Hal ini disampaikannya saat menanggapi pandangan fraksi Partai Demokrat, fraksi PDIP, fraksi PKS, dan frkasi PKB.
Sri Mulyani menyebut untuk menjalankan fungsi APBN sebagai instrumen stabilisasi, alokasi, dan distribusi secara seimbang dan efektif, arah kebijakan fiskal yang ditempuh pemerintah di 2019 masih cenderung ekspansi yang lebih terarah dan terukur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, rendahnya angka defisit sambil tetap menjaga daya dorong ekonomi dan melindungi masyarakat paling rentan dan miskin, mengurangi kesenjangan. Hal ini guna menciptakan fiskal yang bisa menjaga perekonomian dari potensi gejolak global.
Untuk menurunkan defisit, Sri Mulyani bilang, pemerintah akan melakukan pengelolaan pembiayaan yang tetap dijaga secara hati-hati. Pengelolaan utang senantiasa mengedepankan aspek kehati-hatian (prudent), produktivitas dalam pemanfaatan, dan tetap menjaga keseimbangan makro ekonomi.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menjaga rasio utang dalam batas aman sesuai aturan Undang-Undang (UU), komposisi utang dalam batas aman dan efisien, serta mengedepankan pemanfaatannya untuk kegiatan produktif dengan prioritas utama pada pembangunan infrastruktur dan penguatan SDM.
"Dalam jangka menengah, defisit akan diupayakan semakin mengecil namun tetap produktif untuk menstimulasi perekonomian," tutup dia.