Untuk mengurangi sampah plastik ini, Susi juga mendorong pemakaian kemasan yang tidak sekali pakai. Kemasan itu dipromosikan Susi dalam kegiatan memasak di Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta kemarin
Susi menceritakan, kemasan atau tas plastik itu dibuat oleh seorang pengrajin bernama Istiqomah, asal Demak. Tas berwarna hijau itu berasal dari plastik limbah garmen.
"Kita kenalin yang juga pionir pengurangan sampah laut. Sekarang tinggal kita. Pasti semua bawa kresek, aku mau buat contoh, pinjam saja sini (kresek), kresek ini sama begini (tas daur ulang), cantik mana coba. (Kresek) kalau sudah sedikit sobek pasti dibuang. Buangnya mikir enggak, berr," kata Susi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susi mengatakan, karena awet tas ini bisa terus digunakan dan tidak menimbulkan sampah. Tidak seperti plastik kresek yang cepat rusak sekali pakai.
Setelah rusak, plastik itu kemudian dibuang dan menimbulkan sampah di laut.
"Makan sama paus, pausnya mati," tambahnya.
Menurut Susi, selain mengatasi sampah plastik, tas daur ulang juga menjadi peluang usaha karena menghasilkan pundi-pundi uang.
"Entrepreneurship itu datang dari mana saja. Yang harus jalan pikiran kita, hanya kuat kalau kita pintar. Kita pintar kalau makan ikan," tutupnya.