Harga bahan baku, khususnya impor mulai naik sejak dolar AS meninggalkan Rp 13.300 hingga menuju di kisaran level Rp 14.400.
"Kurang lebih ya kita mulai dari Rp 13.300, sekarang naiknya sudah jadi Rp 14.400, berarti kan sudah Rp 1.000 sendiri tuh ya, terasa juga hampir 5% naiknya (harga bahan baku) 5%-7%," katanya ditemui usai acara halalbihalal Apindo di Jakarta, Kamis (5/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya hampir semua jenis bahan baku harganya naik. Sebagai pengusaha dirinya mengaku cukup dibuat pusing gara-gara dolar AS terus menguat.
"Semua (bahan baku). Kita hampir semua komponen impornya masih cukup tinggi. Mulai dari tekstil sampai farmasi kan itu impor semua. Saya punya pabrik tekstil, tenun sekarang pusing juga kan beli benang dia ngitungnya dolar," jelasnya.
Dengan naiknya harga bahan baku menyebabkan biaya produksi bertambah.
"Karena semua bahan baku kan naik. Bahan baku kan kita apalagi bahan baku impor itu semua dalam dolar. Jadi semua itu otomatis ke biaya produksi naik semua," lanjutnya.
Pengusaha, dinilainya juga akan menjadi lebih berhati-hati dengan kondisi rupiah yang terus melemah.
"Kita yang jelas secara umum memang responsnya kehati-hatian, kan menimbulkan dampak menurunkan produksi. Yang jelas produksi pasti mereka kalkulasi lagi karena biayanya kan jadi mahal," ujarnya.
"Kedua mereka mulai lakukan efisiensi di segala bidang. Jadi produksi turun, efisiensi di tempat tempat lainnya juga akan dilihat lagi. Semua pengeluaran akan direview semua. Itu yang kita khawatir akhirnya ekonominya bisa semuanya melambat," tambahnya. (dna/dna)