Dominasi Laptop China di Neraca Dagang RI

Dominasi Laptop China di Neraca Dagang RI

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 17 Apr 2018 08:35 WIB
Dominasi Laptop China di Neraca Dagang RI
Ilustrasi Foto: detikcom/uyung
Jakarta - Setelah dua bulan pertama mengalami defisit, neraca perdagangan Indonesia per Maret 2018 tercatat surplus US$ 1,09 miliar.

Surplusnya neraca perdagangan Indonesia Indoneska karena total ekspor lebih besar dibanding impor. Nilai ekspor tercatat sebesar US$ 15,58 miliar, sementara impor US$ 14,49 miliar.

Sejak membuka 2018 ini, Neraca Perdagangan Indonesia selalu mengalami defisit. Ada defisit sebesar US$ 670 juta di Januari dan US$ 120 juta di Februari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total ekspor Indonesia di Maret 2018 karena ekspor non migas tumbuh 11,77% sementara ekspor migas turun 3,81%. Sementara impor Maret 2018 naik 2,13% (month to month) dengan nilai US$ 14,49 miliar. Secara tahunan, ekspor Maret 2018 tumbuh 9,07% dibandingkan Maret 2017.

BPS mencatat terdapat peningkatan impor laptop dari China yang masuk ke dalam tanah air. Hal itu menjadi salah satu pemicu meningkatnya impor di Maret 2018.

Penasaran bagaimana cerita selengkapnya, cek beritanya di sini:
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ekspor non migas masih mendominasi total nilai ekspor, yaitu sebesar US$ 14,24 miliar atau setara 91%. Sementara sisanya adalah ekspor migas.

Ekspor migas ini turun 3,81% karena ada penurunan nilai ekspor gas. Padahal ekspor hasil minyak dan minyak mentah tercatat naik.

"Untuk industri olahan dengan share 71,75% naik 9,17%, yang signifikan naik antara lain ekspor besi baja, tembaga, pakaian jadi, konveksi tekstil, pulp," katanya di kantornya, Jakarta Pusat.

Ekspor pertanian naik 20,01%. Sayangnya share-nya masih sangat kecil, hanya 1,81%, jadi tidak memberi pengaruh yang signifikan ke total ekspor.

Ekspor pertambangan juga tercatat naik. Pertambangan ini punya pangsa 17,85% dari total nilai ekspor. Komoditasnya antara lain batu bara naik 24%, biji tembaga 36%.

Secara kumulatif, total ekspor Indonesia sebesar US$ 44,27 miliar atau naik 8,78% dibanding periode yang sama 2017. Ekspor non migas US$ 40,21 naik 9,53% dibanding periode yang sama di 2017.

"Menurut sektor 3 bulan pertama, hasil produk industri pengolahan 4,6% naik. Yang signifikan tambang dengan 41,48% karena komoditas utama batu bara. Sementara Januari-Maret ekspor pertanian turun 9,32% karena sharenya kecil dampaknya tidak signifikan," katanya.

Pangsa ekspor Indonesia yang utama adalah China (15,77%), kemudian Amerika Serikat (11,00%) dan Jepang (10,15%). Perkembangan 3 negara ini sebesar 36,92% dari total ekspor.

Suhariyanto mengatakan meningkatnya total ekspor per Maret 2018 salah satunya berasal dari negeri tirai bambu dengan 27,3% dari US$ 14,49 miliar.

Di urutan kedua ada Jepang dengan pangsa pasar 11,64%, Thailand 6,89%, dan Uni Eropa 9,41%.

"Impor China itu banyak laptop dan notebook dari China. Itu salah satu yang utama. Sementara dari Thailand adalah raw sugar (gula)," katanya di kantornya, Jakarta Pusat.

BPS juga mencatat ada kenaikan impor dari beberapa negara, seperti Jepang US$ 243,4 juta, Amerika Serikat (AS) US$ 154,4 juta, dan Malaysia US$ 101,5 juta.

"Peningkatan impor terbesar ini bukan total impor, tapi ini deltanya," jelasnya.


China paling banyak memasok laptop ke Indonesia. Impor laptop dari China di Maret 2018 sebanyak (netto) 756.983 kg dengan nilai sebesar US$ 103,25 juta atau Rp 1,39 triliun (US$ 1 = Rp 13.500).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima detikFinance, Senin (16/4/2018), pada periode Januari-Maret 2018 China memasok 2,11 juta kg dengan nilai US$ 272,82 juta.

"Iya (paling banyak) kaya handphone laptop itu memang dari sana, Tiongkok," kata Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono kepada detiFinance.

Selain China, Indonesia juga mengimpor laptop dari Hong Kong, Taiwan, Amerika Serikat, Singapura.

Untuk Maret 2018, Hong Kong memasok 77 kg dengan nilai US$ 6.790. Lalu, Taiwan sebanyak 507 kg dengan nilai US$ 123.552.

Amerika Serikat memasok 124 kg dengan nilai US$ 32.037, Singapura 172 kg nilainya US$ 41.178. Negara lain-lain 578 kg nilainya US$ 112.621.

Total impor laptop Maret 2018 sebanyak 758.441 kg. Adapun nilainya mencapai US$ 103,57 juta.


Hide Ads