Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey menceritakan awal munculnya ide pembuatan ritel modern di Pesantren bernama Umat Mart.
Ide tersebut berawal dari pelatihan kewirausahaan yang dilakukan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di sejumlah pesantren.
Pelatihan ini pun mendapat respons positif dari pemerintah. Bahkan pemerintah ingin program ini tak berakhir hanya sebagai pelatihan namun ini ingin diwujudkan dalam progran yang lebih nyata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berunding mengenai program pengadaan mini market dan dibuat konsepnya oleh HIPMI, lalu digandeng lah Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sebagai pihak yang dianggap paling memahami industri di sektor ini.
"Jadi awalnya dari situ awalnya hanya untuk memberikan training kewirausahaan, oleh hipmi pada pondok pesantren. Setelah berbicara pada pak Jokowi, kita juga diarahkan ke arah yang lebih konkret pelajarannya apa selain teori kewirausahaan. Ya sudah mulai lah dari adanya pembukaan atau menyediakan fasilitas. Waktu itu kan toko ini sudah ada kan beberapa ponpes udah ada namun belum terkelola dengan manajemen ritel yang sebenarnya baru dikelola oleh manajemen ritel yang lama yaitu koperasi dan masih kekeluargaan," jelas dia.
Hal ini yang perlu diperbaiki, Roy menjelaskan manajemen perkoperasian akhirnya ini menjadi sebuah rancangan dan dibicarakan dengan menteri perdagangan dan menteri perdagangan ini lah mengingatkan hipmi yaudah kita gendeng aprindo saja yang memang hal ini ahli dalam manajemen ritel manajemen stok manajemen perdagangan modern.
"Menurut informasi terkhir Pak Jokowi sangat berkenan dengan ide ini dan akhirnya akan membuka di awal bulan Mei, dan direncanakan akan meluncurkan toko modern pada pondok pesantren. Ini konsepnya minimarket tapi tidak hanya terbatas hanya yang format minimarket supermarket dan hypermarket sudah menyatakan kesediaannya untuk mensuport program ini," jelas dia. (ang/ang)