"Boleh dibilang tanpa batas karena apa saja bisa disekuritisasi. Tapi saya kira dalam 5 tahun ke depan mungkin Rp 50 triliun sampai Rp 100 triliun yang bisa diuangkan ke pasar modal," kata Thomas Lembong saat menjadi pembicara dalam Forum Bisnis di acara ASEM TMM ke 4 tahun 2017, di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/9/2017).
Menurut Thomas sekuritisasi aset bisa dilakukan perusahaan-perusahaan terhadap aset-aset yang sudah berjalan atau sudah ada. Dengan melepas aset-aset tersebut, pemilik perusahaan bisa mendapat cash dan membangun investasi yang baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap setiap pemilik perusahaan membiasakan diri untuk melakukan sekuritisasi aset. "Bukan kita membangun lalu kita pegang terus. Jadi lebih baik jadi orang tua yang lebih baik bagi aset-aset itu. Suatu waktu kita lepas, kita uangkan, kita akan bisa buat yang baru," tambah Thomas.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta lainnya mengikuti langkah Jasa Marga dalam melakukan sekuritisasi asetnya. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah melakukan sekuritisasi aset KIK EBA Mandiri JSMR01. Surat berharga tersebut berbasis pendapatan Tol Jakarta Bogor-Ciawi (Jagorawi) senilai Rp 2 triliun.
"Saya harap setelah telur ini pecah (Jasa Marga) yang lain juga ada tak hanya BUMN tapi swasta juga. Ini penting sekali karena akan memacu arus modal masuk dan akan mengurangi beban APBN kita karena tugas ini tidak ringan," ujar Jokowi dalam Pencatatan Perdana Efek Beragun Aset Mandiri JSMR01 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, akhir bulan lalu. (ibh/ang)