Fakta di Balik Naiknya Tarif GrabBike

Fakta di Balik Naiknya Tarif GrabBike

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 08 Agu 2018 09:29 WIB
Fakta di Balik Naiknya Tarif GrabBike
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta - Grab secara resmi mengumumkan kenaikan argo minimum perjalanan GrabBike dari sebesar Rp 5.000 menjadi Rp 7.000. Dengan begitu terdapat kenaikan argo minimum perjalanan sebesar Rp 2.000.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengungkapkan pihaknya juga telah menaikkan tarif per kilometer (km) dari Rp 1.600 menjadi Rp 2.300 untuk perjalanan jarak pendek.

"Argo minimum kita naikkan Rp 5.000 jadi Rp 7.000. Sehingga argo per kilometer dari Rp 1.600 menjadi 2.300 untuk perjalanan jarak pendek," kata Ridzki di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya:
Ridzki menjelaskan, sejatinya kenaikan tarif ini sendiri sudah dilakukan lebih dari sebulan lalu. Namun, memang pihak Grab belum mengumumkannya secara resmi kepada masyarakat.

"Jadi (kenaikan) ini memang sebenarnya sudah kita lakukan sejak lebih dari sebulan yang lalu, tapi kita baru umumkan ini," katanya.

Menurutnya, dengan kenaikan tarif yang telah dilakukan lebih dari sebulan ini telah dirasakan manfaatnya oleh para mitra pengemudi. Sebab, kata dia, dalam beberapa bulan terakhir pendapatan mitra pengemudi juga mengalami kenaikan sebesar 12% per bulan.

"Pendapatan mitra GrabBike di-review secara berkala telah mengalami peningkatan sebesar 12% per bulan dalam tiga bulan terakhir melalui peningkatan layanan GrabBike, GrabExpress dan GrabFood," jelasnya.

Selain itu, Ridzki mengatakan dengan adanya peningkatan teknologi yang dilakukan, maka tarif GrabBike juga meningkat rata-rata per km lebih dari Rp 2.000.

"Melalui peningkatan teknologi berdasarkan masukan mitra pengemudi aktif, GrabBike telah meningkatkan rata-rata tarif per km secara berkala jauh di atas Rp 2.000," tuturnya.

Direktur Angkutan dan Multimoda Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani mengatakan bahwa pihaknya mendukung kenaikan tarif yang dilakukan oleh Grab. Sebab dengan kenaikan tarif ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudi atau driver GrabBike.

"Kami sangat mendukung, dan semoga ini jadi salah satu peningkatan kesejahteraan bagi para pengemudi yang ada di GrabBike," kata Yani.

Yani juga mengatakan, kenaikan tarif ini juga diharapkan bisa diikuti oleh operator ojek online lainnya. Dengan begitu, terjadi keseimbangan pasar tarif ojek online.

"Jadi ini kita sambut baik dan semoga apa yang dilakukan Grab ini bisa berikan dampak kepada kesejahteraan, aplikator yang lain juga bisa ikut menyesuaikan harga ini menjadi lebih baik. Baik dari sisi pengemudi dan masyarakat," jelasnya.
Lebih dari itu, Yani mengatakan, kenaikan tarif ini juga sekaligus menjawab ancaman dari sejumlah pihak ojek online yang sebelumnya dikabarkan bakal melakukan aksi mogok saat gelaran Asian Games 2018.

Belakangan ini memang ramai dibahas bahwa pengemudi ojek online berencana menggelar demonstrasi di hari pembukaan Asian Games 2018. Mereka menuntut salah satu perusahaan transportasi yang menjadi sponsor Asian Games mengembalikan tarif minimal.

"Jadi saya juga terima kasih atas apa yang dilakukan ini dalam rangka persiapan Asian Games. Kita nggak ingin Asian Games kita dicederai suatu demo-demo yang tidak produktif dan bahkan bisa coret nama bangsa. Kami berharap tidak ada demo pada tanggal 18 Agustus terkait ojek online ini," katanya.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, permintaan para pengemudi alias driver ojek online (ojol) soal kenaikan tarif sudah dipenuhi oleh pihak operator.

Dengan adanya kenaikan argo minimum, Budi meminta kepada para driver ojol untuk mengurungkan niat berdemo pada saat gelaran Asian Games 2018 di Jakarta.

"Ternyata disampaikan oleh operator sudah memberikan tarif lebih dari Rp 2.000, jadi apa yang diminta, sudah dipenuhi. Jadi mohon pada saudara ojol tidak mempolitisir, nyatanya operator sudah melakukan itu," kata Budi Karya di Komplek Istana.

Pihak Grab juga sudah menaikkan tarif per kilometer (km) dari Rp 1.600 menjadi Rp 2.300 untuk perjalanan pendek. Oleh karena itu, niat berdemo pada saat Asian Games 2018 tidak perlu diwujudkan.

"Tapi memang kelompok ini kan banyak, kalau ada 10 kelompok, kita udah menemui sembilan kelompok, satu ngomong karena berbeda jadi berita. Tapi saya klarifikasi, bahwa operator sudah mengikuti apa yang diharapkan," tutup dia.

Kementerian Perhubungan meminta mitra driver ojek online mengurungkan niatnya untuk berdemo saat pembukaan Asian Games.

Hal tersebut disampaikan langsung Direktur Multimoda Direktorat Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI, Ahmad Yani. Dia mengatakan pesta olahraga empat tahunan negara-negara di Asia itu membawa nama Indonesia.

"Ini event penting, bukan setahun sekali (digelar). Kita diberikan amanah untuk menyelenggarakaan, masa kita ciderai," kata Yani.

Namun pihaknya tidak kuasa melarang bilamana mitra driver tetap ingin berdemo. Tapi sebelum itu terlaksana, pihak Kemenhub terus berupaya untuk mitra pengemudi ojek online untuk membatalkan rencananya itu.

"Kami tidak bisa melarang. Tapi kami terus berkomunikasi agar rencana demo diurungkan," pungkas Yani.

Sebelumnya diberitakan, terjadi mediasi antara driver dan Grab ini berlangsung pada Jumat (3/8/2018) kemarin di Polda Metro Jaya. Ketika itu, pihak Grab menolak tuntutan driver karena alasan supply demand.

Para driver ini menuntut menaikkan tarif dasar, dari yang saat ini antara Rp 1.200-Rp 1.300 per kilometer menjadi Rp 2.000-Rp 3.000 per kilometer.

Para driver ojol berencana menggelar demonstrasi di hari pembukaan Asian Games 2018, karena mereka menuntut Grab sebagai salah satu perusahaan transportasi yang jadi sponsor Asian Games 2018 mengembalikan tarif minimal.

Demo ini akan berlangsung di Palembang dan Jakarta sebagai tempat digelarnya ajang pesta olahraga akbar se-Asia ini.

Hide Ads