Hal ini disampaikan oleh Fadel usai rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (7/9/2011).
"Kita malu lah, bangsa kita besar. Kita punya pantai terbesar nomor dua di dunia tapi masih impor garam. Itu nanti dibahas jam 2," tegas Fadel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kita lihat kalau dia untuk kebutuhan industri dan kita belum bikin itu oke, kita terbataslah kalau untuk industri. Tapi kalau untuk konsumsi rumah tangga kita stop saja. Kita tidak mau lagi," kata Fadel.
Kisruh impor garam ini menimbulkan perseteruan antara Fadel dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Fadel menilai impor garam Indonesia sudah pada tahap kritis. Fadel juga mengaku berseteru dengan Mendag terkait izin impor garam yang memperpanjang izin kendati Indonesia sudah masuk masa panen. Namun Kementerian Perdagangan menyatakan impor garam dilakukan karena produksi lokal yang rendah.
Perseteruan soal impor garam ini juga menjadi perhatian Presiden SBY. Menurut Fadel, sikap SBY tak setuju ada impor garam yang berlebihan. Fadel menyerang Mendag karena garam impor yang masih masuk ke Indonesia dan menyalahi aturan impor garam. Seharusnya izin impor garam hanya diperbolehkan sampai Juli 2011.
Fadel mengatakan importir produsen (IP) yang terkena penyegelan garam impor adalah perusahaan-perusahaan importir skala besar atau kakap. Fadel mengakui importir garam yaitu PT Garindo Sejahtera Abadi dan PT Sumatraco Langgeng Makmur adalah perusahaan skala besar di bidang importir garam.
Pekan lalu Bea Cukai melakukan penyegelan garam impor di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Garam impor yang disegel sebanyak 29.050 ton sesuai manifes didatangkan dari India dengan menggunakan Kapal MV Good Princess. Penyegelan dilakukan sejak garam dibongkar dari kapal hingga masuk ke gudang penampungan.
Fadel telah menugaskan dua dirjennya, Dirjen PSDKP, Syahrin Abdurrahman dan Dirjen KP3K, Sudirman Saad untuk melihat hasil penyegelan yang berlangsung beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.
(dnl/ang)