5 Fakta Karyawan Dipaksa Resign hingga Bos The Goods Dept Buka Suara

5 Fakta Karyawan Dipaksa Resign hingga Bos The Goods Dept Buka Suara

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 05 Nov 2022 07:30 WIB
Brightspot Market dan BTPN memperkenalkan Jenius Live x Brightspot Market of the Future. Peluncuran dihadiri Co Founder Brighspot Market and the Goods Dept Anton Wirjono dan Deputy President Director BTPN Djemi Suhenda.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

The Goods Dept dan Erigo jadi perbincangan karena diduga memaksa puluhan karyawan untuk mengundurkan diri atau ganti rugi lebih dari Rp 30 juta per orang. Akibatnya, media sosial kedua merek itu diserbu netizen.

Rentetan kejadian ini bermula dari curhatan salah seorang netizen di Twitter dengan akun @*i*hL*r*sa*i yang diduga pegawai The Goods Dept. Sang pemilik akun membagikan kronologi kejadian secara lengkap melalui cuitan di Twitter.

Tidak secara jelas produk apa yang dimaksud, akan tetapi para netizen ada yang mengaitkannya dengan The Goods Dept dan Erigo. Berikut fakta lengkapnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. 1.000 Produk Hilang

Akun itu menjelaskan, alasan perusahaan melakukan itu karena hilangnya 1.000 barang setelah dilakukan stock opname pada 19-20 Oktober 2022, yang hasilnya keluar tiga hari setelahnya.

"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari store kami sebanyak 1.000 lebih setelah di-compare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," cuit akun @*i*hL*r*sa*i dikutip, Sabtu (5/11/2022).

ADVERTISEMENT

Akhirnya dilakukan stock opname ulang pada 31 Oktober 2022 karena perusahaan juga kurang yakin dengan hasil sebelumnya. Pada saat itu pihak perusahaan juga menanyakan ke Tim Operational Store kenapa bisa banyak barang minus.

Tim Operational Store pun menjelaskan ada beberapa faktor kemungkinan. Pertama, dari faktor eksternal karena di bagian pintu keluar masuk sensor tidak berfungsi atau sudah eror. Kedua, faktor sistem karena beberapa kali pihaknya menemukan ada transaksi yang tidak memotong kuantitas.

Alasan ketiga karena faktor alokasi barang (transfer out dan transfer in). Keempat karena faktor internal atau ada pegawai mengambil barang tanpa diketahui dan kelima karena kesalahan dari hasil stock opname.

"Sebenarnya untuk faktor internal kami tidak yakin karena dari total 1.000 lebih kuantiti yang hilang dalam setahun, berarti 1 orang per hari bisa mengambil 4-5 barang. Agak tidak masuk akal dikarenakan setiap adanya transaksi security selalu berada di belakang kasir untuk mengawasi transaksi tersebut, setiap karyawan yang keluar masuk selalu diminta datanya dan dilakukan body check. Pada saat pulang karyawan selalu diperiksa tasnya dan dilakukan body check lagi dan ada lebih dari 40 titik CCTV di dalam store," jelasnya.

2. Karyawan Diminta Resign atau Ganti Rugi

Setelah mendengar penjelasan itu, perusahaan mengambil alih dengan mengganti PIC/ASM/Headstore The Goods Dept. PIC store diminta untuk menandatangani handover jabatan dengan PIC baru dari perusahaan tanpa info sebelumnya.

Tiba-tiba pada 28 Oktober 2022 The Goods Dept membuka rekrutmen di Instagram Story. Padahal tidak ada store baru atau store yang membutuhkan tenaga kerja tambahan.

Pada tanggal 31 Oktober 2022, perusahaan meminta Tim Operational Store termasuk satpam untuk datang ke Head Office yang ada di Tangerang. Di sana, terjadilah diskusi. Pada saat itu diskusi terjadi sangat alot dan tidak menemukan solusi.

Akhirnya, disodorkan data-data dan total biaya ganti rugi barang minus tersebut. Pada saat itu PIC harus membayar ganti rugi sekitar ratusan juta dan tidak boleh dicicil atau dipotong dari gaji.

"Harus 1 kali pembayaran. (kenapa ganti rugi PIC kami lebih banyak karena dia Headstore jadi persentasenya lebih besar). Karena tidak bisa mengganti rugi sebesar itu (duit dari mana gaji aja kecil, insentif nggak dibayar, lemburan nggak dibayar)," tuturnya.

Dikarenakan pegawai tidak mampu ganti rugi secara tunai, akhirnya manajemen The Goods Dept memberikan solusi agar PIC mengundurkan diri dan membuat pernyataan bahwa mengundurkan diri tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar.

3. Tidak Digaji

Yang lebih menghebohkan netizen, akun @*i*hL*r*sa*i juga mengatakan pegawai yang mengundurkan diri tidak digaji dalam kerjanya satu bulan terakhir. Padahal sebelumnya, pihak perusahaan sempat memberikan memo pengunduran gaji.

"Setelah semua selesai membuat pernyataan dan menandatanganinya. Kami baru diinfo kami tidak akan mendapatkan gaji bulan ini. Gaji tersebut akan dipakai untuk ganti rugi hasil minus tersebut. Kena jebakan bertubi-tubi. Sudah dipaksa resign ga gajian juga dengan alasan untuk ganti rugi," tambahnya.

Ditambah lagi, ia juga mengatakan, gaji mereka di bulan September sebelumnya telah di-hold sebanyak 20%, beserta dengan insentifnya, sampai hasil stock opname tersebut selesai.

"Dan apabila hasilnya tidak ada minus akan dikembalikan. Karena hasil SOnya minus sudah pasti tidak dikembalikan," kata akun tersebut.

Bos The Goods Dept buka suara di halaman berikutnya.

4. Medsos Diserbu Netizen

Netizen kemudian membanjiri kolom komentar postingan akun The Goods Dept. Tidak sedikit dari mereka yang mengkritisi langkah perusahaan meminta karyawan ganti rugi Rp 30 juta atau mengundurkan diri.

"Gokil nih, biasanya kerja dibayar, kalo di sini yang kerja yang bayar. Protes? Silahkan resign kak," tulis akun @alfr****.

Tidak sedikit juga netizen yang mengaku tidak akan membeli produk The Goods Dept dan mengajak para netizen lainnya untuk mengambil langkah serupa.

"JANGAN DIBELI, MASUK LIST BRAND LOKAL YANG DIBLOKIR," tulis akun @es****.

Namun, di antara sekian banyak komentar, ada beberapa komentar yang justru mempertanyakan tindakan perusahaan yang hanya meminta para karyawannya mengundurkan diri padahal kerugian yang ditanggung cukup besar.

"Barang hilang senilai Rp 600 juta masa cuma suruh ngundurin diri terus beres, nggak make sense banget dah," tulis akun @iir****.

Akun Instagram Erigo @erigostore juga ramai diserbu netizen. Mereka beramai-ramai mengomentari unggahan reels terakhir merek lokal tersebut. Isi komentarnya pun beragam, beberapa juga mengaitkannya dengan keberangkatan rombongan Erigo ke New York.

"Bawa artis ke NYC bisa, tapi bayar pesangon yang nggak sampe tuh biayain satu artis di NYC nggak bisa gimana," bunyi komentar akun @lagi**** dalam komentar tersebut.

"Minimal bayar pesangon lah, pasang iklan di Times Square bisa," tulis akun @ham****.

Tidak hanya itu, banyak pula netizen yang mengaku enggan kembali membeli produk Erigo lantaran kecewa dan menganggap manajemen perusahaan jelek dengan berkaca pada kasus ini.

Gamau beli baju di Erigo lagi ah. Bukan karena jelek bajunya, tapi manajemennya jelek. Daripada saya beli nanti sisanya dicolong lalu fitnah yang ga bersalah kan kazsssian wkwkwkkwk," tulis akun @spe****.

"Kecewa sama brand lokal tapi nggak memanusiakan pekerja lokalnya. Gw kira BA jalan sana-sini ke luar negeri udah sukses, tapi ternyata karyawannya sendiri nggak dihargai. No more Erigo clothes for me," tulis akun @kqut***.

5. Bos The Goods Dept Buka Suara

Founder & CEO The Goods Dept, Anton Wirjono buka suara soal ramainya informasi yang heboh di media sosial itu. Anton menjelaskan, hal yang ramai tersebut sedang diproses dalam rapat internal perusahaan. Ia memastikan direksi dari The Goods Dept akan memberikan penjelasan secara resmi.

"Keterangannya dari direksi, saya sekarang kan aktifnya di Brightspot, walaupun saya foundernya (The Goods Dept). Jadi nanti mereka yang akan clarify," jelasnya saat ditemui di sela-sela acara Brightspot Market di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (4/11/2022).

Lebih lanjut, Anton menjelaskan dirinya belum bisa memberikan pernyataan apakah informasi yang beredar itu benar atau tidak. Ia memastikan telah memberikan arahan kepada direksi The Goods Dept untuk cepat memberikan keterangan resmi ke publik.

"Saya lagi nunggu penjelasan dari direksi, jadi saya belum bisa membuat statement. Mereka yang akan membuat statement. Semua juga dalam proses gitu lah masih diluruskan. Saya sudah bilang musti cepat-cepat ada statement," tutupnya.


Hide Ads