Panen Berkurang, Harga Bawang Merah Mulai Merangkak Naik

Panen Berkurang, Harga Bawang Merah Mulai Merangkak Naik

Imam Suripto - detikFinance
Rabu, 24 Okt 2018 18:12 WIB
Foto: Imam Suripto/detikcom
Brebes - Harga bawang merah di Brebes, Jawa Tengah, naik sejak empat hari lalu, meski tidak banyak, kenaikan ini cukup disambut baik para petani.

Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mencatat, kenaikan harga ini hampir terjadi di seluruh sentra bawang yang ada di Brebes. Kenaikan tersebut tidak sama antar daerah, namun secara umum terjadi kenaikan rata rata Rp 2.000 per kilogram (kg).

"Sejak 20 Oktober ini harga mulai naik. Secara umum, rata rata kenaikan adalah Rp 2.000 per kilo," ungkap Juwari, Ketua ABMI, Rabu (24/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelumnya, harga bawang merah berada pada level yang rendah, antara Rp 8.000 sampai Rp 10.000/kilogram (kg). Jika dihitung dengan biaya tanam, harga jual Rp.10.000 ini masih belum menutup biaya produksi.

Juwari menghitung, saat ini lahan bawang seluas 1 hektar menghabiskan biaya tanam Rp.125 juta. Biaya itu dipakai untuk pengolahan lahan, tenaga kerja, bibit dan saprodi seperti pupuk dan obat obatan. Dengan lahan seluas 1 hektar ini, panen bawang yang dihasilkan 10 sampai 12 ton.


"Agar petani memperoleh untung, minimal harga jual bawang Rp 15.000 per kg. Kalau kemarin kemarin dijual Rp 10.000, itu tidak menutup biaya tanam," beber Juwari.

Petani bawang merah di BrebesPetani bawang merah di Brebes Foto: Imam Suripto/detikcom

Kenaikan harga ini, papar Juwari, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain telah berakhirnya musim panen di sentra bawang merah, seperti Brebes, Cirebon, Demak, Kendal, Nganjuk, Probolinggo dan Malang. Faktor lain yang mempengaruhi adalah stok bawang di gudang menipis sebagai dampak berakhirnya masa panen.

Juwari memprediksi, kenaikan harga ini akan terjadi sampai akhir 2018. Sebagai Ketua ABMI dia berharap pemerintah tidak melakukan impor agar stabilitas harga terus terjaga. Mengingat pada periode Februari sampai Maret akan kembali terjadi kelangkaan bawang karena adanya musim hujan.


"Bawang impor biasanya masuk pada bulan Februari dan Maret. Saya minta bawang impor ilegal juga perlu diwaspadai," kata Juwari.

"Bawang impor ilegal jangan sampai masuk Indonesia. Bawang ilegal dari Vietnam dan Thailand ini banyak menumpuk di Tanjung Balai, Asahan dan Dumai. Masuk wilayah Indonesia lewat jalur tikus dengan perahu kecil. Ambil dari Pokang Malaysia," tandas Juwari.

Untuk menjaga harga bawang tidak kembali jatuh, Pemerintah diminta untuk menyerap dan menyiapkan gudang guna menyimpan hasil panen. Hal ini sesuai aturan Permendag nomor 96 tahun 2018. Dimana bulog harus melakukan upaya stabilisasi harga dengan membeli panen petani termasuk bawang.



Petani bawang merah di BrebesPetani bawang merah di Brebes Foto: Imam Suripto/detikcom

Sementara itu, di sejumlah lapak lapak bawang, kenaikan harga cukup bervariatif. Kursino, petani bawang yang ditemui di lapak bawang Desa Klampok mengatakan, bawang kualitas bagus laku dijual dengan harga Rp 15.000

"Kalau di sini masih sudah tinggi naiknya. Tapi di daerah lain masih ada yang Rp 2.000 per kilo naiknya," katanya. (hns/hns)

Hide Ads