Surplus 2,4 Juta Ton, Gula Petani Tidak Terserap

Surplus 2,4 Juta Ton, Gula Petani Tidak Terserap

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Rabu, 25 Jul 2018 20:52 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pasokan gula nasional berada di kondisi berlebih atau surplus sebanyak 2,4 juta ton. Namun, banyaknya jumlah tersebut tidak terserap di pasaran.

Menurut Sekretaris Jenderal Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Nur Khabsyin saat ini kondisi gula yang melimpah dua hal, yakni impor yang berlebih dan aturan terkait pembelian dan penjualan gula.

Hal itu menyebabkan stok gula di pasaran tetap utuh dan tidak terbeli. Bahkan jumlahnya mencapai 2,4 juta ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini pedagang takut membeli, mereka takut dengan aturan bahwa hanya Bulog yang boleh menjual gula ke pasar dan kondisi gula kristal putih (konsumsi) berlimpah," jelasnya kepada detikFinance, Rabu (25/7/2018).



Ia memaparkan, produksi gula nasional di tahun 2018 mencapai 2,1 juta ton. Lalu ditambah sisa gula tahun 2017 sebanyak 1 juta ton dan rembesan gula rafinasi ke pasaran mencapai 800 ribu ton.

Selain itu, ada pula tambahan impor gula konsumsi sebanyak 1,2 juta ton. Artinya pasokan gula nasional ada sebanyak 5,1 juta ton.



Angka tersebut tidak berbanding lurus dengan jumlah kebutuhan di tahun 2018 hanya sebanyak 2,8 juta ton. Sehingga mengakibatkan surplus 2,4 juta ton.

"Jadi total pasokan gula konsumsi 5,1 juta ton. Sedangkan kebutuhan 2,7 sampai 2,8 juta ton. Jadi ada kelebihan 2,4 juta ton," paparnya.

Lantas, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah dalam rapat koordinasi terbatas memutuskan Perum Bulog untuk membeli beras petani dengan harga Rp 9.700 per kilogram (kg) hingga April 2019. (dna/dna)

Hide Ads