Hai Anak 90-an, Ingat Tas Alpina? Masih Ada Lho

Hai Anak 90-an, Ingat Tas Alpina? Masih Ada Lho

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 17 Sep 2018 08:30 WIB
Hai Anak 90-an, Ingat Tas Alpina? Masih Ada Lho
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance

Mendaki gunung menjadi aktivitas yang cukup diminati saat ini. Mulai dari gunung yang tingginya ratusan meter di atas permukaan laut hingga ribuan meter di atas permukaan laut.

Memang, Indonesia adalah negara yang memiliki banyak destinasi wisata pendakian gunung. Dalam mendaki, dibutuhkan peralatan yang lengkap mulai dari ransel, tenda, kompor, tali, matras hingga sleeping bag.

Selain perlengkapan itu, juga dibutuhkan pakaian yang nyaman dan aman. Pendiri Alpina Paidjan Adriyanto mengungkapkan saat ini prospek untuk bisnis pakaian mendaki masih besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak zaman sekarang kan suka naik-naik gunung. Pasti mereka butuh pakaian yang menunjang kenyamanan. Mereka pasti butuh jaket supaya tidak kedinginan di gunung sana," kata Yanto saat berbincang dengan detikFinance, akhir pekan lalu.

Saat ini untuk pakaian, Alpina memiliki sejumlah produk, mulai dari T-shirt, flanell, celana kargo dan kemeja. Dia menjelaskan, celana kargo yang ada di Alpina tersedia dalam bentuk pendek dan panjang, serta celana yang bisa disambung. Hal ini agar pengguna celana bisa dengan mudah menyesuaikan pemakaian saat cuaca panas maupun dingin.

Kemeja dan celana yang dijual Alpina memiliki ciri khas kantong yang bisa menggembung dan bahan yang digunakan nyaman serta menyerap keringat.

Sedangkan untuk jaket, Alpina menggunakan bahan goretex yang biasa digunakan oleh jaket-jaket merek luar negeri. "Saya pakai goretex untuk jaket, karena bahan ini sangat bagus dan tahan dingin. Kami juga menyediakan jaket yang bisa tahan di suhu 0 derajat," imbuh dia.

Untuk menjaga kualitas, Yanto secara berkala selalu mendatangi workshop dan memperhatikan produksinya. Dia selalu memastikan jika tukang jahitnya membuat tas dengan kualitas yang terbaik.

Yanto mengatakan, ia memaksimalkan pemakaian bahan celana kargo dan kemeja. Jadi sisa bahan ia gunakan untuk membuat topi rimba dan dompet. Ini dilakukan agar tak ada bahan yang terbuang percuma. Harga perlengkapan yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 80.000 hingga Rp 800.000.

Yanto menjelaskan, saat ini setiap bulannya ia bisa memproduksi 3.000 jenis item untuk dijual. Jumlah ini memang jauh sekali jika dibandingkan dengan saat era 90an. Namun ia tetap optimis bisa terus melanjutkan bisnis ini.

Untuk menjalankan bisnis, Alpina mendapatkan pendanaan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam bentuk kredit modal kerja. Kredit ini diambil sejak tahun 1986 hingga saat ini.

Untuk memanjakan pelanggan, Yanto memberikan garansi seumur hidup untuk tas Alpina. Jadi, jika ada kerusakan pada tas maka pembeli bisa membawa ke showroom di Jalan Alpina dan akan dibantu untuk perbaikan.

"Meskipun produknya sudah 20 tahun, lalu rusak kalau dibawa kemari pasti kita perbaiki. Garansinya seumur hidup, misalnya ada jahitan yang rusak dibawa saja ke sini, tinggal tunjukkan ke penjaga toko dan kami terima," jelas dia.

(kil/ang)
Hide Ads