Pemerintah masih bisa tambah utang Rp 359,12 triliun tahun depan. Tambahan utang itu sebagai langkah menambal defisit APBN.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan angka defisit tersebut naik tipis lantaran adanya penyesuaian asumsi kurs menjadi Rp 14.500 per dolar AS.
"Kebijakan fiskal kita tahun depan masih ekspansif, artinya kita masih membelanjakan lebih besar daripada yang diterima negara," kata Suahasil di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambalan defisit anggaran yang sebesar Rp 359,12 triliun di tahun depan pun akan dilakukan dengan cara penerbitan surat berharga negara (SBN).
Dia merinci, terdapat SBN neto yang jumlahnya tetap sama sesuai nota keuangan yaitu sebesar Rp 386,21 triliun. Selanjutnya pinjaman neto yang sebesar minus Rp 27,09 triliun
Dengan defisit yang sebesar 1,84% terhadap PDB, Suahasil mengatakan hal tersebut membuat defisit keseimbangan primer tahun depan menurun menjadi Rp 21,7 triliun.