Apa saja yang sudah dibahas atau disepakati sejauh ini antara Kadin Ukraina dengan pebisnis maupun pemerintah Indonesia dalam hal kerja sama dagang?
Seperti yang saya sebutkan tadi, semua produk pangan yang saya sebutkan karena di Ukraina itu beragam sekali dan kami sangat terbuka untuk produk-produk lain. Itu termasuk juga untuk permen dan coklat, kami juga butuh Kakaonya untuk memproduksi ini.
Kami juga butuh informasinya untuk pasar Indonesia, persyaratannya apa saja, sertifikat apa saja, kami perlu informasi lebih ini kami perlu tahu persyaratannya. Jadi jika ada pengusaha-pengusaha dari Ukraina ingin masuk ke Indonesia, mau memproduksi di sini atau buka pabrik di sini, apa saja yang perlu dipenuhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami juga ada potensi bidang farmasi, obat-obatan, dan metalurgi, dan kami juga bisa untuk besi-besi bahan baku besi. Kemudian membangun mesin-mesin besar, mesinnya beragam juga jenisnya. Bisa juga ada potensi dalam hal hal tersebut.
Kami sangat terbuka kalau misalnya ada yang perlu informasi Kamar Dagang Ukraina bisa menghubungi kami, ada juga perwakilan Kamar Dagang Ukraina letaknya di Bali.
Sebenarnya 2 minggu sebelum ini, kami juga menemani delegasi dari Indonesia dan kami juga membahas untuk ekspor buah, kopi dan lain sebagainya ke Ukraina. Jadi kami menemukan mereka dengan perantara serta peritel, pedagang, karena kami memiliki hubungan baik dengan mereka. Potensinya itu bukan hanya Ukraina ekspor ke Indonesia, tetapi sebaliknya juga.
Sudah adakah kesepakatan dagang yang sudah diteken antara Indonesia dan Ukraina?
Sebenarnya sudah ada lebih dari 25 perjanjian yang sudah ditandatangani oleh antara pemerintah Ukraina dan Indonesia. Termasuk juga untuk melindungi investasi, menghindari tarif ganda, ada juga melindungi ruang angkasa udara untuk perdagangan, pembangunan ekonomi, dan juga ada untuk perjanjian bebas visa untuk memfasilitasi dialog serta pertemuan pebisnis Indonesia dengan Ukraina. Jadi itu, sudah ditandatangani, tinggal menunggu tanggal mulai berlakunya.
Adakah kesepakatan dagang berkaitan dengan komoditas pangan, komersial atau pemerintah?
Jadi tahun 2021 nilai total perdagangan Indonesia dan Ukraina itu, US$ 1,3 miliar dan lebih dari setengahnya itu memang untuk gandum. Tetapi tahun kemarin, jatuh angka tersebut sebesar 93%. Itu ada kendala juga di mana itu tidak bisa diekspor langsung ke Indonesia tetapi melalui Singapura.
Ukraina tengah mengalami minimnya pasokan gandum, bagaimana Ukraina bisa memastikan tidak mengalami krisis pangan?
Ukraina memang merasa bertanggung jawab untuk ketahanan pangan dunia, jadi produksi domestik kami 2 atau 3 kali lipat lebih tinggi daripada apa yang kami perlukan. Jadi, itu memang banyak yang diekspor, melalui program Going from Ukraine itu memang diberikan ke pihak-pihak yang membutuhkan, tetapi karena situasi ini tidak bisa diberikan jadi menjadi sampah saja karena tidak bisa digunakan.
Saya ingin menyampaikan salah satu wilayah di Rusia, mereka investasi rumah-rumah di situ, mereka juga mengambil gandum kami tetapi entah ke siapa. Kami juga tidak tahu. Dan kalau kita berbicara gandum dan ketahanan pangan, ini bagi kami bukan tentang uang saja. Tetapi ini kemanusiaan dan keberlanjutan juga dan memberikan akses ke pihak-pihak yang membutuhkan.
Memang karena harga yang melonjak tinggi, jadi sebenarnya petani-petani gandum kami, biaya produksi untuk panen mereka lebih tinggi dari harga jual ya. Kalau diekspor itu ada biaya logistik dan lain sebagainya, begitu untuk saat ini biaya panen produksi mereka lebih tinggi dari harga jual. Karena perang jadi ada perbedaan sangat tinggi antara harga domestik dan harga untuk ekspor.
Penurunan ekspor gandum itu 90% tahun lalu, bagaimana dengan tahun ini?
Jadi, memang kami ingin meluaskan kerja sama dengan kegiatan-kegiatan, intinya kami juga menceritakan kalau ingin mendukung Ukraina belilah produk-produk kami. Kami menjelaskan ini juga dan ini hari Kamis juga melakukan pertemuan dengan Kadin untuk memperbaharui nota kesepahaman yang telah ditandatangani 90-an.
Kami memasukkan beberapa poin dan butir baru, kami menawarkan banyak kerja sama, memfasilitasi misalnya ada perusahaan-perusahaan dari Ukraina ingin membuka pasar di Indonesia. Bisa kami temukan dengan pengusaha Indonesia, di mana bisa menjelaskan lingkup bisnisnya seperti apa, landscapenya seperti apa dan juga sebaliknya.
Kalau perusahaan Indonesia mau masuk ke Ukraina, difasilitasi apa saja, cara berbisnis Ukraina, dan kami juga mengatur berbagai seminar untuk mereka yang mau masuk pasar Ukraina maupun di Indonesia. Kami juga memfasilitasi kegiatan B to B juga.
Nilai perdagangan Ukraina dengan Indonesia itukan tahun kemarin US$ 1,24 miliar. Adakah target atau prediksi Kadin Ukraina mau meningkatkan ke angka berapa di tahun ini?
Kalau kami dari Kadin yang pasti tetap mengembangkan hal-hal yang sudah ada dan kami akan mendukung perusahaan perusahaan yang sudah mengirimkan permintaan. Di samping itu saya lupa menyebutkan, kami juga bisa mendukung dari segi produk persusuan di situ kami juga banyak produk seperti itu, dan kami tahu bahwa banyak permintaan dari Indonesia. Jadi demandnya cukup tinggi. Tetapi kami mungkin harus lebih banyak mengetahui persyaratan lebih lengkapnya seperti apa.
Jadi ini untuk produk-produk yang paling banyak di ekspor oleh Ukraina, termasuk untuk gandum, jagung, sorgum, dan juga biji bijian untuk rempah, termasuk ketumbar, jinten, kanji. Untuk produk-produk yang diimpor ke Ukraina, termasuk minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan lemak yang belum diolah dan juga kepala, sepatu yang terbuat dari kulit asli, karet dan tekstil lain. Kemudian ada kertas dan bubuk koko, serta mentega.
Berapa jumlah Ukraina mengimpor CPO dari Indonesia?
Saya harus mengecek datanya, jadi karena Ukraina 2 kali lipat lebih banyak ekspor daripada mengimpor dari Indonesia. Jadi nilai impor total US$ 432 juta secara total dan minyak kelapa sawit lebih dari 50% nilai total impor tersebut. Biasanya digunakan untuk pengolahan pangan, pembuatan coklat dan permen.
Dulu juga Ukraina mengekspor senjata, sekarang sudah tidak. Tetapi dari dulu itu sudah ada kerja sama militer.
US$ 432 juta, itu nilai yang cukup besar. Uni Eropa sempat melarang masuknya CPO. Bagaimana dengan Ukraina sendiri dengan isu tersebut?
Jadi di Kadin Ukraina sendiri, memang ada komite pertanian dan pangan. Banyak penelitian yang dilakukan di situ. Memang sempat ada deklarasi yang melarang impor minyak kelapa sawit. Tetapi setelah melalui diskusi dan penelitian itu dibatalkan.
Ukraina ini memiliki ragam produk termasuk produk organik yang menjadi salah satu terbaik, dan banyak diekspor ke Eropa juga. Jadi ada berbagai macam produk termasuk produk organik.
(ada/eds)