Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution hadir dalam rapat soal data produksi beras di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Senin (22/10/2018). Menurut Darmin, dalam rapat itu terungkap surplus beras diperkirakan 2,8 juta ton sampai akhir tahun.
Pertanyaannya, kalau produksi beras surplus, kenapa Indonesia harus impor beras? Darmin menjelaskan meskipun surplus, beras-beras tersebut tersendat masuk ke pasar.
Pemicunya, menurut Darmin, sebagian besar petani menyimpan kelebihan produksi beras itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Darmin, situasi tersebut juga memicu penyerapan beras Bulog di awal tahun rendah.
"Itu sebabnya di awal tahun kita sudah mulai melihat, bahwa stok Bulog kok rendah sekali. Bahkan pada waktu Maret kita mengimpor, itu stok Bulog tinggal 500 ribu ton," pungkas dia.