Punya Metode Baru, BPS Tak Lagi 'Ramal' Angka Produksi Beras

Punya Metode Baru, BPS Tak Lagi 'Ramal' Angka Produksi Beras

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 25 Okt 2018 08:38 WIB
Punya Metode Baru, BPS Tak Lagi Ramal Angka Produksi Beras
Foto: Puti Aini Yasmin/detikFinance

Kepala BPS Suharyanto mengatakan, pihaknya bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah merumuskan metodologi baru pendatan produksi beras sejak 2015.

"Kenapa metodologi perhitungan beras perlu diperbaiki, karena sejak 1997 banyak pihak menduga bahwa perhitungan data produksi kurang tepat. Itu kesalahan banyak pihak termasuk BPS tentunya," tuturnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sendiri meminta agar metode perhitungan yang baru harus memenuhi 3 aspek, yakni objektif, menggunakan teknologi terkini dan harus transparan. Artinya semua pihak bisa melihat metodologinya. Akhirnya terpilih metodologi Kerangka Sampel Area (KSA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KSA sendiri merupakan metode perhitungan luas panen khusunya tanaman padi dengan memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari BIG dan peta lahan baku sawah yang berasal dari Kementerian ATR.

Untuk menghitung produksi maka memerlukan data luas panen dan prpduktivitas. Untuk luas panen sendiri tergantung dari data luas bahan baku sawah.

Untuk menghitung luas bahan baku sawah tim BPS harus datang langsung ke titik koodinat yang ditentukan melalui citra satelit. Setelah ada di titik koordinat kemudian tim BPS emngambil foto.

Hasilnya BPS mendapatkan data bahwa luas lahan baku sawah saat ini sebesar 7.105.145 hektar. Angka itu turun dibanding data luas lahan baku sawah sebelumnya di 2013 seluas 7.750.999 hektar.

Kemudian berdasarkan survei KSA luas panen padi di Indonesia periode Januari - September 2018 sebesar 9,54 juta hektar. Luas panen tertinggu terjadi pada Maret 2018 sebesar 1,72 juta hektar, sementara terendah pada Januari 2018 yakni 0,53 juta hektar.


Hide Ads