PT Jakarta Propertindo (JakPro) menjadi salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) besar yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta. Namun, kinerja keuangan JakPro dalam beberapa tahun terakhir cukup mengecewakan.
Terakhir kali JakPro mencatatkan untung bersih pada kinerja keuangannya adalah tahun 2018, setelahnya hingga kini kinerja keuangan JakPro selalu mencatatkan kerugian. Sederet penugasan proyek yang dilimpahkan ke JakPro disebut-sebut menjadi masalah utamanya.
Meski begitu, Direktur Utama JakPro Iwan Takwin mengklaim perbaikan besar mulai dilakukan pihaknya. Iwan yakin titik cerah kinerja perusahaannya mulai terlihat tahun ini. Optimalisasi aset-aset besar macam LRT Jakarta, Stadion Jakarta International Stadium (JIS), hingga Jakarta International Velodrome terus dilakukan.
"Titik cerah sudah kelihatan. Karena saya kira teman-teman bisa melihat semua di Velodrome misalnya, kemudian JIS kita berhasil untuk U-17 itu, jadi sepertinya semua orang sudah mulai melirik itu," kata Iwan ketika berbincang bersama detikcom di kantornya, Thamrin City, Jakarta Pusat.
Iwan juga bercerita banyak soal pembangunan proyek LRT Jakarta Fase 1 B yang bakal menghubungkan kawasan Kelapa Gading ke Manggarai, hingga rencana besar menghidupkan JIS. Berikut ini kutipan wawancara lengkap Iwan Takwin dengan detikcom:
Apa kabar JakPro saat ini, apa saja yang sedang fokus dikerjakan perusahaan?
JakPro ini kan badan usaha BUMD DKI Jakarta, tentunya sebagai perusahaan secara korporasi kan harus ada aksi-aksi bisnis yang dilakukan untuk menjaga performa. Kedua, aksi ini yang harus diseimbangkan oleh JakPro dalam menjalankan agent of development bagi Pemprov DKI khususnya dan juga sebagai badan usaha. Dalam upaya itu tentunya tantangan dan dinamikanya beraneka ragam sehingga strategi yang dilakukan JakPro selain di awal menyiapkan SDM sendiri, talenta internal kita, dilakukan capacity building untuk meningkatkan kinerja bagi JakPro sendiri, dan juga strategi bisnis dari lesson learned sebelumnya yang kita dapatkan dan di-improve menjadi satu strategi bisnis. Harapannya, sampai dengan akhir tahun ini tentunya bisa mengangkat performa JakPro.
JakPro saat ini ada beberapa venue-venue kan, dan itu tidak kecil, jadi bagaimana bangkitkan kegiatan bisnis atau komersialisasi kemudian juga beberapa aset JakPro yang dulu mungkin idle gitu, didiamkan atau tidak diutilisasi, sekarang kita mulai. Kita mulai dari perencanaan konsepnya seperti apa, konsep bisnis seperti apa, bagaimana bermitra dengan investor yang mau masuk, kita buat SOP yang tentunya membuat calon mitra investor ini tertarik untuk bekerja sama dengan JakPro. Tentunya benefit-benefit apa saja yang didapatkan JakPro itu dikaji secara mendalam, sehingga saat jalankan bisnis ke depan kita tidak terulang lagi kesalahan sebelumnya dan JakPro jadi yakin dan firm untuk capai strategi bisnis.
Tadi disebutkan ada beberapa aset idle, boleh Anda jelaskan maksudnya seperti apa?
Jadi itu memang karena bisa jadi tidak didalaminya, bahwa bagaimana kondisi aset itu kemudian cocoknya seperti apa, kemudian bagaimana kita membuka komunikasi dengan pihak eksternal yang mungkin lebih ahli di bidang bisnis yang mungkin akan kita kembangkan. Itu sekarang kita buka, tentunya dari situ akan didapatkan insight-insight baru.
Kemudian, juga agar tidak terjadi kesalahan sebelumnya kita mematangkan SOP dan kemudian juga strategi bisnis yang ada di JakPro, sehingga dalam menetapkan satu utilisasi aset di tahun itu tidak akan salah langkah ke depannya. Jadi benar-benar bisnis yang kita lakukan tidak salah langkah ke depan, benar-benar bisnis yang kita lakukan sesuai dengan peruntukannya sehingga membangkitkan dan meng-create new revenue stream bagi JakPro.
Proyek apa yang jadi fokus utama JakPro saat ini?
Sebagai BUMD kan kami menjalankan tugas sebagai agent development, kami tak bisa lepas dari penugasan untuk men-support apa yang jadi program-program unggulan atau program strategis dari Pemprov apakah bentuknya itu penugasan atau kegiatan lain. Dalam menjalankan penugasan ini tentunya JakPro tidak hanya berpikir membangun tapi bagaimana sosialisasikan, bagaimana membentuk multiplier effect sebuah proyek kepada lingkungan sekitar, baik itu langsung maupun tidak langsung.
Sebagai contoh, JakPro saat ini sedang ditugaskan membangun sebuah fasilitas transportasi kereta LRT, JakPro dalam menjalankan itu tidak hanya berpikir itu dibangun sesuai target atau milestone, tapi dalam proses pembangunannya, sosialisasi dampak pembangunan itu bisa mengubah menjadi benefit bagi lingkungan sekitar. Nah itu terus dilakukan JakPro, tentunya juga bekerja sama dengan stakeholder yang lain juga yang terkait, atau mungkin komunitas yang ada, sehingga ketika infrastruktur publik ini selesai, orang-orang bisa ikuti prosesnya dan ketika mereka menggunakan ini rasa memilikinya akan lebih tinggi.
Kemudian, bekerja sama juga dengan pihak tertentu, misalnya kita sudah berencana untuk menciptakan integrasinya dengan fasilitas publik lainnya, seperti di Manggarai ada KCI, ada kereta bandara, ada juga nanti kereta ke luar kota, dan juga stasiun TransJakarta. Bahkan, di titik-titik fasilitas Pemprov lainnya. Kami matangkan itu semua sejak awal, sehingga ketika ini beroperasi masyarakat bukan hanya menikmati railway-nya saja tapi terhubung dengan fasilitas publik lainnya.
Bicara soal kinerja keuangan, JakPro terakhir mencatatkan keuntungan bersih pada tahun 2018, setelah itu tahun berikutnya tak pernah sekalipun mencetak keuntungan kembali sampai saat ini. Selama ini pun JakPro diberikan banyak penugasan, apakah karena penugasan yang banyak membuat JakPro tidak bisa untung?
Jadi begini, JakPro kan sebagai BUMD ini harus dan wajib mendukung proyek strategis DKI, di mana kalau bicara program strategis tentunya kembali lagi bicara ke fasilitas publik. Jadi apapun yang ditugaskan ke kami meyakini itu pasti gunanya untuk kemaslahatan publik.
Tentunya, kalau bicara ke segi bisnis, di situ lah tantangannya JakPro, bagaimana konversi fasilitas publik ini sehingga ada benefit dari sisi komersialnya. Bukan berarti kita memanfaatkan fasilitas publik ini. Itu memang menjadi tantangan, bagaimana itu bisa diubah menjadi smooth, sehingga fasilitas publik yang kita komersialkan ini kita jalankan strategi bisnisnya itu tidak mengurangi fungsinya, tapi JakPro bisa mendapatkan revenue dari situ. Memang kemarin juga ada COVID-19, 2019-2022 saya kira semua juga dihantam dengan adanya pandemi itu kan.
Alhamdulillah saat ini kita mulai bangkit, kalau dilihat kegiatan di venue-venue kita yang bisa kita bilang venue yang tadinya penugasan itu mulai aktif lagi. Bahkan per minggu sudah pasti ada kegiatan. Tinggal tim bisnis kami ini didorong untuk mempunyai strategi-strategi supaya aktivasi kegiatan komersial lebih berkembang lagi. Dengan begitu beban operasionalnya dan beban aset itu sendiri bisa ditutupi. Jadi sekarang kalau dari 2018 tadi ke sekarang ini kondisi JakPro seperti apa, ini yang kita upayakan.
Titik cerah itu sudah kelihatan. Karena saya kira teman-teman bisa melihat semua di Velodrome misalnya, kemudian JIS kita berhasil untuk U-17 itu, jadi sepertinya semua orang sudah mulai melirik itu. Ini kembali ke kami bagaimana elaborasi dan improvement-nya bisa berjalan dengan baik. Karena sebenarnya, dari semua itu fasilitasnya kan sudah ada, di TIM, di JIS, Velodrome ada, space ada, akses ada, tinggal bagaimana kita memaksimalkannya. Kita ingin bisa membangkitkan crowd pada fasilitas-fasilitas itu, di situ kuncinya mengumpulkan lebih banyak orang dan kita manage. Dengan begitu komersial lainnya bisnis lainnya bisa terbangkitkan dengan itu.
Alhamdulillah sekarang kami percaya sudah mulai bangkit. Kalau ditanya proyeksi kami di 2024, ada titik cerah di sana, karena kita bangkit. Performanya menurut saya by monthly itu apa yang kita targetkan sudah menyentuh target itu, bahkan ada suatu saat bisa dilewati targetnya. Dinamika memang masih ada, cuma sudah banyak target kecil yang tercapai. Dinamika sudah positif, harapannya 2024 dan seterusnya saya kira kami sudah bangkit. Kami juga siapkan ini bukan cuma untuk tim sekarang, namun siapapun ke depan yang jalankan JakPro ini memiliki pijakan yang baik, landasan kokoh untuk jalani semua itu.
Di 2023 ini bagaimana proyeksinya, apakah kinerja keuangan positif bisa dicapai?
Kalau kita bicara itu kami belum bisa prediksi. Cuma setidaknya kami bisa bilang growth-nya itu sudah tumbuh baik sekarang. Maka saya bilang target kita sudah tersentuh, baik yang monthly ataupun weekly. Target jarak pendek itu berhasil kita lewatin, strategi yang kita jalankan itu berdampak positif di lapangan. Harapannya target kita di tahun depan mencapai keseluruhan target kita bisa menjadi untung. Tentunya kita tak bisa lepas juga dari beban-beban aset itu, itu juga menjadi tantangan. Bagaimana seimbangkan itu, beban operasional dan maintenance bisa di-cover dengan revenue yang ada.
Dari banyak proyek yang dikerjakan dan dikelola, proyek mana yang mendulang banyak pendapat buat JakPro?
Kalau bicara korporasi seperti JakPro ini tidak bisa bergantung dan mengandalkan salah satu lini saja. Kita tidak bisa untuk men-state proyek ini paling untung nih. Malah sebenarnya semua venue itu bisa disambungkan, bisnis kan nggak monoton lagi. Kegiatan bisnis itu harus bisa bundling atau bersinergi. Misalnya, contoh kecil saja kita di LRT ada di dekat Velodrome, misal kita bikin event di situ kita bisa kasih promosi tertentu atau fasilitas tambahan bagi orang yang mau naik LRT ke Velodrome. Mungkin dia bisa dapat akses khusus atau diskon atau promo FNB dan lain sebagainya, jadi dua fasilitas JakPro ini tuh saling terintegrasi. Jadi jangan menganaktirikan, tapi suatu aset harus bisa meningkatkan bisnis aset lain, mem-bundling gitu kan.
(hal/eds)