Jalur Sutra Modern, Dulu Pakai Unta Sekarang Kereta

Laporan dari Urumqi

Jalur Sutra Modern, Dulu Pakai Unta Sekarang Kereta

Fitraya Ramadhanny - detikFinance
Minggu, 27 Mei 2018 03:20 WIB
Foto: Fitraya Ramadhanny
Urumqi - Peradaban Islam dan China melahirkan Jalur Sutra yang legendaris. 2.000 tahun kemudian, jalur perdagangan ini masih ada dan mengikuti perkembangan zaman.

Jalur Sutra dibuka sejak 60 SM di masa Dinasti Han. Rutenya dari Ibukota Kekaisaran China di Xian menuju ke Xinjiang, lalu bercabang ke India, lanjut ke Iran dan bercabang ke Timur Tengah dan lurus lagi sampai ke Romawi.

Sutra, giok, gading, rempah-rempah, dan aneka barang lain diperjualbelikan di sepanjang Jalur Sutra. Ajaran Buddha dan Islam juga masuk ke China lewat Jalur Sutra. 2.000 Tahun kemudian, jalur perdagangan ini akan kembali diaktifkan seperti dahulu kala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Semua itu bertolak dari One Belt and One Read Initiative (OBOR) yang digagas pemerintah China. Jalur daratnya adalah Silk Road Economic Belt (SREB) dan jalur lautnya adalah Maritime Silk Road (MSR).

detikFinance pun diajak meninjau langsung ke Xinjiang, selaku core zone dari Silk Road Economic Belt. Bersama State Council Information Office China dan Information Office Xinjiang Uyghur Autonomous Region, kami melihat pelabuhan darat di Kota Urumqi, Provinsi Xinjiang, Sabtu (5/5/2018).

Tempat itu adalah Urumqi International Landport Zone yang melayani jalur kereta kargo China-Eropa. Xinjiang memiliki 18 pelabuhan darat tipe A, dan Urumqi adalah pelabuhan paling vital.

"Urumqi ada di area inti dari Jalur Sutra, dari sini ada 3 rute utama China-Eropa lintas benua," kata Deputy Manager Xinjiang Railway Logistic Company, Nan Jun.


Perjalanan kereta barang ini dimulai tahun 2016 dengan 150 perjalanan kereta kargo. Tahun 2017 meningkat menjadi 710 perjalanan kereta. Untuk tahun 2018, targetnya adalah 1.400 perjalanan kereta dengan 10 ribu kontainer/tahun.

Jika dulu pakai unta, sekarang pakai kereta. Yang dibawa bukan lagi sutra, batu giok dan rempah-rempah, tapi onderdil mobil, zat kimia dan 200 jenis produk lainnya. Di hadapan kami saat itu adalah sebuah rangkaian kereta barang yang siap berangkat.

"Ini adalah kereta yang mau berangkat ke Naples, Italia membawa 41 kontainer saus tomat. Kereta akan menempuh perjalanan 17 hari sejauh 8.500 km dari Urumqi ke Naples," kata Nan Jun.

Perjalanan kereta lintas benua, tentu butuh infrastruktur yang mumpuni. Pembangunan rel kereta juga menjadi hal yang serius dilakukan di Xinjiang. Dari pelabuhan darat, kami pun diajak melihat workshop milik China Railway Construction Heavy Industry (CRCHI).

Ini adalah salah satu perusahaan konstruksi rel kereta terbesar di China. Di Xinjiang, mereka merevitalisasi rel dan membangun rel-rel kereta baru dengan mesin bor menembus Pegunungan Tianshan.


Mesin bor besar dirakit dalam beberapa model sesuai kebutuhan jalur kereta jenis apa yang dibangun. Mereka mengklaim tetap memperhatikan aspek lingkungan, misalnya membor di bawah danau, daripada membangun jembatan yang bisa merusak ekosistem. Saat ini, CRCHI juga sedang mengerjakan proyek kereta bawah tanah di Urumqi.

Kota Urumqi menjadi pusat perekonomian di Xinjiang. Pada 2017, GDP di Urumqi adalah 274,4 miliar Yuan, naik 8,1%. Pendapatan fiskal daerahnya 62,79 miliar Yuan, naik 34,5%. (fay/dna)

Hide Ads