Buka-bukaan Pengelolaan Dana Haji dan Kantong Investasi BPKH

Wawancara Khusus Kepala BPKH Fadlul Imansyah

Buka-bukaan Pengelolaan Dana Haji dan Kantong Investasi BPKH

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 24 Feb 2023 16:03 WIB
Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah
Kepala BPKH Fadlul Imansyah/Foto: Dok Situs BPKH

Ini kan bukan hanya pemikiran BPKH dan BPKH sendiri yang berpikir isu ini. Sudah di share isu ini ke presiden misalnya, ke Komisi VIII?

Komisi VIII bahkan sudah mendorong untuk melakukan itu. Bahasanya mereka kita sampaikan regulasinya ada beberapa yang seolah-olah mengikat lah. Mereka akan melakukan relaksasi.

Modal nggak perlu dicari, karena modalnya sudah ada BPKH, tinggal dijalanin saja, kalau misalnya bisa diterapkan lebih cepat akan bermanfaat lebih cepat juga buat masyarakat..

2024 minimal paling nggak sudah ada sesuatu yang kita buat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam waktu dekat apa berarti?

Sekarang kita lagi bikin PT-nya. Kita akan punya subsidiary BPKH di Saudi. Nanti apakah bentuknya JV..

Ini juga sebenarnya sudah terobosan loh ketika BPKH menciptakan perusahaan sendiri? Selain muamalat ya..

Dari nol. Dan kita itu adalah pintu pertama kita untuk melakukan ekosistem, investasi ekosistem perhajian.

ADVERTISEMENT

Yang dibuat adalah lembaganya dulu?

Entity-nya dulu.

Pada akhirnya bicara bisnis ya?

Bisnis

Sebenarnya untuk kepentingan dan kemaslahatan penerima? Dan yang mau dikejar apa dulu ?

Advance payment dulu, itu adalah komponen terbesar dalam biaya perjalanan haji. Sebenarnya yang terbesar sebenarnya airline. Cuma airline ini kita juga lagi diskusi dengan Garuda, gimana caranya kita memberikan pembiayaan, bahasanya kita booking deh, sama seperti advance payment juga, kita booking 5 tahun ke depan.

Harganya nggak berubah-ubah?

Iya, nanti kalau masalah ada avtur nanti kita siasati bagaimana caranya kalau ada misalnya ada perkembangan gitu, dan mereka OK, mereka open.

Apalagi dengan kondisi sekarang, Garuda semua upaya, walaupun pada akhirnya isunya tetap sama ya, berangkat ke sana penuh, balik kosong kan?

Itu biasa disiasati juga ternyata, cuma nanti masalah regulasi. Regulasi ini Kementerian Agama. Kementerian Agama sudah open. Tinggal skemanya mau seperti apa. Inilah yang, makanya, alhamdulilahnya statement mengenai BIPIH ini yang menjadi pembicaraan ini membuka semua perspektif yang ada, bukan hanya di masyarakat tapi di stakeholders, di Komisi VIII, di Kementerian Agama dan seluruh pihak.

Bapak juga harus bicara semua pihak, bukan hanya pihak-pihak yang ada di sistem tapi yang paling banyak itu kan orang-orang di luar sistem. Harus memberikan pemahaman yang sama, karena balik-balik lagi kenapa nih harus nambah, uangnya dikorupsi ya, atau uangnya dipakai untuk jalan tol. Tanpa itu pun sebenarnya uang itu nggak cukup sebenarnya.

Ternyata di pemerintah itu, kata kuncinya komunikasi publik. Bahwa kebijakannya salah atau bener itu masalah komunikasi. Karena kebijakan itu belum tentu bener, dan belum tentu salah juga. Tapi selama orang memahami maka mereka akan 'oh iya'. Mereka akan punya perspektif yang sama minimal itu sih sebenarnya.

Jadi kesimpulannya, orang yg berangkat tahun ini nambahnya berapa? Mereka sudah setor Rp 25 juta

Jadi ada tiga kan, tiga segmen, yang 2022 ditetapkan untuk tidak boleh nambah lagi. 2020. (Tahun) 2022 itu hanya membayar Rp 9,4 juta, di luar dari setoran lunas yang Rp 10 juta tadi.

Rp 25 juta tambah Rp 10 juta, tambah Rp 9 juta?

Betul. Yang ketiga adalah setoran yang waiting list yang 2023 mereka harus nambah sekitar Rp 23,5 juta atau Rp 24 juta saya lupa angka pastinya. Itu yang dilakukan. Jadi sebenarnya kalau ditanya berapa, angkanya variatif.

Tergantung anda daftarnya dapat kuota tahun berapa?

Makanya konsep dasarnya bahwa BIPIH dengan BPIH atau nilai manfaatnya. BIPIH-nya yang dibayarkan jemaah haji harus lebih besar daripada nilai manfaat yang dikontribusikan. Bahwa kemudian bervariasi di waiting list itu teknis.

Sebagai orang yang mengelola keuangan haji dan background dalam investasi, 6% moderat, nggak ngapai-ngapain dapat 6%. Bisa sampai angka berapa investasi BPKH itu?

Jadi gini ada isu lagi, sebenarnya kalau bicara 70% atau total investasi dalam bentuk SBSN itu di atas 7%, 7,2-7,3 tapi kita harus maintain kurang lebih 30% dana yang ditempatkan di perbankan syariah. Kalau itu, karena gini yang pertama mereka bantu kita banyak dalam rekrutmen haji kan, mereka adalah BPS BPIH namanya, bank penerima setoran haji, kan harus ada resiprokal bisnis.

Mereka kan juga butuh ada profit lah di situ. Mereka juga pemegang saham, jadi artinya kita harus ada resiprokal, kita harus placement di bank syariah.

Kemudian isu kedua adalah kalau ini kita pindahkan investasi ke SBSN kita adalah salah satu penyokong total aset perbankan syariah nasional. Bisa dibayangkan kalau ditarik, nah, itu kan akan membahayakan sistem perbankan syariah. Makanya kita akan tetap maintain. Masalahnya apakah sepanjang total aset meningkat lagi apakah kita akan tambah atau tidak, itu balik lagi, kebijakan resiprokal bisnis.

Makanya total blended, sementara perbankan, cuma kemarin 2022 itu kisarannya di bawah 5% jadi dia naik ke bawah.

Ini bank syariah?

Bank syariah, narik ke bawah dia yieldnya sehingga dapat 6,28%

Kalau misalnya dia bisa lebih tinggi?

Nah mungkin bisa, minimal sama dengan SBSN, tapi itu nggak mungkin juga. Secara nature-nya, instrumen investasi jangka pendek tidak boleh melebihi dari instrumen jangka panjang. Sekarang sebenarnya bisa ada kolaborasinya. Misalnya kalau kita placement di bank itu, kira-kira si bank itu bisa ngejar nggak target setoran hajinya yang lebih tinggi. Kalau dana kelolaannya tinggi kan otomatis berapapun yieldnya pasti akan naik.

Akhirnya, yang kita sedang siasati sekarang kita kasih challenge perbankan syariah kalian bisa kasih setoran berapa untuk menambah total aset. Jadi nanti resiprokal bentuknya kita placement sesuai apa yang mereka setorkan, walaupun sekarang masih belum bisa seperti itu. Tapi at least mereka akan ngejar. Kalau kita langsung kunci 90% masuk ke SBSN mereka mau narik setoran. Kalaupun nggak ditarik, anggaplah sekarang Rp 50 triliun, dia tetap Rp 50 triliun tapi dana total kita Rp 200 triliun, mereka akan mengecil.

Mereka nggak punya motivasi?

Nggak ada, jadi akhirnya gimana kita mau naikin aset, kalau misalnya nggak ada misalnya marketing arm kita untuk menarik jamaah haji. Jadi itu yang paling istilahnya sinergi yang paling optimal yang bisa kita lakukan.


(acd/eds)

Hide Ads