Pedagang Ayam di Bandung Mogok, Mentan: Sebenarnya Tak Ada Masalah

Pedagang Ayam di Bandung Mogok, Mentan: Sebenarnya Tak Ada Masalah

Moksa Hutasoit - detikFinance
Kamis, 20 Agu 2015 16:11 WIB
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menanggapi soal mogok para pedagang daging ayam di Bandung, Jawa Barat karena lonjakan harga daging ayam hingga Rp 40.000-42.000/kg. Amran menegaskan telah melakukann investigasi ke lapangan soal akar masalahnya.

"Kami sudh cek. Kami bentuk tim bersama dengan mendag, dengan Kementerian Pertanian mengecek langsung ke lokasi ke peternakan. Ternyata di sana harganya tetap Rp 18.000 per kg (di peternak). Jadi sebenarnya ini tidak ada masalah," kata Amran usai rapat pangan dengan Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Kamis (20/8/2015)

Kenaikan harga daging ayam karena ada proses produksi bibit ayam atau Day Old Chicks (DOC) atau anak ayam usia sehari yang tertunda pasca lebaran karena peternak banyak yang pulang kampung. Kondisi ini mempengaruhi harga daging ayam di peternak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian kami tanya, kenapa mesti naik. Ternyata alasannya hari libur kemarin tidak memelihara ayam. Karena pulang kampung, ini libur kan cukup panjang. Jadi mundur Lebaran 2-3 minggu," katanya.

Ia mengatakan, harga ayam akan stabil dalam 1-2 pekan ke depan, sejalan bertambahnya pasokan daging ayam dari peternak. "Karena hari libur kemarin. Kan umurnya hanya 40 hari, dia mundur 15 hari 2 minggu. Jadi dia tidak memelihara ayam," katanya.

Berdasarkan Surat Edaran dari Pedagang dan Warung Tradisional (PESAT) yang diterima detikFinance, pedagang melakukan mogok produksi dan berjualan daging ayam mulai 20-23 Agustus 2015. Bila ada peternak dan pedagang yang berani berjualan akan dikenakan sanksi bahkan sanksi denda sampai Rp 20 juta.


Sementara itu, bagi para peternak, kenaikan harga daging ayam pasca Lebaran dipicu oleh permainan pedagang ayam.

(hen/rrd)

Hide Ads