Energy Information Administration (EIA) di AS menyatakan, stok minyak pemerintah negara ini turun 3,4 juta barel pekan lalu. Sementara para analis memprediksi ada kenaikan 714.000 barel.
"Laporan dari EIA membuat harga langsung naik," kata Dominick Chirichella, senior partner dari Energy Management Institute di New York, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (12/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan terpisah, EIA memprediksi harga minyak Brent bakal mencapai US$ 76 per barel tahun depan, karena permintaan yang meningkat.
Kenaikan harga minyak mentah dalam beberapa waktu terakhir, telah membuat harga turunannya seperti bensin naik hingga 6% di AS.
Harga minyak sebelumnya telah naik, setelah Shell mengumumkan adanya penutupan sejumlah pipa minyak di Nigeria karena adanya serangan ke 2 kilang minyak. Kemudian produksi minyak di Kanada turun 1 juta barel per hari, karena salah satu kota penghasil minyaknya mengalami kebakaran hutan. (wdl/wdl)