Blak-blakan KKP, Susu Ikan Masuk Program Makan Bergizi Gratis

Wawancara Khusus Dirjen PDSPKP, Budi Sulistyo

Blak-blakan KKP, Susu Ikan Masuk Program Makan Bergizi Gratis

Retn - detikFinance
Jumat, 27 Sep 2024 14:40 WIB
Dirjen PDSPKP KKP, Budi Sulistyo
Foto: Dok. KKP
Jakarta -

Susu ikan semakin senter terdengar usai disebut-sebut masuk dalam menu program makan bergizi gratis (MBG) yang diusung presiden terpilih, Prabowo Subianto. Susu ikan dinilai dapat menjadi sumber alternatif susu sapi untuk program tersebut.

Salah satu pendorongnya adalah masih kurangnya stok dan produksi susu sapi di Indonesia. Ternyata, penemuan susu ikan sudah dikaji oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2017 lalu.

Kepada detikcom, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Sulistyo menceritakan awal mula perkembangan, seberapa besar potensi susu ikan menyumbang perekonomian di Indonesia, hingga potensi susu ikan masuk ke program unggulan Prabowo Subianto tersebut. Berikut cuplikan lengkap wawancaranya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susu ikan ini kan memang santer begitu dibicarakan di tengah publik gara-gara katanya bakal dipakai sebagai alternatif buat program makan bergizi gratis pemerintahan selanjutnya. Bagaimana awal ceritanya inovasi ini dipikirkan untuk bisa jadi sumber protein pengganti atau mungkin alternatif buat susu sapi?

Jadi gini, tahun 2017, kami ini terutama para peneliti bioteknologi di Kelautan dan Perikanan pada waktu masih di kami lead bank-nya, itu meneliti bagaimana mengekstrak protein dari ikan.

Dengan waktu itu pemikiran besarnya bahwa Indonesia harus melangkah menuju kemandirian protein. Kita harus memenuhi kebutuhan protein nasional ini berdasarkan sumber daya yang ada di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Pada waktu itu para peneliti berhasil menemukan atau mewujudkan bagaimana protein ikan itu diekstrak melalui metode hidrolisat protein ikan (HPI). Kemudian tahun 201, HPI sudah ditemukan. Berkembanglah penelitian-penelitian berikutnya. Tahun 2021, dari HPI ini dikembangkan lagi menjadi produk turunannya adalah minuman berprotein yang mempunyai rasa, wujud, dan semuanya menyerupai susu dan bisa disebut juga susu analog. Susu yang bukan dari binatang yang mempunyai kelenjar, seperti susu almond, dan semuanya kan sebenarnya susu analog. Minuman berprotein ini berdasarkan atau berbasiskan bahan baku HPI.

Kemudian tahun 2023, diluncurkan oleh Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan (Sakti Wahyu Trenggono) dan Bapak Menteri Koperasi dan UKM (Teten Masduki). Waktu itu dikenalkan.

Ide awalnya sebenarnya untuk bagaimana kita mencari sumber-sumber protein nasional. Sumbernya dari ikan. Ikan itu bisa ikan segar, kemudian juga bisa ikan yang diolah, dan juga sekarang ekstrak protein ikan. Hasilnya, sekarang kita kenal semuanya, salah satu produk tersebut itu adalah susu ikan. Yang kita kenal sekarang susu ikan yang sedang lama diperbincangkan ini.

Ini semuanya adalah bagian dari upaya-upaya kita untuk mengisi kebijakan hilirisasi perikanan. Ini yang menjadi satu gerakan bersama, maksudnya gerakan bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada, yang dilimpahkan oleh Yang Maha Kuasa kepada bangsa kita ini, kepada Indonesia. Nah sekarang hasilnya adalah HPI. HPI diturunkan lagi menjadi susu ikan. Jadi, ini adalah satu langkah sumber menjadi salah satu sumber protein untuk bangsa Indonesia.

Jadi, ini cerita panjang ya, Pak. Berarti dari 2017 sudah dilakukan penelitian untuk susu ikan?

Iya, betul, suatu perkembangan yang memang ini langkah-langkah bagaimana kita mencari sumber protein. Karena bangsa, karena Indonesia ini punya satu tantangan yang menarik bagi kita semua. Bahwa asupan protein masyarakat, menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik) kan masih 62,3 gram per kapita per hari.

Sementara, kita punya cita-cita besar, tahun 2045 mewujudkan bagaimana kita mewujudkan generasi emas Indonesia. Salah satu penandanya adalah tubuh yang tangguh, kemudian cerdas. Di sini perlu peningkatan protein hewani.

Nah protein ikan menjadi salah satu alternatif yang bisa kita dorong untuk menjadi sumber protein untuk membangun generasi emas Indonesia. Kalau dibandingkan dengan negara ASEAN, kita itu masih masuk level yang rendah.

Berapa target asupan protein Indonesia?

Targetnya kalau kita ke negara industri ya mas ya, sebagai benchmarking kita itu 100 gram per kapita per hari. Program makan bergizi gratis ini menjadi satu dorongan momentum yang bagus karena pemerintah, kita semua punya perhatian bagaimana tata kelola gizi masyarakat. Ini adalah satu hal yang saling mendukung, mendorong menuju generasi emas Indonesia.

Kenapa harus jadi hidrolisat dulu, maksudnya kenapa harus jadi susu dulu nih ikan untuk dikonsumsi? Bukankah ikan kalau dikonsumsi sebagai ikan saja juga terpenuhi kebutuhan proteinnya?

Ya, betul. Sebenarnya, kita mengonsumsi ikan ini adalah memberikan satu alternatif bagi masyarakat, bagi kita semua untuk mendapatkan protein, bisa dikonsumsi langsung dalam kondisi ikan itu segar, diolah sebagai masakan rumahan, rumah tangga ataupun kuliner yang bisa kita konsumsi langsung. Dan juga ikan itu bisa diolah menjadi olahan seperti bakso, kemudian pempek. Ini semua itu mengandung ikan, mengandung protein.

Satu lagi, itu adalah bagaimana kita mendapatkan ekstraknya. Karena ekstrak ini nanti akan dapat difortifikasi atau dicampurkan ke bahan baku makanan atau minuman yang lain. Sehingga ketika masyarakat mengonsumsi contohnya, itu adalah roti yang terigunya sudah difortifikasi protein ikan HPI ini. Secara langsung, dia tidak mengetahui bahwa, atau mengetahui bahwa itu adalah sudah mengandung protein. Sehingga alternatif-alternatif itu memberikan kesempatan untuk mendorong konsumsi itu naik. Jadi sebenarnya alternatif, pilihan itu kan.

Apakah susu ikan dapat memenuhi kekurangan Indonesia dalam penyediaan susu sapi segar?

Jadi ini adalah sebagai substitusi atau komplementer kebutuhan kita. Kan ada susu sapi, ada susu apa, salah satunya susu ikan. Susu ikan ini menjadi pendorong supaya kita juga mempunyai satu tambahan untuk pembunuhan kebutuhan protein melalui susu

Susu ikan ini berarti bahan bakunya adalah ikan yang akan diekstraksi jadi hidrolisat. Untuk kapasitas produksinya sendiri seberapa kuat untuk memenuhi kebutuhan program makan bergizi gratis secara nasional?

Ini sebenarnya gini, jadi kan waktu kami berpikir untuk mendorong bagaimana sumber protein itu kita dapatkan dari ikan ya kan, salah satu munculnya HPI. Pada saat ini yang sudah terpasang, yang berproduksi adalah 30 ton per bulan.

Ini akan menjadi pemicu ketika itu menjadi satu kebutuhan masyarakat. Kami berharap nanti para pelaku usaha mengembangkan industri-industri ini dan menjadi peningkatan kapasitas produksinya secara nasional.

Kita sudah dikenal, ternyata susu ikan yang sudah kami sosialisasikan, kami perkenalkan dan semuanya, khususnya kepada anak-anak itu sekarang sudah menjadi pemberitaan nasional. Ini akan menjadi satu pendorong. Kami berharap ini menjadi satu pemicu untuk berkembangnya industri ini.

Jadi sekarang, kapasitas terpasang 30 ton. Kami sedang membangun satu percontohan lagi di Pekalongan dengan kapasitas 2 ton per bulan. Nanti menjadi percontohan, jadi tempat orang melihat, studi banding bagaimana proses itu akan dilakukan.

Kapasitas terpasang 30 ton per bulan ini dari mana saja?

Itu masih dari yang di Indramayu.

Untuk memenuhi program makan bergizi gratis, kira-kira dibutuhkan berapa banyak produksi HPI?

Nah, sebagai gambaran nih ya. Kalau kita berbicara tentang komplementari ya, bagaimana kita dari susu ikan ini menjadi satu bagian pendukung penguat ke sana. Nah, satu persen dari komplementari saja, itu adalah dari kebutuhan totalnya sekitar 4,1 juta ton susu ya. Itu akan berkembang industri-industri kecil, pabrik-pabrik kecil. Kami nanti akan didorong bahwa itu adalah mendekat ke bahan baku. Jadi, di daerah-daerah, sentra-sentra nelayan, itu akan dibangun pabrik-pabrik.

Nah, kebutuhan untuk 4.092 ribu, kalau kita bicara tentang satu persen dari tadi, itu akan mendorong industri ini tumbuh sekitar 6.150 pabrik yang titik-titik lokasi tim. Volume untuk ikan yang diperlukan itu sekitar 770 ribu ton per tahun dari satu persen tadi.

Nilai pembelian bahan baku, ikan kalau kita rata-rata itu sekitar Rp 7,8 triliun. Kemudian kalau sudah jadi HPI akan menghasilkan sekitar 147 ribu ton per tahun dan value-nya itu akan mendekati ke Rp 29 triliun kalau di angka ekonomisnya. Ini hitungan kasarnya, ini kan suatu potensi ekonomi ke depan.

Kemudian kalau dari HPI tadi dan diolah menjadi susu, itu untuk pabrik pengolahan susunya, susu ikan tumbuh 7.100 pabrik. Nilai dari output HPI-nya itu, dari susunya itu akan menghasilkan 492 ribu ton per tahun. Perputaran ekonominya kalau sudah dikemas dalam susu botol-botol yang siap minum itu Rp 70 triliun per tahun.

Berarti bisa dibilang dari 1% pemenuhan kebutuhan 4,1 juta ton susu ini akan menghasilkan perputaran ekonomi Rp 10 triliun?

Iya, dengan nilai yang kecil saja, kita tidak muluk-muluk, ya. Semuanya karena kita harus realistis juga ini juga sedang berkembang dan bagaimana berkembangnya.

Kemudian serapan tenaga kerja itu 195 ribuan lah. Dari nelayan sendiri sebagai penyediaan bakunya itu 86 ribuan orang, untuk industri HPI 73 ribu, dan untuk pabrik susu 35 ribu. Ini dampak multiplier effect-nya kalau kita bergerak pemanfaatan protein dari ekstrak ikan yang diwujudkan dari HPI, kemudian HPI nanti diolah sebagai susu. Maka jadilah dampak yang bisa muncul multiplier effect-nya adalah 6 ribu pabrik protein ikan HPI, 7 ribu pabrik susu ikan, 195 ribu lapangan kerja.

Pemenuhan 4,1 juta ton susu ini untuk program makan bergizi gratis atau nasional?

Itu kalau dari hitungan teman-teman kemarin menuju kebutuhannya berapa juta anak untuk kebutuhan program makan bergizi gratis.

Untuk jenis ikannya yang dipakai apa saja?

Kalau jenis ikannya, kami juga harus memikirkan ikan yang selama ini terbuang atau tidak bernilai ekonomi tinggi, itu seperti ikan yang kadang dijual, kadang untuk pakan bebek atau pakan terbuang. Ada ikan petek, ikan tambra dan kuniran itu yang diolah.

Pasokan ikan-ikan jenis itu cukup untuk memenuhi kebutuhan 1% tadi?

Iya, cukup karena sebenarnya nanti kan pabriknya didekatkan ke sentra-sentra nelayan. Jadi, bahan baku yang di sana itu langsung bisa ditampung.

Ini artinya kita tidak akan impor ikan untuk membuat susu ikan di sini?

Enggak. Kita harus memanfaatkan bahan baku yang ada.

Perbandingan nilai gizi susu ikan, klik halaman selanjutnya.

Apakah ada perbedaan antara nilai gizi dengan susu sapi?

Ini kan sebenarnya masing-masing punya keunggulan komparatif ya. Untuk susu ikan, keunggulan pertamanya punya nilai kandungan langsung dari bahan bakunya, Omega 3, EPA-DHA. Kandungan ini untuk pertumbuhan sel-sel otak itu terkandung di susu ikan. Untuk kandungan lainnya, seperti kalsium dan vitaminnya. Ini kalau di susu formula itu difortifikasi dalam bentuk minyak ikan. Karena di susu sapi kan tidak mengandung itu.

Kemudian keunggulan berikutnya susu ikan ada lactose free, bebas dari laktosa. Kalau ada anak atau yang mengonsumsi ada intoleran laktosa itu untuk susu ikan tidak ada.

Pertanyaan lain pastinya baunya amis enggak? Masyarakat itu kan masih melihat kalau ikan itu amis. Pastinya ini menjadi perhatian para peneliti kami, para industri yang mengolah dan semuanya menjadi perhatian khusus. Ini sudah dihilangkan.

Jadi, proses untuk bau amis itu sudah dihilangkan sehingga bau amis itu tidak ada. Kami kan meminta review, minta testimoni, minta pendapat anak-anaknya bagaimana rasanya? Rasanya seperti susu, gitu.

Saat itu, anak-anak belum mengetahui apa yang diminum. Kemudian kita tanya, amis nggak? Ya, ini rasanya seperti susu. Jawabannya begitu. Jadi, mereka mengenalnya emang susu.

Kemudian susu ikan juga mudah diserap tubuh. Ini karena proses hidrolisatnya sudah menjadi asam amino pendek istilah-istilah para peneliti. Itu serapannya ke tubuhnya lebih besar, lebih dari 92%. Jadi, serapan proteinnya lebih cepat.

Tadi kan sudah disampaikan keunggulan-keunggulannya, kalau untuk kekurangannya apakah ada?

Mungkin kalau dari diskusi-diskusi itu kandungan kalsiumnya lebih rendah dibandingkan susu sapi. Namun demikian ini program makan bergizi gratis menjadi kesempatan kita membuat tata kelola gizi masyarakat. Sehingga para ahli gizi ini nanti akan memetakan kebutuhan gizi untuk kelompok umur ini adalah ini. Maka rancangan untuk menunya sebulan ke depan itu apa saja. Ini sumbernya dari apa saja bisa dipenuhi.

Dengan begitu, semua hasil makanan atau bahan-bahan yang ada itu bisa memenuhi itu sehingga kebutuhan gizi masyarakat bisa terpenuhi.

Sejauh ini untuk produksi HPI masih satu pabrik saja, PT Berikan Bahari Indonesia?

Ya baru itu saja. Sementara memang masih berkembang waktu kami melakukan penelitian, kemudian bermitra dengan industri ini. Kami berharap dari kondisi ini nanti akan menjadi suatu perkembangan industri yang baru di Indonesia sebagai satu hasil dari hilirisasi perikatan.

Terkait untuk teknologinya sendiri, apa sudah tersedia di Indonesia?

Kalau teknologinya sudah tersedia. Jadi ini yang sekarang alat pengolah ini itu sudah dikembangkan, sudah ada di Indonesia, tersedia. Itu adalah produk dalam negeri oleh anak-anak bangsa. Salah satu ininya juga Mas Yogi dari PT Berikan yang buat bagaimana alatnya dan semuanya itu sudah produksi dalam negeri.

Apakah ada komponen impornya untuk memproduksi susu ikan?

Sekarang yang menjadi satu ini memang pertanyaan itu adalah terkait dengan enzim kebutuhan dalam prosesnya.
Enzim ini sudah juga tersedia lokal. Kalaupun nanti ada suatu kebutuhan melonjak dengan kapasitas produksi, apabila diperlukan mungkin di sini ada satu keperluan impor untuk itu. Tapi juga tidak besar di situnya. Sebagian (impor) apabila diperlukan.

Apabila dibandingkan secara harga, biaya produksinya apakah lebih tinggi dibandingkan yang susu sapi perah?

Kalau dari teman-teman yang kemarin di industri, itu mirip-mirip tipis dan bahkan mereka bercerita menyampaikan satu hitungan itu bisa lebih murah.

Ini kan menggunakan banyak teknologi di dalamnya. Biasanya yang menggunakan teknologi lebih mahal harganya. Apakah susu ikan bisa lebih murah?

Kalau untuk hitung-hitungan rupiahnya, saya tidak tanya waktu itu. Cuma saya berpikir ketika nanti produksi, industri ini berkembang, volumenya naik, itu pastinya bisa dapat lebih murah dari sekarang. Tapi kalau dibandingkan keduanya itu harganya mirip-mirip. Bahkan satu susu itu, satu kemasan bisa Rp 5.000. Jadi, mencukupi dari apa yang menjadi target, apa yang disediakan untuk makan bergizi ini.

Lantas bagaimana cara KKP mendistribusikan bahan baku ikan secara merata ke Indonesia?

Ya, sepanjang pantai Nusantara ada (bahan bakunya). Insyaallah aman.

Kemudian apa strategi KKP untuk meningkatkan produksi susu ikan?

Ya, kami sekarang dengan kondisi yang sudah semakin dikenal, HPI dan fungsi dan manfaatnya. Kemudian salah satu hasilnya adalah HPI kemudian menjadi susu ikan ini. Kami, dan beberapa industri juga sudah mulai konsultasi melalui satu pembahasan. Mereka ada minat-minat untuk mengembangkan pabrik-pabrik ini. Nanti dari kami adalah pengawalan terkait dengan standar, dari bahan baku, produksi. Dan kami memfasilitasi terkait dengan sertifikasi dan perizinan. Karena tugas kami adalah melakukan pelayanan publik sehingga industri akan berkembang dengan kemudahan-kemudahan perizinan yang ada.

Dengan sekarang semakin dikenalnya protein, ekstrak protein sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan asupan protein masyarakat, itu kami dorong, kami akan bantu di sana.

Dengan susu ikan yang semakin dikenal, apakah ada tantangan KKP dalam memproduksi susu ikan?

Tantangan itu sekarang ketika bicara tentang susu ikan, ini kan ada pro kontra-nya. Kami melihatnya itu positif karena masukan juga.

Hal yang menjadi satu tantangan itu apakah ini sudah diterima masyarakat. Karena kami berharap masyarakat dengan kondisi semakin mengenal dan menerima bahwa protein ikan itu ada, wujudnya ada ikan segar, ikan olahan, dan HPI. Jadi tidak dipertentangkan kenapa harus diekstrak. Karena ekstrak ini bagian dari untuk mempermudah bagi masyarakat yang yang ada kendala untuk makan ikan atau minum susu sapi.

Kemudian juga Indonesia ini kan jangkauannya kan cukup luas, dengan adanya HPI ini kan memudahkan transportasi ke daerah-daerah yang belum ada rantai dinginnya, belum ada kulkas atau penyimpanan, dan semuanya. Dengan difortifikasi ke bahan baku makanan atau minuman, mereka punya kesempatan untuk mendapatkan protein.

Nah tantangannya sebenarnya ini bagaimana kita nanti menjadi bagian dari program nasional ini. Kemudian kami juga dengan para pelaku usaha, mendorong pelaku usaha untuk segera membangun industri-industri ini, memperkuat di daerah-daerah.

Kalau boleh share testimoni Bapak mencoba susu ikan ini?

Kalau yang saya minum susu ikan ya kayak susu. Kalau ada bedanya, enggak sih. Pertama kali yang dalam benak saya itu, ini baunya gimana ya? Teksturnya sama. Untuk rasanya, industri ini juga menyediakan perasanya. Jadi, ada yang rasa coklat, rasa strawberry, vanilla, dan semua itu menjadi satu alternatif untuk masyarakat mana yang paling disukai. Kalau rasanya, teksturnya, itu terasa susu yang saya minum, seperti sebelum saya minum susu ikan.

Mengingat program makan bergizi nasional akan segera dilaksanakan, apakah KKP sudah sosialisasikan ke pengusaha? Bagaimana responsnya?

Respons dari para pengusaha pengolahan cukup tinggi. Ini menjadi satu kesempatan baru, harapan baru untuk industri mereka, industri olahan ikan. Sebenarnya kemarin ada beberapa yang datang ke kami menanyakan bagaimana mengolah ini dan semuanya. Kira-kira wilayah potensinya di mana yang akan dikembangkan. Kemudian teknologi apa yang diperlukan, syarat-syaratnya apa. Ini banyak konsultasi kami. Akhirnya animonya itu naik masih. Ini bagus-bagus. Kami berharap dengan kondisi ini industri berkembang dalam waktu dekat ini.

Hadirnya susu ikan ini menjadi harapan baru buat industri pengolahan ikan ya?

Ini harapan baru, semangat baru ya.

Dan juga konsumennya ada di depan mata kan.

Untuk dari namanya sendiri susu ikan, apakah Pak Budi setuju?

Jadi, kan sebenarnya susu ikan ini kan dikenalkan sebagai susu ikan memang berdasarkan dari protein ikan.

Ini adalah minuman berprotein. Nah, sementara ada satu definisi adalah ada susu, ini termasuk bagian dari susu analog. Susu analog itu susu yang dihasilkan bukan dari kelenjar. Mungkin kenal susu kedelai, susu almond, ya sama.


Hide Ads