Alasan Pedagang Jersey Tak Naikkan Harga Meski Dolar AS Rp 14.200

Alasan Pedagang Jersey Tak Naikkan Harga Meski Dolar AS Rp 14.200

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Selasa, 22 Mei 2018 13:47 WIB
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menembus level Rp 14.200. Angka ini naik tiga poin dari posisi sebelumnya di level Rp 14.197. Imbasnya beberapa pengusaha dan pedagang yang mengandalkan item impor harus beradaptasi dengan harga baru dengan selisih transaksi antara rupiah dan dolar yang semakin jauh.

Hal tersebut dirasakan salah satu pedagang baju jersey di Pasar Tanah Abang, Dewanto. Ia mengatakan saat ini ia tidak menaikkan harga kaos eceran karena takut para pelanggannya beralih ke toko lain.

"Nggak naikin, kalau naikin harga nanti pelanggan pada kabur kan. Soalnya ada beberapa grosir juga yang tetap jual dengan harga yang sama," kata dia kepada detikFinance, di Lapaknya Lantai 3 Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (22/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia menjelaskan untuk beberapa toko jersey eceran mungkin bisa saja menaikkan harga. Namun ia sulit karena sudah mendapat langganan dengan harga yang terjangkau. Pelemahan rupiah begitu mempengaruhi keuntungan dagangnya. Ia mengaku semua jersey yang dijualnya merupakan barang impor yang dikirim dari Thailand.

Untuk menutupi kenaikan akibat kurs rupiah semakin melemah terhadap dolar dalam transaksi impor di luar negeri, Dewanto mengatakan ia tidak menaikkan harga kaos jersey.

Untuk menyiasatinya Dewanto harus mengurangi untung sekitar 7% dalam setiap kali transaksi untuk menutupi kenaikan harga kaos impor jersey.

"Kan nggak bisa naikin, jadi saya kurangi untung 5-7%. Kebanyakan konsumen Jakarta tapi banyak pembeli juga dari daerah seperti Makasar, Medan, Bandung Padang itu bisa ribuan kaos (per hari)," kata dia.

Per harinya di pasar, ia bisa menjual kaos jersey sekitar 500 kaos. Belakangan kaos jersey tengah booming karena sekitar satu bulan lagi, akan digelar perayaan piala dunia 2018 yang berlangsung di Rusia.

"Sekarang lagi booming kaos kaos negara, seperti Jerman, Perancis, Spanyol. Sehari bisa 500 kaos," kata dia.


Dengan pelemahan rupiah yang terus terjadi selama beberapa bulan banyak pengusaha yang bergantung pada impor harus menanggung kerugian atas kenaikan harga berbagai item karena mereka harua menanggung biaya kenaikan tanpa bisa tidak bisa menaikkan harga secara fluktuatif kepada konsumen di dalam negeri. (dna/dna)

Hide Ads