The Goods Dept belakangan ini menjadi pembicaraan karena 30-an karyawannya yang diminta mengundurkan diri atau ganti rugi atas banyaknya barang yang minus di store. Hal itu diketahui saat perusahaan melakukan stock opname.
Kepada detikcom, CEO The Goods Dept Ruby Sjabana membeberkan kronologi sampai akhirnya perusahaan memberikan pilihan karyawan mengundurkan diri atau ganti rugi. Hal itu dikarenakan kejadian tidak hanya baru terjadi satu kali.
"Tahun lalu juga kejadian, nilainya juga miliaran tapi tahun lalu kita nggak kasih sanksi, kita nggak menuntut apa-apa, kita putihkan, kita maafkan," kata Ruby dalam wawancara khusus detikcom, Rabu kemarin (9/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bicara soal viralnya kasus dengan pegawai, The Goods Dept juga buka-bukaan soal dampak pandemi COVID-19 dan pelemahan ekonomi terhadap bisnis fashion dan cara perusahaan bertahan. Berikut wawancara lengkapnya.
Walaupun kita tutup toko, tapi kita nggak lakukan PHK, kita nggak lakukan itu walaupun kita punya hak. Kita memilih untuk karyawan dialihkan ke store yang lain.CEO The Goods Dept, Ruby Sjabana |
The Goods Dept tumbuh menjadi department store kekinian yang digemari anak muda ibu kota dalam beberapa tahun terakhir. Boleh kita flashback bagaimana perjalanan lahirnya The Goods Dept hingga kabarnya terkini?
Itu sebenarnya kalau mengenai membangunnya itu adalah Pak Anton Wirjono yang sebagai founder dari The Goods Dept dari 2010. Kalau saya join di The Goods Dept ini di 2019, di mana sebelum COVID-19. Jadi saya join di The Goods Dept coba membantu, ini kan ritel sangat amat terpukul ya pada saat masa COVID-19 di mana membantu menstabilkan, manuver bisnis karena mal-mal tutup dan kita tidak bisa berkarya. Maksudnya orang-orang itu semua nggak bisa buka toko pada saat itu. Jadi saya bekerja di The Goods Dept untuk membantu melewati masa-masa selama COVID ini sampai saat ini lebih banyak mengkonsolidasi dan melihat apa yang bisa kita lakukan supaya bertahan bisnisnya dan berkelanjutan, itu yang saya lakukan.
Bagaimana strategi bisnis The Goods Dept menghadapi masa sulit pandemi COVID-19 hingga pelemahan ekonomi saat ini?
Sebenarnya selama masa pandemi kita itu konsolidasi di dalamnya. Saya lebih mengkonsolidasi apapun itu di dalam internal kita untuk menjadi lebih kuat.
Ada strategi lebih diperkuat ke toko online atau seperti apa?
Oh iya jelas karena kita kan sebelumnya di offline-nya ya difokuskan di situ, tetapi waktu pandemi secepatnya kita membuka web store kita, jadi banyak yang kita lakukan itu pelayanan personal jadi orang-orang kami langsung teleponin pelanggan, pakai video atau TikTok, atau apapun untuk menjual produk kita dan melayani mereka, kita directly deliver ke mereka. Jadi lebih ke personalize, jadi hubungan antara pembeli sama penjual itu lebih erat gitu lho dengan memberikan suatu pelayanan yang lebih personal, maksudnya yang lebih pribadi. Jadi itu yang kami lakukan dan memperkuatnya. Jadi pada saat itu dan selain dari konsolidasi ya kita juga sangat mengandalkan online kita. Jadi secepatnya kita membuka official store kita di marketplace juga.
Marketplace ada di Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Shopee. Kita juga ada website sendiri lagi mau dikembangin. Kita pengin website kami juga setara lah (dengan store), itu mimpi untuk bisa setara karena menampung brand-brand juga, tapi itu dalam proses.
Saat ini ada berapa karyawan dan store offline?
Keseluruhan karyawan kita ada 182 orang. Kalau store-nya per hari ini ada 5 store itu ada di Pondok Indah, Pacific Place, AEON Sentul, Lotte Shopping Avenue, dan satu lagi di Kemang Village. Di Sarinah juga ada tapi bukan toko. Kemarin (selama pandemi) kita sempat tutup store di BXC itu pun sebenarnya karena mal yang minta space untuk mereka kembangkan apa yang mereka mau dan pada saat itu kita juga pikir mungkin sudah saatnya, kita sudah coba beberapa kali dan pada saat itu kita diminta ya udah sekalian aja kita berikan karena entrance-nya BXC sejak bikin perluasan itu ditutup jadi sepi sekali traffic ke sana (toko The Goods Dept).
Walaupun kita tutup toko, tapi kita nggak lakukan PHK, kita nggak lakukan itu walaupun kita punya hak. Kita memilih untuk karyawan dialihkan ke store yang lain.
Simak juga Video: Mark Zuckerberg Mulai PHK Karyawan Meta