Mengenai hal tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, menjelaskan soal isu penambahan izin impor beras sebanyak 1 juta ton untuk tahun ini.
Ia menjelaskan, keputusan pemberian izin impor beras pada Bulog itu diambil bersamaan dengan izin impor sebelumnya. dan dalam rapat koordinasi yang sama di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan ada penambahan (impor), itu sudah 4 bulan yang lalu. Jadi impor beras 500 ton, 500 ton dan 1 juta (ton) dan itu keputusan rakor," ujar Enggar dalam siaran pers yang diterima detikFinance Minggu (26/8/2018).
Enggar menambahkan, saat itu keputusan impor secara bertahap diambil untuk mengendalikan harga beras sebagai antisipasi kemarau yang berpotensi membuat produksi beras turun.
Dengan stok saat ini, Enggar mengatakan pemerintah belum ada rencana untuk menambah impor beras lagi. Apalagi masa Lebaran yang biasanya membuat daya konsumen meningkat masanya sudah lewat.
"Lebaran cukup, itu sudah lewat. Jadi sudah cukup. Ngapain sekarang (impor) kalau barang cukup. Itu kan sudah lewat. Kalau sudah cukup ya sudahlah," ujar Enggar.
Sebagai informasi, data cadangan beras yang dirilis Perum Bulog, per tanggal 9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018 lalu, diketahui bahwa hingga Juli 2018 kemarin stok beras Bulog masih berada di angka 1.861.404 ton.
Stok cadangan nasional dinyatakan aman jika Bulog menyimpan 1 - 1,5 juta ton beras. Surat itu langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
Stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) per akhir bulan Juli 2018 adalah sebesar 1.861.404 ton yang terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton. Dengan stok yang dikuasai tersebut Perum Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah.
Saksikan juga video 'Anggota DPR Nilai Janggal Rencana Impor Beras':
(zlf/zlf)