Lebih Rendah dari Sebelumnya, Inflasi 2018 Sebesar 3,13%

Lebih Rendah dari Sebelumnya, Inflasi 2018 Sebesar 3,13%

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 03 Jan 2019 09:26 WIB
1.

Lebih Rendah dari Sebelumnya, Inflasi 2018 Sebesar 3,13%

Lebih Rendah dari Sebelumnya, Inflasi 2018 Sebesar 3,13%
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan angka inflasi 2018 pada Rabu (2/1/2019). Sepanjang 2018 inflasi tercatat 3,13%, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi periode 2017 yang sebesar 3,61%.

BPS mengharapkan tahun 2019 ini angka inflasi bisa lebih rendah dan terjaga jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya.

Mau tau apa saja penyebab inflasi? Berikut berita selengkapnya yang dirangkum detikFinance, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Menurut Kepala BPS Suhariyanto inflasi 2018 tersebut lebih kecil dibandingkan 2017 yang sebesar 3,61%. Secara bulanan dari November ke Desember juga kenaikannya hanya tipis.

"Ini tentunya capaian yang menggembirakan," ujarnya di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).

Suhariyanto menambahkan inflasi 2018 ini berada di bawah target pemerintah sebesar 3,5%. Ia berharap inflasi juga makin terkendali di 2019.

"Dengan target sebesar 3,5% inflasi tahun 2018 berada di bawah target, dan tentunya kita berharap 2019 ini harga barang makanan dan segala kebutuhan bisa stabil dan inflasi berada di bawah target," jelasnya.

Inflasi Desember terjadi akibat kenaikan harga bahan makanan 1,45% sehingga memberikan andil 0,29%. Sektor Transportasi, komunikasi, jasa keuangan tumbuh 1,28% dengan andil 0,24%.

"Ini dua kelompok pengeluaran yang inflasi cukup tinggi di Desember 2018," ujarnya.

Beberapa komoditas bahan makanan yang alami peningkatan antara lain telur ayam ras dengan andil 0,09%, daging ayam ras juga naik karena kebutuhan Natal dan Tahun Baru, andilnya 0,07%.

"Kemudian ketiga kenaikan harga bawang merah andilnya 0,05%. Kemudian harga beras naik meski tipis dan terkendali tapi andil 0,03%," katanya.

"Sementara harga komoditas bahan makanan deflasi cabai merah andil ke deflasi 0,03%," tambahnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, mengatakan pemerintah berupaya menekan angka inflasi 2019 menuju 3%. Meskipun, menurutnya pemerintah tidak merevisi target inflasi tahun ini.

"Kita juga targetnya mau mendorong tahun ini bisa jadi 3%. Tapi target ya tetap tidak ada kita revisi 3,5% plus minus 1," kata Darmin, saat menghadiri Peresmian Pembukaan Perdagangan Tahunan Pasar Modal, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (02/01/2019).

Darmin sendiri percaya inflasi 2018 akan lebih rendah. Hal itu lantaran inflasi dari barang kebutuhan penting saat menurun. Mulai dari pangan hingga pendidikan.

"Inflasi kita tahun ini bisa lebih rendah dari tahun lalu. Karena kebutuhan penting kita turun inflasinya, pangan kemudian distribusi perhubungan, pendidikan turun," ungkapnya.

Darmin mengaku optimis pemerintah masih bisa menekan inflasi karena menurutnya pemerintah mampu mengendalikan inflasi lebih baik. Dia mencontohkan kinerja pemerintah yang berhasil menekan inflasi di 2018 meskipun Januari 2018 angkanya tinggi.

"Kita bisa kendalikan dengan baik, awal tahun lalu inflasi kita tinggi banget, waduh kalau liat Januari sudah cemas kita. Tapi di Februari Maret negatif inflasinya, deflasi, tahun ini kita akan usaha seperti itu lagi," kata Darmin.

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) juga mengingatkan pemerintah menjaga laju inflasi. Kestabilan harga tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada pengendalian dari pemerintah.

Menurut Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta pemerintah saat ini berhasil menjaga kestabilan angka inflasi bahkan mencapai penurunan yang signifikan dari tahun lalu. Pemerintah haris tetap menjadikan pengendalian harga prioritas utama.

"Tidak mungkin inflasi rendah bisa terjadi apabila tidak ada pengendalian. Menjaga pengendalian harga harus tetap menjadi concern yang utama," kata Arif.

Untuk itu Arif memberikan pemerintah tetap bisa mengendalikan harga pangan. Pertama menurutnya adalah pemerintah harus bisa berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar.

"Berikutnya, tim pengendalian inflasi baik daerah maupun pusat terus aktif dalam menjaga laju inflasi yang stabil. Selain itu, pemerintah juga hadir untuk melakukan kontrol penetapan harga lewat kebijakan harga acuan," ungkapnya.

Terakhir menurut Arif, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk menekan laju inflasi. Terlebih lagi dengan masih banyaknya daerah yang konektivitasnya rendah.

"Pembangunan infrastruktur ini dapat mempercepat mobilitas barang. Dalam jangka pendek, kontribusi pembangunan infrastruktur sangat jelas dalam menekan laju kenaikan harga," tegasnya.

Hide Ads