Sedangkan sisanya Rp 18 triliun melalui pinjaman bank. Dengan rampungnya skema pembiayaan ini, poin yang harus diselesaikan adalah soal suku bunga pinjaman bank.
"Duitnya Adhi Karya kan sudah cukup sampai Desember tahun ini. Kira-kira Rp 9 triliun (untuk melakukan konstruksi). Lalu nanti masuk pakai APBN dan PMN. Ini sih tinggal bunga (pinjaman bank). Kalau bunganya 8,5%, subsidinya besar. Jadi ini kita lagi coba 7%," kata Luhut di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah sendiri akan memberikan penjaminan kepada KAI dan Adhi Karya sebagai investor dengan memberikan jaminan apabila dana PMN nantinya tidak disetujui oleh DPR.
"Ini kalau sampai enggak disetujui ya. Tapi kita kan enggak mau mangkrak, jadi nanti kita sekuritisasi, jadi pengembangan selanjutnya sendiri," ungkapnya.
Seperti diketahui, total dana yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah Rp 27 triliun. Dana ini terdiri dari Rp 23,3 triliun untuk pra sarana (pembangunan jalur kereta api), dan Rp 4 triliun untuk sarana kereta seperti rolling stock.
PT KAI sendiri akan menjadi investor dalam proyek ini, sedangkan Adhi Karya bertindak sebagai kontraktor. Selain kontraktor, Adhi juga akan berinvestasi untuk pembangunan depo LRT sebesar Rp 1,4 triliun. (hns/hns)