Harga Gabah Naik, Beras Medium Jadi Mahal

Harga Gabah Naik, Beras Medium Jadi Mahal

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Jumat, 23 Nov 2018 10:08 WIB
Harga Gabah Naik, Beras Medium Jadi Mahal
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Harga beras medium di Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) terpantau tinggi. Bahkan, ada yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (PIBC) yakni Rp 10.300 per kilogram (kg).

Adapun kenaikan harga ini dipengaruhi oleh nilai gabah yang terus meningkat. Sehingga membuat penggiling memilih untuk memproduksi beras premium guna menutupi biaya produksi.

Dirangkum detikFinance, Jumat (23/11/2018) begini ulasan selengkapnya:
Operasi pasar dengan menjual beras medium seharga Rp 8.500 per kg dilakukan oleh Perum Bulog dan PT Food Station. Langkah itu dilakukan untuk merespons kenaikan harga beras medium yang terjadi.

Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini harga beras jenis premium dipatok Rp 9.225 per kg. Angka ini mengalami kenaikan dari sebelumnya di angka Rp 8.000-an per kg.

"Hari ini harga beras medium rata-rata Rp 9.225 per kg dan ini perintah Bapak Presiden langsung untuk menstabilkan," kata dia di Operasi Pasar, Pasar Induk Beras Tjipinang, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan operasi pasar tersebut akan dilaksanakan langsung di PIBC dan PD Pasar Jaya dengan menggelontorkan beras medium hingga 6.000 ton per minggunya.

Adapun hari ini yang digelontorkan ada sebanyak 100 ton dengan harga Rp 8.500 per kg di PIBC. Sedangkan untuk operasi pasar di PD Pasar dipatok Rp 9.000 per kg.

"Hari ini 100 ton tapi ke depannya akan ada tambahan 2.000 ton. Lalu, per minggunya 5.000 ton sampai 6.000 ton. Ini dilepas dengan harga Rp 8.500 per kg di Cipinang dan di pasar turunan (PD Pasar Jaya) Rp 9.000 per kg," ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan akan terus mendukung operasi pasar yang dilakukan selama dibutuhkan. Stok beras di gudang Bulog sendiri ada sebanyak 2,4 juta ton.

"Kita akan turunkan (beras operasi pasar) selama dibutuhkan. Di gudang ini cukup, ada 2,4 juta ton," tutup dia.

Harga beras jenis medium di PIBC mulai dari Rp 9.200 hingga mencapai Rp 10.300 per kg. Salah satu pedagang beras di PIBC, Yono mengatakan saat ini beras medium dijual dengan harga Rp 9.200 hingga Rp 10.300 per kg. Angka ini meningkat dari sebelumnya di kisaran Rp 8.000-an per kg.

"Kalau medium ini sudah Rp 9.200 sampai Rp 10.300 per kg lah sekarang. Waktu itu masih Rp 8.000-an," jelas dia di PIBC, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan kenaikan harga tersebut dipengaruhi dengan harga gabah yang tinggi. Pasalnya, produksi saat ini berkurang mengingat cuaca memasuki musim hujan.

Adapun saat ini harga gabah telah mencapai Rp 5.500 per kg dari sebelumnya di angka Rp 3.800 per kg.

"Kenaikan harga beras medium itu karena gabah naik. Itu karena panen yang nggak merata, jadi produksi berkurang kan," papar dia.

Pedagang lainnya, Zulkifli mengatakan saat ini harga beras yang dijual dipatok di angka Rp 9.225 per kg. Angka ini dianggap tinggi karena mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 9.450 per kg.

Ia mengungkapkan, tingginya harga tersebut bisa membuat pembeli yang sebagian adalah pedagang eceran menjual beras medium di atas HET nantinya.

"Harga medium itu Rp 9.225 per kg itu kan sudah mendekati HET. Kalau pedagang beli di Cipinang segitu, nanti mau dijual berapa? Belum biaya ke sini (Cipinang)," ungkap dia.

Selain itu, ia menjelaskan kenaikan tersebut telah berlangsung dalam tiga minggu terakhir. Padahal sebelumnya harga berada di kisaran Rp 8.500 hingga Rp 8.700 per kg.

"Itu sudah 3 mingguan ya. Padahal sebelumnya masih Rp 8.500 sampai Rp 8.700 per kg ini karena memang gabah tinggi ya harganya," tutup dia.

Salah satu pedagang di PIBC, Yono mengatakan saat ini harga gabah di daerah telah mencapai Rp 5.500 per kg. Angka ini lebih tinggi dari sebelumnya di angka Rp 3.700 hingga Rp 3.800 per kg.

Ia memaparkan kenaikan harga gabah itu dipengaruhi dengan berkurangnya produksi di tengah panen gadu.

"Sekarang harga gabah itu Rp 5.500 per kg. Kenaikan gabah itu karena panen yang enggak merata kan sekarang panen gadu, kurang kan produksi," sambung dia.

Maka dari itu, kata Yono, petani ingin mencari untung guna menutupi biaya produksi yang tinggi karena harga gabah.

Senada dengan itu, Pedagang lainnya Zulkifli juga mengatakan tingginya harga beras medium dipengaruhi oleh produksi gabah yang berkurang.

Dia menambahkan, naiknya harga beras medium ini telah berlangsung selama tiga minggu terakhir.

"Ini sudah tiga minggu terakhir. Harga habah di daerah itu sudah Rp 5.500 per kg, kalau digiling jadi beras sampai di Induk kan sudah Rp 11.000 dan tidak mungkin medium," pungkasnya.

Perum Bulog dalam operasi pasar kali ini ikut menggelontorkan beras yang berasal dari pasokan impor. Adapun beras tersebut berasal dari empat negara berbeda.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan operasi pasar akan menggelontorkan beras dari gudang Bulog, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

"Iya (dari gudang). Nanti 50:50 itu ada yang dari dalam negeri dan sama luar negeri," kata dia di PIBC.

Tri menjelaskan beras impor berasal dari 4 negara yaitu Vietnam, Thailand, Pakistan dan India. Sementara itu total stok beras, impor maupun lokal, di gudang Bulog sebanyak 1,8 juta ton.

"Ya impor itu kan kita ada dari empat negara, Vietnam, Thailand, Pakistan, dan India," terang Tri.

Beras yang digelontorkan ke pasar jenis medium dan tak akan dicampur antara yang pera dan pulen.

"Nggak dicampur. Jadi nanti ada dua pilihan, kan tergantung selera ada yang butuh pera dan pulen itu dua-duanya masuk jenis medium," terang Tri.

Kepala Koperasi PIBC, Zulkifli, menambahkan saat ini beras yang digelontorkan Bulog baru 100 ton, namun belum mempengaruhi harga beras medium di pasaran.

Zulkifli memperkirakan harga beras medium baru turun setelah operasi pasar gencar dilakukan selama satu bulan lamanya.

"Ini kan baru masuk ya 100 ton ya belum ada pengaruh. Palingan satu minggu sampai satu bulan baru terpengaruh harga itu jadi Rp 8.500 per kg," tutur Zulkifli

Hide Ads