Dari pantauan detikFinance di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, beberapa pedagang bunga hias, banyak menjual anggrek asal negeri Gajah Putih tersebut.
Anggrek impor Thailand itu adalah jenis dendrobium sonia yang memiliki warna ungu di bagian kembangnya. Selain jenis itu, jenis anggrek putih dari Thailand juga tersedia. Aneka anggrek impor itu banyak digantung dan dibungkus menggunakan plastik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berbeda dengan anggrek impor, anggrek lokal yang juga berjenis sama tidak digantung dan dibungkus plastik. Walau memiliki jenis yang sama, namun ada perbedaan yang bisa terlihat dari anggrek lokal dengan anggrek impor.
Anggrek impor berjenis dendrobium sonia dan putih, memiliki ukuran yang lebih besar, terutama di bagian kelopak. Kelopak-kelopak anggrek impor dari dua jenis itu, lebih lebar dibanding anggrek lokal.
Selain itu, batang anggrek impor pun tampak lebih panjang dan lebih besar dibanding anggrek lokal. Namun, tampilan anggrek lokal dan anggrek impor sama persis. Hanya berbeda dari sisi ukuran saja.
![]() |
"Memang kalau anggrek impor itu lebih besar dari pada anggrek lokal, walau pun jenisnya sama," ungkap salah seorang pedagang anggrek Pasar Bunga Rawa Belong, Jeni, saat dijumpai detikFinance di lokasi, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Selain perbedaan bentuk dan ukuran, menurut pedagang, anggrek impor dinilai lebih tahan lama dibanding anggrek lokal. Anggrek impor kuat bertahan hinga lebih dari satu minggu, dan tetap segar.
![]() |
Sedangkan, anggrek lokal hanya bisa bertahan maksimal selama satu minggu saja.
"Kalau impor kuat 1 minggu lebih, kalau dijaga bisa sampai 10 hari. Kalau lokal satu minggu paling maksimal," kata Jeni. (hns/hns)