Salah satu masalah menjadikan Pondok Cabe sebagai bandara komersial sipil yakni akses jalannya yang macet. Setiap hari terutama saat pagi dan sore hari, Jalan Raya Cirendeu-Pondok Cabe kerap jadi jalur neraka. Lebar jalannya pun terbilang sempit, hanya sekitar 5-6 meter saja.
"Macet ya wajar, orang itu lebarnya cuma 5 meter lebih dikit. Makanya dilebarin dulu kalau ada rencana mau dijadikan bandara yang lebih besar. Orang sekarang sudah ramai, ada bandara kayak di Halim, bisa makin ramai lagi. Macetnya tambah parah," kata Ramdhan, seorang warga Kelurahan Pondok Cabe Ilir ditemui detikFinance, Jumat (9/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Foto: Pondok Cabe Calon Bandara Komersial |
Menurut dia, saat akhir pekan, jalan penghubung Lebak Bulus di Jakarta menuju ke Parung dan Serpong ini akan semakin menggila saat akhir pekan selama seharian dari pagi hingga malam hari.
"Kalau Sabtu-Minggu lebih parah lagi. Makanya harus dilebarkan dulu kalau mau jadi bandara gede. Belum angkotnya," ucapnya.
Dari pantauan detikFinance, selain karena sempitnya badan jalan, kemacetan di jalan penghubung ke Bandara Pondok Cabe ini juga karena banyaknya angkot yang ngetem di jalan. Kemacetan diperparah dengan banyaknya pertigaan yang berada di sepanjang Lebak Bulus hingga ke Pondok Cabe ini.
Seperti diketahui, wacana menjadikan Bandara Pondok Cabe sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru dilakukan intensif sejak tahun lalu. Bahkan maskapai Garuda Indonesia menargetkan sudah bisa terbang dari bandara itu sejak Maret 2016 lalu, namun kemudian belum juga terealisasi lantaran belum siapnya fasilitas di bandara.
Dimiliki Pertamina, bandara ini memiliki luas mencapai 170 hektar dengan panjang runway 2.200 meter dengan lebar 45 meter, sehingga memungkinkan bisa didarati pesawat sekelas Boeing 737.
Pengoperasian bandara yang terletak di Selatan Jakarta ini dilakukan lantaran wilayah tersebut dianggap cukup potensial untuk angkutan pesawat penumpang. Mengingat selain letaknya tak jauh dari ibu kota, juga saat ini banyak kantong-kantong pemukiman di wikayah sekitarnya, apalagi saat ini Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sudah terlalu padat. (idr/hns)