran bakar-bakar uang, jadi kita fokus ke unit ekonomi dan pertumbuhan bisnis juga bagus.
Jadi saat yang lain 'wah ini masih nggak jelas model bisnisnya, terus kompetisinya banyak', eFishery berdiri sendiri, bisnis modelnya berdiri sendiri, akhirnya mereka lebih percaya ke kita. Makanya itu yang bikin kita punya kapabilitas untuk tetap tumbuh di tengah-tengah pandemi, di tengah situasi krisis.
Dari segi misalnya, orang-orang pada layoff, kita pas awal pandemi employee itu cuman 320-an. By today, employee kita sudah 1.300-an. Jadi masih dalam 2 tahun, belum sampai 2 tahun, itu kita tumbuhnya 4 kali lipat dari 300 sampai 1.300.
Artinya pertumbuhannya justru terjadi di waktu pandemi ya?
Betul, meskipun bukan karena pandemi ya, tapi ya kebetulan timing-nya pas dikarenakan pandemi kita tumbuh.
Kalau bukan karena pandemi, kenapa di waktu pandemi bisa terjadi pertumbuhan yang luar biasa?
Ya pertumbuhan itu karena business model yang kita luncurkan. Jadi awalnya eFishery itu fokusnya hanya di teknologinya aja sama di aplikasinya, cuma di situ saja. Dan itu fokus kita selama 6 tahun awal. Kenapa kita fokusnya di sana, karena memang tujuan kita memperbesar komunitasnya dulu sama dana. Jadi setelah komunitas dan datanya ada, barulah di akhir tahun 2019 kita meluncurkan eFishery Mall, jualan pakan. Terus di waktu yang sama kita meluncurkan produk-produk lainnya. Jadi kita manfaatin data yang kita punya. Di Januari 2020 kita ngeluncurin eFishery Kabayan tadi.
Jadi karena business model-nya gitu, pembudi daya juga lihat, 'Oh kalau gabung ke eFishery, gua bisa beli pakan lebih murah, bisa dapat pinjaman Kabayan tadi, bisa jual ikannya dengan harga lebih bagus', dan akhirnya banyak pembudi daya yang gabung ke kita.
Dan secara unit bisnisnya, 6 tahun kita nyiapin data dulu, pas begitu jalan itu tumbuhnya cepet banget. Jadi kaya misalnya, contohnya Kabayan aja tadi ya yang masih baru. Waktu kita luncurin di Januari 2020 itu kita cuma mulai dari 2 petani dengan total pembiayaan yang kita kasih cuman Rp 50 juta. Tapi sampai sekarang nih, kita udah kasih pembiayaan sebesar Rp 650 miliar, ke 12 ribu pembudi daya di seluruh Indonesia. Jadi dalam waktu satu setengah tahun itu cepet banget.
Kan kelihatannya satu setengah tahun itu cepet banget, padahal nggak. Satu setengah tahun ini kita siapin karena 6 tahun awal kita bangun datanya dulu sama komunitasnya jadi sekarang tinggal ekspansinya aja. Jadi lebih ke timing-nya aja sih, karena memang masuknya ke situ, eh kebetulan pandemi. Sebenarnya pandemi nggak terlalu banyak mempengaruhi dari segi pembudi dayanya atau dari segi bisnis kita. Cuma karena waktunya aja pas.
Dan tadi soal kompetitor tadi memang nggak ada pesaing ya, dalam hal teknologi perikanan di eFishery?
Sejauh ini sih nggak ada ya, karena kan kita waktu pertama mendirikan eFishery memang jadi satu-satunya kan, nggak ada yang lain di teknologi perikanan. Tapi sekarang sebenarnya ada 30 startup perikanan lain. Cuma mereka kasih yang beda sama kami, dari solusinya kualitas air, atau solusinya oksigen, jadi memang nggak head-to-head sama kita. Dan itu yang memang buat kita justru senang, karena banyak inovasi-inovasi yang bermunculan di sektor ini. Justru yang kompetisi itu banyaknya datang dari luar. Tapi karena eFishery dari awal udah di Indonesia, mereka udah nggak berani masuk ke Indonesia karena udah ada eFishery. Tapi ada startup dari Kanada, dari India juga, mereka punya model yang cukup mirip dengan eFishery.