Gelar Halal bi Halal, Bos OJK Bicara Situasi Ekonomi Terkini

Gelar Halal bi Halal, Bos OJK Bicara Situasi Ekonomi Terkini

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Jumat, 24 Jul 2015 15:54 WIB
Jakarta - Siang ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar halal bi halal bersama awak media di kantornya, di Gedung Soemitro Djojohadikusumo, Jl Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015).

Hadir dalam acara Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti Soetiono, Anggota Dewan Komisioner OJK Mardiasmo, dan Ketua Dewan Audit OJK Ilya Avianti.

Dalam sambutannya, Muliaman mengungkapkan, kondisi perekonomian saat ini tengah melambat, tidak hanya domestik tapi juga global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muliaman mengaku, terus mengamati perkembangan perekonomian global baik dari AS, Yunani, dan China.

"Kami mengamati perkembangan perekonomian baik domestik maupun global karena ini sangat mempengaruhi sektor keuangan yang diawasi OJK, kita ikuti secara dekat di AS, Yunani, Tiongkok dan perkembangan-perkembangan lain yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi ekonomi kita," jelas dia.

Muliaman menjelaskan, normalisasi kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan tingkat suku bunganya, mendorong penguatan nilai tukar dolar AS. Imbasnya, perekonomian negara lain terutama negara berkembang tertekan termasuk Indonesia.

"Maka meng-update bagaimana situasi di AS, relatively ada perbaikan, recovery mulai nampak karena ada sinyal kenaikan Fed fund rate yang diberikan bu Yellen. Kemudian penyelesaian Eropa terutama Yunani dan prospek ekonomi China sangat mempengaruhi kita," terang dia.

Negara-negara lain yang juga menjadi perhatian Indonesia di Asia adalah Jepang. Jepang mempertahankan suku bunga 0%.

"BI rate seperti yang kita saksikan dipertahankan 7,5%. NPI surplus ini akan terus dipantau," kata dia.

Muliaman mengatakan, dengan beberapa faktor yang mempengaruhi tentu saja OJK sebagai otoritas keuangan akan terus memantau secara dekat, dengan demikian berharap terjadi moderasi dan perkembangan terutama industri keuangan semester dua ini.

"Kita ingin sektor keuangan bisa lebih kuat, anytime saat krisis datang tidak mempersiapkan berlebihan karena sudah siap, jadi ingin punya resiliensi. Kita ingin sektor keuangan punya daya tahan, modal diperkuat, kita ingin membantu membuat ruangan yang sedikit lebih baik," tandasnya.

(drk/ang)

Hide Ads