Pengembangan bandara ini bertujuan meningkatkan kapasitas yang sebelumnya hanya 800.000 penumpang menjadi 6-7 juta penumpang per tahun.
Selain bisa menampung penumpang lebih banyak, Bandara Internasional Ahmad Yani yang baru memiliki konsep unik yaitu floating airport atau bandara di atas air. Ditargetkan pembangunan terminal ini selesai dalam dua tahun.
Berikut ini fakta menarik bandara yang berada di Semarang ini seperti dirangkum detikFinance, Rabu (18/6/2014).
|
Sempat Terkendala Pembebasan Lahan
|
Tanah tempat pengembangan bandara internasional dilakukan di atas tanah milik Kementerian Pertahanan seluas 884.500 m2. Pengembangan tersebut terganjal revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 6/2008 yang kemudian diganti menjadi PP No 27/2014 tentang Kemudahan Penggunaan Aset Negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono meminta masalah lahan tersebut segera diselesaikan. Akhirnya bulan April lalu masalah lahan ini sudah selesai.
Sempat Terkendala Pembebasan Lahan
|
Tanah tempat pengembangan bandara internasional dilakukan di atas tanah milik Kementerian Pertahanan seluas 884.500 m2. Pengembangan tersebut terganjal revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 6/2008 yang kemudian diganti menjadi PP No 27/2014 tentang Kemudahan Penggunaan Aset Negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono meminta masalah lahan tersebut segera diselesaikan. Akhirnya bulan April lalu masalah lahan ini sudah selesai.
Butuh investasi awal Rp 1,1 triliun
|
Kondisi Bandara Ahmad Yani saat ini sudah sangat memprihatinkan, karena kapasitasnya kurang. Dalam 6 tahun terakhir, rata-rata ada pergerakan 33.898 pesawat/tahun, lalu 3,3 juta penumpang/tahun, dan 10,7 ton kargo/tahun. Sementara luas terminal bandara Ahmad Yani hanya 6.708 meter persegi, lalu apronnya 29.032 meter persegi.
Dalam rencana pengembangan, tahap pertama akan diperluas menjadi 61.344 meter persegi, di tahap 2 seluas 72.522 meter persegi. Terminal kargo juga akan diperluas hingga 29.903 meter persegi, dan gedung parkir akan dibuat 60.850 meter persegi. Untuk terminalnya, akan dibuat hingga seluas 55.000 meter persegi.
Butuh investasi awal Rp 1,1 triliun
|
Kondisi Bandara Ahmad Yani saat ini sudah sangat memprihatinkan, karena kapasitasnya kurang. Dalam 6 tahun terakhir, rata-rata ada pergerakan 33.898 pesawat/tahun, lalu 3,3 juta penumpang/tahun, dan 10,7 ton kargo/tahun. Sementara luas terminal bandara Ahmad Yani hanya 6.708 meter persegi, lalu apronnya 29.032 meter persegi.
Dalam rencana pengembangan, tahap pertama akan diperluas menjadi 61.344 meter persegi, di tahap 2 seluas 72.522 meter persegi. Terminal kargo juga akan diperluas hingga 29.903 meter persegi, dan gedung parkir akan dibuat 60.850 meter persegi. Untuk terminalnya, akan dibuat hingga seluas 55.000 meter persegi.
Ada wacana sarana pemancingan
|
Wacana ini memang masih sebatas gagasan yang disampaikan oleh Direktur Utama AP I Tommy Soetomo. Di sela-sela acara groundbreaking Bandara New Ahmad Yani kemarin, Tommy sempat melontarkan gagasan pembangunan tempat pemancingan.
"Mungkin sambil menunggu pesawat lebih baik nanti ada fasilitas pemancingan," katanya sambil bercanda di lokasi groundbreaking pengembangan Bandara Ahmad Yani, kemarin.
Ada wacana sarana pemancingan
|
Wacana ini memang masih sebatas gagasan yang disampaikan oleh Direktur Utama AP I Tommy Soetomo. Di sela-sela acara groundbreaking Bandara New Ahmad Yani kemarin, Tommy sempat melontarkan gagasan pembangunan tempat pemancingan.
"Mungkin sambil menunggu pesawat lebih baik nanti ada fasilitas pemancingan," katanya sambil bercanda di lokasi groundbreaking pengembangan Bandara Ahmad Yani, kemarin.
Halaman 2 dari 8