Kontribusi ekraf sejauh ini terus mengalami kenaikan pada 2016 menjadi Rp 922,58 triliun dari Rp 852,56 triliun di tahun sebelumnya. Hal ini membuat kontribusi ekraf terhadap PDB naik dari 7,38% menjadi 7,44%. Ekraf pun diyakini terus tumbuh dan berkembang di lndonesia dan tahun ini ditarget kontribusinya akan mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun.
Target tersebut diyakini tak lepas dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir oleh Bekraf. Tahun ini kegiatan yang mendukung pengembangan ekosistem ekraf telah disusun den mulai dilaksanakan, di antaranya Coding Mum, Bekraf Animation Conference (Beacon), Bekraf Creative Labs, Innovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON), Creative Training and Education (Create), Bekraf Festival dan Orbit
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan Bekraf Developer Day dan Bekraf for Pre-Startup juga kembali digelar dengan menyasar sejumlah kota di Indonesia. Pendampingan ke pelaku ekonomi kreatif melalui inkubator bisnis terus dilakukan. Upaya pengembangan ekraf tak hanya menyasar perseorangan dan komunitas tapi juga wilayah melalui kota kreatif dan desa kreatif.
Kemudahan akses permodalan pelaku ekraf juga diberikan melalui Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf), Kredit Usaha Rakyat Ekonomi Kreatif (Kurekraf), IP Financing, optimalisasi crowdfunding, hingga mengadakan forum bagi investor dan filantropi ekraf.
Dukungan pengenalan (pemasaran) produk kreatif dari lndonesia juga dilakukan di dalam dan luar negeri untuk 16 subsektor ekonomi kreatif, yaitu seni rupa, desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, arsitektur, seni pertunjukan, kuliner, fotografi, kriya, fesyen, musik, periklanan, penerbitan, televisi dan radio, aplikasi dan pengembangan permainan (game), serta film, animasi, dan video.
Selain itu, Bekraf juga fokus melindungi produk kreatif karya anak bangsa melalui bantuan pendanaan hak kekayaan intelektual. Selain itu, diberikan juga dukungan sertifikasi dan pelatihan untuk meningkatkan daya saing pelaku. (eds/ara)