Dalam acara tersebut berbagai pakaian daerah tampak tertata rapi di dalam beberala stan tenan pameran, termasuk mesin tenun tradisinal yang masih manual menjadi perhatian Lagarde dalam kunjungan ke bebetapa pameran. Setelah selesai melihat lihat pameran, siang itu, Agus memberanikan diri untuk menawarkan hadiah berupa selendang berwarna merah Tenun Karao Khas Gorontalo, saat Lagarde mengunjungi tenannya cukup lama.
Namun ternyata hadiah tersebut ditolak secara halus oleh Bos IMF tersebut. Agus mengaku, sedikit sedih karena hadiahnya tidak diterima oleh Lagarde.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagarde yang saat itu mengenakan stelan casual berwarna gelap dengan paduan warna merah, lengkap dengan selendang batik coklat, memberikan penolakan yang sopan atas hadiah tenun Karao kepada Agus.
"Oh you're so kind, but thanks," kata Lagarde.
Setelah menolak dengan halus, Bos IMF itu pun pergi. Siang tadi tenun yang hendak diberikan kepada Lagarde merupakan jenis Selendang Karao, khas Gorontalo. Tenun ini merupakan jenis kain unggulan yang khas asli Masyarakat Gorontalo. Meski beberapa tahun lalu hampir punah karena pengrajinnya hanya tersisa satu orang.
Pemerintah kemudian mengambil tindakan untuk membuat pelatihan kepada anak muda di Gorontalo untuk bisa belajar membuat pola Tenun Karao. Hasilnya, hingga saat ini Tenun Karao bisa tetap ada dan bahkan bisa dibanggakan dalam berbagai pameran di beberapa negara.
Karao kata Agus, biasanya digunakan oleh masyarakat Gorontalo sebagai pelengkap busana bagi para wanita saat menghadiri berbagai acara besar. Agus menjelaskan, pihaknya sebagai pengusaha Gorontalo sudah mempromosikan tenun dan selendang Karao ke berbagai pameran sampai ke beberapa negara termasuk New York.
"Karao, ini jenis unggulan, jenis gambarnya ada tempat bersejarah di Gorontalo sampai Burung Maleo. harganya sekitar Rp 250 dan 100% hand made kita sudah pameran ke beberapa negara," kata dia.
Sebagai informasi, kunjungan Christine Lagarde dalam acara kali ini merupakan rangkaian menuju IMF WorldBank Annual Meeting yang akan dilakukan di Nusa Dua Bali 9- 14 Oktober 2018.
Peserta dari negara anggota IMF dan Bank Dunia sudah mencapai 4.000 orang, belum lagi ditambah dengan delegasi dan staf lainnya yang ikut dalam rombongan. Jika dihitung secara keseluruhan, maka diperkirakan jumlah peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018 mencapai 15.000 orang.
Meski IMF-World Bank Annual Meeting 2018 direncanakan pada tanggal 9-14 Oktober 2018 mendatang, namun pertemuan resminya sendiri berlangsung mulai tanggal 12-14 Oktober 2018. Sepanjang pertemuan tahunan di Bali kali ini diperkirakan ada lebih dari 2.000 pertemuan, baik dalam jumlah besar maupun kecil. (dna/dna)