"Pernyataan beliau (Prabowo) itu benar kalau mengacu kepada situasi sebelum 2015," kata Erani saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (28/7/2018).
Erani menjelaskan, jika mengacu angka kemiskinan sejak 2014 sampai sekarang justru pemerintah memperbaiki satu per satu masalah yang disampaikan oleh Prabowo Subianto.
Dia menyebut, pada awal-awal 2015 pemerintahan kabinet kerja diwarisi oleh angka kemiskinan sebesar 11,2% atau setara 28,15 juta penduduk. Sekarang, penduduk miskin hanya 9,82% atau sekitar 25,95 juta orang.
"Jadi hanya dalam tiga tahun bisa dikurangi jumlah penduduk miskin 2,2 juta orang," ujar Erani.
Selain itu, Erani juga menjelaskan konsentrasi pemerintah pada kekayaan. Pada Maret 2013 40% kelompok masyarakat paling miskin hanya memperoleh porsi 16,87% dari total pengeluaran belanja nasional, sedangkan 20% golongan paling atas menikmati 48,50% dari total pengeluaran.
Pada Maret 2018, situasi tersebut menjadi lebih baik, di mana 40% kelompok masyarakat bawah pengeluarannya menjadi 17,29% dan 20% golongan paling atas porsi pengeluarannya turun menjadi 46,09%.
"Itu sebabnya rasio gini terus dan sekarang menjadi 0,38 dibandingkan pada 2013 yang mencapai 0,41. Intinya, sekarang pemerataan jadi jauh lebih bagus," tutup dia.
Klik selanjutnya (zlf/zlf)