Ini Dia 5 Akuisisi Terbesar yang Gagal Meraih Sukses

Ini Dia 5 Akuisisi Terbesar yang Gagal Meraih Sukses

- detikFinance
Selasa, 19 Feb 2013 08:02 WIB
Ini Dia 5 Akuisisi Terbesar yang Gagal Meraih Sukses
Foto: Investopedia
Jakarta - Sebuah akuisisi yang ideal seharusnya dapat meningkatkan dan memperbaiki kekuatan perusahaan serta menghilangkan kelemahan. Ketika sebuah perusahaan besar bergabung, maka dalam teorinya perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan yang semakin besar.

Sayangnya, ada beberapa akuisisi yang berakhir buruk. Inilah 5 akuisisi perusahan yang bisa dinyatakan gagal berdasarkan investopedia yang dikutip detikFinance, Selasa (19/2/2013):

Selama beberapa dekade, Hewlett-Packard telah menjadi salah satu perusahaan terbesar dan terbaik, serta dihormati dalam teknologi. Pendirinya, David Packard dan Bill Hewlett mendirikan perusahaan di California Utara pada tahun 1939, beberapa dekade sebelum Steve Jobs dan Steve Wozniak melakukan sesuatu yang mirip dengan mereka di bidang hardware komputer.

Namun dalam dekade terakhir, serangkaian skandal yang ditinggalkan chief executive telah meninggalkan tanda tanya besar mengenai apa yang salah. Satu contoh, akuisisiΒ  perusahaan perangkat lunakΒ  yang berbasis di Inggris, Autonomy, sebesar US$ 10,2 miliar.

Penyerapan Autonomy ke dalam perusahaan induknya itu lancar pada awalnya. Namun, setelah beberapa bulan, HP manajemen berpendapat bahwa Autonomy terlalu mahal. CEO Meg Whitman mengatakan Autonomy adalah "lebih kecil dan kurang menguntungkan daripada yang kami pikir". Hal ini meninggalkan pertanyaan bagaimana perusahaan itu bisa melebih-lebihkan ukurannya dan meyakinkan kepada perusahaan besar itu.

Pendiri Autonomy mengatakan mereka tidak melakukan sesuatu yang salah dan pihak HP hanya menutupi kebodohannya sendiri. Saat ini, Hewlett-Packard tengah menghadapi US$ 8,8 miliar write-off. Transisi ke sebuah perusahaan perangkat lunak ini memang akan mengalami perjalanan yang berliku.

Sebelum Chrysler menjadi perusahaan swasta, perusahaan ini merupakan perusahaan publik raksasa dalam industri Amerika. Perusahaan ini konsisten di posisi ketiga produsen mobil.

Pada tahun 1998, perusahaan ini menjadi subjek akuisisi perusahaan internasional terkenal. Produsen mobil asal Jerman, Daimler yang membuat Mercedes-Benz, bergabung dengan Chrysler melalui pertukaran saham sebesar US$ 39 miliar. Tak lama kemudian, pemegang saham Chrysler mengajukan gugatan.

Akhirnya, Chrysler dijual ke sebuah perusahaan ekuitas swasta, Cerberus Capital Management pada tahun 2007. Secara resmi, pertukaran itu seharga US$ 7,4 miliar. Dua tahun kemudian, pemilik baru Chrysler mengakui kebangkrutan dan dibailout menggunakan anggaran dari pajak.

Bahkan pengakuisisi handal di dunia kadang-kadang membuat kesalahan. Pada tahun 2007, pesaing Google membuat tindakan yang sama, Microsoft membeli perusahaan pemasaran digital ternama, aQuantive. Harganya US$ 6,3 miliar, harga yang diperkirakan pantas untuk pengiklan online yang dapat menjadi industri baru menarik mendatang. Namun, terdapat tambahan pembayaran premi 85%. Itulah yang menyebabkan Microsoft menghabiskan dana lebih dari harga pasar aQuantive. Sementara itu, biaya operasional perusahaan periklanan tersebut sebesar US$ 2 miliar per tahun.

Pada bulan April 2010, Hewlett-Packard membeli perusahaan perangkat mobile, Palm. Sayangnya, Palm telah identik dengan perangkat mobile sekitar satu dekade sebelumnya, dan mulai melemah setelah munculnya BlackBerry, iPhone dan Android. Terganggu dengan sistem operasi kuno dan hardware murah, menyulitkan Palm untuk bangkit. Setelah pembelian US$ 1,2 miliar, Palm menjadi sebuah divisi Hewlett-Packard.

Kecepatan Hewlett-Packard membuat perusahaan ini menyadari kesalahannya luar biasa. Pada musim panas 2011, HP telah bergerak jauh untuk mencari pembeli Palm. Meski mengubah sistem operasi, Palm's mengakui kritis, perusahaan ini tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaannya.

Tidak ada transaksi dalam sejarah akuisisi perusahaan yang mendekati petaka akuisisi AOL Time Warner. Hanya beberapa tahun yang lalu, hal itu terjadi pada perusahaan media terbesar dengan nilai US$ 30 miliar, Time Warner.

Pada tahun 2000, America Online (AOL), yang kemudian dikenal sebagian besar sebagai penyedia akses online, membeli "media lama", Time Warner sebesar US$ 164 miliar. Dalam 18 bulan, perusahaan telah melaporkan kerugian US$ 99 miliar. Selain itu, nilai dari gabungan perusahaan telah berkurang dari US$ 226 miliar menjadi US$ 20 miliar.

Hide Ads