HSBC Dukung Pertumbuhan Modal Asing ke Indonesia

HSBC Dukung Pertumbuhan Modal Asing ke Indonesia

Advertorial - detikFinance
Senin, 06 Des 2021 00:00 WIB
adv hsbc
Foto: Shutterstock
Jakarta - Indonesia berpotensi menjadi salah satu sentra ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang memiliki peluang investasi sangat besar. Diketahui, realisasi investasi Indonesia di Triwulan kedua 2021 mencapai sebesar Rp 223 triliun, meningkat sebesar 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Dari angka tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA)/Foreign Direct Investment Indonesia selama Triwulan II 2021 tumbuh sebesar 19,6% year-on-year (yoy). Jumlah ini tumbuh 4,5% dibandingkan capaian Triwulan I 2021.

Ada berbagai hal yang mendukung tumbuhnya iklim investasi di Indonesia, mulai dari UU Cipta Kerja serta hadirnya Keputusan Presiden (Keppres) yang mendukung iklim investasi di Indonesia. Sebagaimana diketahui Presiden RI Joko Widodo telah mengeluarkan Keputusan Presiden tentang Satuan Tugas Percepatan Investasi pada 4 Mei 2021 lalu guna meningkatkan investasi dan memajukan negara dalam berbisnis.

Kondisi Indonesia yang perlahan membaik dan terus berupaya keluar dari kondisi pandemi COVID-19 juga membuat pemulihan serta pembangunan ekonomi berjalan dengan pesat. Kondisi ini mendukung Indonesia untuk dapat merombak iklim investasi agar lebih fleksibel, lebih ramah investor, dan beradaptasi lebih baik untuk mendapatkan manfaat dari kebangkitan keuangan berkelanjutan dan ekonomi digital.

Berdasarkan dataHSBC Global Research, The Star Align: Indonesia's Impressive External Strength,percepatan FDI dalam beberapa waktu terakhir dinilai memberikan sumber pembiayaan yang stabil bagi Indonesia. Terlebih dengan adanya berbagai peluang sektor bisnis baru yang semakin berkembang, salah satunya terkait rantai pasok kendaraan listrik global (Electric Vehicle Supply Chain).

Beberapa pemain besar di industri kendaraan listrik global diketahui berencana memulai produksi kendaraan listrik pertamanya di Indonesia pada 2022 mendatang. Hal ini membuat Indonesia berpotensi menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik utama di Asia Tenggara ke depannya.

Selain itu, percepatan FDI juga turut dipengaruhi oleh potensi di sektor ekonomi digital Indonesia. Contoh, dengan munculnya rencana Initial Public Offering (IPO) di 2022, termasuk dari dua tech company besar, yakni Tokopedia dan Gojek yang baru saja melakukan merger.

Tak berhenti di situ saja, ditunjuknya Indonesia sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 yang akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali 2022 juga disebut membawa peluang tersendiri untuk FDI. Sebab, Indonesia sebagai tuan rumah bisa menunjukkan ketangguhannya untuk terus pulih serta bisa membuktikan diri sebagai salah satu negara tujuan terbaik untuk FDI.

Dukungan pada iklim investasi di Tanah Air dalam pemulihan pandemi COVID-19 ini tak hanya datang dari pemerintah saja, sebab pihak swasta juga turut andil di dalamnya. Salah satunya dari HSBC Indonesia yang senantiasa menghubungkan investor global ke Indonesia dan berkomitmen untuk berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Direktur Commercial Banking, PT Bank HSBC Indonesia Eri Budiono mengatakan Indonesia merupakan pasar prioritas yang penting bagi HSBC.

"Kami telah mempromosikan dan memfasilitasi FDI ke Indonesia selama lebih dari 135 tahun, menghubungkan Indonesia dengan dunia dan sebaliknya. Sebagai ekonomi terbesar di ASEAN (35% dari PDB kawasan dan 40% dari populasi kawasan), Indonesia adalah tujuan FDI yang menarik karena pasar domestiknya yang besar, besarnya populasi berusia muda, pertumbuhan ekonomi digital yang cepat serta pertumbuhan pasar kelas menengah yang semakin meningkat," kata Eri dalam keterangan tertulis.

Ia menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menjadi bagian dari perjalanan pertumbuhan Indonesia terutama dalam menghubungkan Indonesia ke seluruh dunia dan menjadi mitra keuangan pilihan bagi klien HSBC Indonesia.

"Saat ini merupakan periode yang menarik bagi Indonesia selagi pemerintah menitikberatkan pembangunan di sektor ekonomi digital dan rantai pasok baterai EV. Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk mendukung transisi ke net-zero sejalan dengan yang telah dicanangkan dalam forum COP26," terang Eri.

"Ambisi ini selaras dengan tujuan strategis HSBC dalam hal memberikan solusi digital dan inovatif kepada klien kami, mendukung investasi masuk ke Indonesia, dan membantu klien kami bertransisi ke jejak karbon yang lebih rendah," imbuhnya.

Sementara itu, Head of International Subsidiary Banking, PT Bank HSBC Indonesia, Charles Kho menilai bahwa mesin investasi Indonesia harus dapat berjalan lebih cepat karena negara-negara lain juga tengah bersaing untuk FDI. Selain itu, menurutnya Indonesia juga perlu meningkatkan intensitas promosi investasi.

Ia menegaskan, sebagai bagian dari promosi investasi PMA di Indonesia, HSBC International Subsidiary Banking (ISB) menawarkan solusi berskala global dengan pengalaman perbankan global bagi para investor maupun calon investor di Indonesia. Lini bisnis ini telah secara konsisten memberi layanan kepada lebih dari 8.000 corporate groups dan beroperasi di banyak negara.

Dengan pendekatan ISB, HSBC juga akan memberikan visibilitas dan kendali kepada perusahaan mitra bisnis atas posisi keuangan global mereka. Serta mengoptimalkan keuangan para mitra bisnis untuk dapat bertumbuh dan mendapat investasi.

"Proposisi perbankan internasional kami yang komprehensif memungkinkan HSBC untuk dapat memberikan layanan terbaiknya bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dalam berbagai siklus investasi, baik sebagai investor baru di negara ini maupun investor lama yang ingin memperluas bisnis mereka di Indonesia," kata Charles.

Charles menilai perusahaan multinasional tentu membutuhkan mitra perbankan global yang dapat dipercaya dan sudah dikenal oleh perusahaan induk, dan juga mampu memberikan layanan yang menarik dan konsisten bagi anak perusahaan mereka di Indonesia.

"Kami membantu para klien dalam mewujudkan ambisi pertumbuhan mereka," tandasnya.

Melalui berbagai layanan yang ada khususnya lewat HSBC International Subsidiary Banking, lanjut Charles, HSBC Indonesia berkomitmen untuk terus memainkan peran penting dalam perjalanan pertumbuhan Indonesia serta mengawal target Indonesia untuk menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia pada 2030 nanti. Tak hanya itu, HSBC Indonesia juga akan memperkuat posisinya untuk menjadi mitra keuangan pilihan bagi para nasabah maupun klien korporasi HSBC. (adv/adv)