Padahal seperti halnya wahana investasi lainnya selalu ada risiko terhadap investasi kita. Kalau suatu produk atau wahana investasi ada keunggulannya, tentu juga ada kelemahannya.
Di artikel sebelumnya telah dibahas kelemahan pertama dari properti yaitu sulit untuk dicairkan, meskipun di kelas properti dan kelas investasi perencana keuangan juga diajarkan bagaimana cara membuat properti anda menjadi 'cair' alias mudah diuangkan ketika anda membutuhkan dana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Risiko Utang yang Meningkat
Hal lainnya juga yang menjadi sebuah kelemahan dalam investasi properti adalah modal investasinya yang cukup besar. Untuk apartemen studio subsidi misalnya, harganya ada di kisaran Rp 150 juta-Rp 200 juta. Bagaimana bila ingin berinvestasi dengan properti kedua, atau membeli villa? Tentu membutuhkan lebih besar lagi biaya.
Dengan harga seperti ini, sangat jarang orang yang dapat membeli properti dengan cash keras. Sehingga, mau tidak mau, bila ingin berinvestasi properti dan tidak punya dana cash, maka seseorang akan mengambil utang, baik itu utang KTA, KPR atau pinjaman lainnya yang dirasa lebih pas.
Bila tidak diperhatikan, rasio utang terhadap penghasilan dan rasio gagal bayar akan semakin mengingkat. Tentu anda tidak mau kan properti yang sudah anda cicil berbulan-bulan dan anda nikmati kenyamanannya terpaksa disegel oleh pihak pemberi pinjaman?.
Para perencana keuangan selalu mengingatkan bahwa rasio utang terhadap penghasilan adalah 30% saja. Artinya, cicilan yang dimiliki setiap bulannya tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan. Bila anda memiliki penghasilan sebesar Rp 15 juta per bulan, maka cicilan yang idealnya anda miliki adalah Rp 5 juta saja.
Dan tentu, angka ini boleh anda abaikan. Misalkan, anda ingin menambah investasi di properti dan mengambil lagi utang, silahkan saja. Tapi, tentu ada kebutuhan bulanan lain yang akan dikorbankan. Baik itu beberapa item belanja bulanan yang dihilangkan, atau biaya jalan-jalan bersama keluarga yang menjadi sangat jarang.
3. Investasinya Tidak Terlalu Berkembang
Nilai aset atau harga jual properti-nya yang tidak kunjung naik bila dibandingkan dengan tipe properti yang sama adalah sebuah risiko investasi yang dapat terjadi kepada properti milik anda. Mungkin nilai tawarnya naik, tapi tidak seberapa. Mungkin nilai tawarnya naik, tapi biaya perawatan properti anda lebih mahal dibanding tipe properti yang serupa.
Bahkan, mungkin saja anda telah menempatkan sejumlah dana untuk pembelian sebuah apartemen sebagai properti kedua, tapi gedung-nya tidak kunjung dibangun juga. Kalau seperti ini adanya, anda harus sudah waspada, jangan-jangan developer yang menawarkan properti kepada anda sebenarnya hanya abal-abal saja.
Dalam beberapa kasus, bahkan ada sebuah perumahan yang ternyata mayoritas dijadikan sebagai properti kedua, sehingga dalam beberapa kondisi perumahan tersebut menjadi sepi rasio huniannya. Dilihat dan ditinggali saja tidak, penyewa juga tidak ada, ditambah lagi perumahan itu diabaikan developer-nya. Bila hal seperti ini terjadi, bagaimana bisa naik nilai jualnya, terlihat ramai saja tidak.
Oleh karenanya, berinvestasi properti tidak bisa asal-asalan saja. Banyak faktor yang harus diperhatikan sebelum anda menanamkan dana. Lokasi, developer, tipe properti hanyalah sebagian hal saja. Anda juga mesti melihat rasio dan risiko likuiditas yang mungkin akan menggerus nilai investasi properti anda, dan ada juga risiko utang yang mungkin menghancurkan kondisi keuangan anda dan keluarga.
Jadi, hati-hati kalau investasi properti. Jangan main sikat aja. Belajar dulu di kelas properti atau kelas perencana keuangan dan investasi yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini .
Chao!
Baca juga: Menabung Seperti Ini Bisa Bikin Untung (2) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)