Perum Bulog diberikan waktu sampai 28 Februari 2018 sebesar 500.000 ton, namun hanya mampu mendatangkan 281.000 ton. Sampai akhir Februari 2018 BUMN tersebut baru mendatangkan 261.000 ton, dan 20.000 ton masih dalam perjalanan.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan perpanjangan waktu impor beras juga sudah diajukan oleh Perum Bulog.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu diberi izin 500.000 ton. Disepakati di rakortas 500.000 ton, dengan berbagai pertimbangan, dan 500.000 pun sampai 28 Februari. Begitu 28 Februari nggak sanggup juga, karena cuma 261.000 sehingga mengajukan perpanjangan," kata Oke di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (16/3/2018).
Oke menegaskan, perpanjangan waktu impor sampai 31 Maret 2018 ini bukan untuk kegiatan impor beras di luar kuota yang sudah diterbitkan pemerintah.
Jangka waktu hingga 31 Maret untuk memasok beras sebanyak 219.000 ton. Sebelumnya, Bulog memasok 281.000 ton beras impor yang datang bertahap. Dengan tambahan 219.000 ton itu, maka total impor beras mencapai 500.000 ton
"Itu sudah kita sepakati yang sekarang sepakat persetujuan impor itu untuk mengganti stok yang digunakan untuk operasi pasar. Kita melakukan operasi pasar menekan dalam rangka stabilisasi harga. Dan untuk operasi pasar menggunakan stok di Bulog. Sekarang stok di Bulog habis nih, harus diganti. Itu ceritanya," kata dia.
Baca juga: Bulog: Cadangan Beras Pemerintah Minus |