Menurut pengakuan Jeni, salah satu di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, baik bunga anggrek impor mau pun lokal masih banyak diminati masyarakat.
Jeni mengatakan, bunga anggrek jenis anggrek dendrobium sonia yang memiliki warna ungu di bagian kelopak dan jenis anggrek putih yang di impor dari Thailand itu banyak dibeli pada saat acara-acara tertentu, seperti untuk acara pernikahan atau acara serupa lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau untuk acara-acara seperti pernikahan biasanya banyak yang pakai dari impor, karena ukurannya lebih besar," ungkap Jeni kepada detikFinance di kiosnya, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Sedangkan untuk anggrek lokal dengan jenis serupa, kata Jeni, biasanya dibeli masyarakat untuk hiasan pribadi rumah tangga. Jarang digunakan untuk hiasan acara-acara besar.
"Kalau yang lokal, biasanya untuk di pakai sendiri. Misalnya ditaruh di meja makan, untuk hiasan lah. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar. Semua laris-laris saja, tergantung pemakaian untuk apa," kata Jeni.
Baca juga: Anggrek Asal Thailand Masuk RI Sejak 2004
Lebih lanjut Jeni mengatakan, biasanya anggrek-anggreknya laris dibeli saat hari besar. Seperti hari Lebaran, Imlek, mau pun perayaan Natal.
"Kalau saat-saat itu yang pesan banyak, berkali-kali lipat dari hari biasanya. Kalau anggrek impor, bisa laku sampai 15 sampai 20 bungkus. Kalau hari biasa kan paling 3 sampai 5 bungkus," tuturnya. (hns/hns)